Desmaisi, desmaisi (2018) PRAKTIK SOSIAL PEREMPUAN MELAKUKAN PERCERAIAN DAN NIKAH KEMBALI (Studi Kasus: Nagari Padang Gantiang, Kecamatan Padang Ganting, Kabupaten Tanah Datar). Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (cover dan abstrak)
cover dan abstrak.pdf - Published Version Download (35kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB 1.pdf - Published Version Download (176kB) | Preview |
|
|
Text (BAB IV KESIMPULAN)
BAB IV.pdf - Published Version Download (33kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (37kB) | Preview |
|
Text (SKRIPSI FULL TEXT)
gabungan watermark.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Desmaisi. 1310811036. Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas. Judul Skripsi Alasan Perempuan Melakukan Perceraian dan menikah kembali di Nagari Padang Gantiang, Kecamatan Padang Ganting, Kabupaten Tanah Datar. Padang 2017. Pembimbing I Dr.Jendrius,M.Si dan Pembimbing II Machdaliza Masri,SH,M.Si Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya praktik perceraian dan menikah kembali setelah bercerai oleh perempuan di Nagari Padang Gantiang. Tujuan penelitian ini adalalah 1) Menggali pengalaman perempuan perempuan yang melakukan perceraian dan menikah kembali. 2) Mengidentifikasi struktur-struktur yang enabling dan constraining terhadap praktik perceraian perempuan. 3) Mengidentifikasi struktur yang enabling dan constraining terhadap praktik perempuan menikah kembali.Untuk memahami permasalahan ini, peneliti menggunakan teori strukturasi yang dikemukakan oleh Anthony Giddens. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dengan teknik life history. Struktur yang enabling dan constraining terhadap praktik perempuan menikah kembali ditemukan ada lima struktur yang enabling terhadap praktik perempuan menikah kembali yaitu: 1) Praktik nikah siri adalah hal yang lumrah di lakukan di Nagari Padang Gantiang. 2) Status janda dinilai negatif. 3) Menikah kembali setelah bercerai adalah urusan personal. 4) Anak dinilai sebagai pelanjut nasapnya. 5) Adanya media untuk menikah kembali. Sedangkan struktur yang constraining terhadap praktik perempuan menikah kembali yaitu: 1) Adanya keharusan menikah diatas 16 tahun.2) adanya aturan untuk menikah di KUA. 3) Diperlukannya izin istri pertama jika suami berpoligami. 4) Adanya peraturan untuk PNS tentang izin berpoligami. Struktur-struktur yang enabling dan constraining terhadap praktik percerai perempuan ditemukan ada lima struktur yang enabling praktik perceraian di lakukan oleh perempuan yaitu: 1) Adanya campur tangan pihak ketiga. 2) Perempuan pelaku perceraian dan menikah kembali korban KDRT. 3) Buruknya kondisi ekonomi keluarga perempuan pelaku perceraian dan menikah kembali. 4) Minimnya pengetahun perempuan pelaku perceraian dan menikah kembali akan kehidupan berumah tangga.5) Suami kembali lagi ke istri/jandanya. Sedangkan ada empat struktur yang constraining terhadap praktik perceraian perempuan yaitu, 1) Keberadaan anak sebagai penyatu orangtua.2) Adanya peraturan tentang perceraian. 3) Adanya konsepsi tentang keluarga ideal. 4) Pihak perempuan lebih susah untuk bercerai dibandingkan dengan pihak laki-laki. Kata kunci : praktik sosial, pengalaman, perempuan, perceraian dan menikah kembali, menikah kembali, perceraian
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr.Jendrius,M.Si |
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | s1 sosiologi sosiologi |
Date Deposited: | 11 May 2018 12:23 |
Last Modified: | 11 May 2018 12:23 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/33782 |
Actions (login required)
View Item |