Apelia, Shinta (2019) PELAKSANAAN GADAI TANAH DARI HARTA PUSAKA TINGGI DI NAGARI SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (219kB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
Bab I.pdf - Published Version Download (623kB) | Preview |
|
|
Text (Bab IV)
Bab IV.pdf - Published Version Download (195kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (198kB) | Preview |
|
Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Gadai terhadap tanah dari harta pusako tinggi di Minangkabau disebut juga dengan istilah pagang-gadai, yang hanya dapat dilakukan dalam keadaan sangat mendesak yaitu untuk keperluan sebagai berikut: mayik tabujua diateh rumah(mayat terbujur diatas rumah), gadih gadang alun balaki (gadis dewasa belum menikah), rumah gadang katirisan (rumah gadang rusak berat), mambangkik batang tarandam (membangkit batang tarandam). Pagang-gadai yang ada di Minangkabau khususnya di Nagari Sungai Nanam adalah kegiatan sosial untuk saling tolong-menolong antara masyarakatnya. Gadai akan ditebus meskipun tidak terikat jangka waktu untuk menebusnya. Pasal 7 Undang-Undang No.56/Prp/1960 menegaskan tanah gadai yang sudah berumur 7 tahun atau lebih harus dikembalikan kepada pihak pemberi gadai tanpa ada uang tebusan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah latar belakang masyarakat Nagari Sungai Nanam melaksanakan gadai tanah dari harta pusako tinggi, bagaimana pelaksanaan gadai tanah dari harta pusako tinggi di Nagari Sungai Nanam Kabupaten Solok, Bagaimanakah berakhirnya proses gadai tanah dari harta pusako tinggi di Nagari Sungai Nanam Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis yaitu pendekatan yang menekankan pada praktek di lapangan dan dikaitkan pada aspek hukum yang berlaku tentang pelaksanaan gadai dalam masyarakat Hukum Adat Minangkabau di Nagari Sungai Nanam Kabupaten Solok setelah berlakunya Pasal 7 Undang-Undang No.56/Prp/1960 dalam praktek. Dari hasil penelitian latar belakang masyarakat melaksanakan gadai adalah 1) menikahkan anak perempuan yang sudah berumur, 2) biaya pengobatan saudara yang sedang sakit. Dari hasil penelitian masyarakat Nagari Sungai Nanam melaksanakan gadai tanah harta pusaka tinggi berdasarkan hukum adat setempat, yaitu dengan cara: 1) pihak penggadaikan menyamapaikan keinginan untuk menggadai harta pusaka tinggi kepada kaumnya, 2) mencari pihak yang akan menerima gadai, 3) menetukan besar jumlah uang gadai, 4) membuat surat perjanjian gadai, 5) pihak penerima gadai memberikan uang pinjaman kepada pemberi gadai. Dalam pelaksanaan gadai umumnya tidak disebutkan jangka waktu batas gadai. Pelaksanaan pengembalian tanah gadai adalah sesuai dengan yang diperjanjikan di awal yaitu tanah akan dikembalikan apabila si pemberi gadai sudah membayar uang pinjaman dari pihak penerima gadai. Dalam pelaksanaan gadai tanah harta pusako tinggi di Nagari Sungai Nanam Pasal 7 Undang-Undang No.56/Prp/1960 tidak efektif karena: 1) masyarakat masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat, 2) kurangnya sosialisasi penyuluhan hukum tentang Pasal 7 Undang-Undang No.56/Prp/1960 dari pemerintah kepada masyarakat Nagari Sungai Nanam. Kata Kunci : Pagang Gadai, Harta Pusaka Tinggi, Prp No. 56/Prp/1960.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. Zefrizal Nurdin. S.H., M.H |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum |
Depositing User: | S1 Ilmu Hukum |
Date Deposited: | 12 Apr 2019 15:04 |
Last Modified: | 12 Apr 2019 15:04 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/43848 |
Actions (login required)
View Item |