Ovandriyove, Ovandriyove (2017) STRUKTUR VERTIKAL HUJAN DI SUMATERA DAN LAUTAN SEKITAR BERDASARKAN DATA SATELIT TRMM-PR. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
#1 Abstrak Skripsi (Ovandriyove).pdf - Published Version Download (316kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
#2 BAB 1 Skripsi (Ovandriyove).pdf - Published Version Download (287kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 5)
#3 BAB 5 Skripsi (Ovandriyove).pdf - Published Version Download (172kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
#4 Dapus Skripsi (Ovandriyove).pdf - Published Version Download (300kB) | Preview |
|
Text (Skripsi full text)
#5 Full Skripsi (Ovandriyove).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
Abstract
Struktur vertikal hujan di Sumatera dan lautan sekitar diteliti menggunakan satelit Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) Precipitation Radar (PR). Penelitian dilakukan pada kawasan 10˚LS-10˚LU dan 85˚BT-110˚BT dengan memanfaatkan data TRMM 2A25 selama tiga tahun (2011-2013) yang diamati dengan gradien radar reflectivity (Z) dan kontur Z dalam bentuk Contoured Frequency by Altitude Diagrams (CFAD). Struktur vertikal hujan secara umum memperlihatkan perbedaan antara daratan Sumatra dan lautan sekitar. Di daratan radar reflectivity (Z) sebagian besar menurun terhadap penurunan ketinggian (downward deacreasing/DD) sedangkan lautan sebaliknya (downward increasing/DI). Dengan demikian, pertumbuhan hujan di daratan Sumatera lebih kecil dibandingkan lautan sekitar. Pola DD dan DI dipengaruhi oleh tipe hujan (stratiform, deep convective dan shallow convective) dan musim. Tingkat pertumbuhan hujan paling rendah terjadi pada stratiform sedangkan yang paling tinggi adalah shallow convective. Hujan stratiform dan shallow convective paling banyak terjadi selama Desember-Januari-Februari (DJF), sedangkan deep convective selama September-Oktober-November (SON). Pola DD dominan terjadi pada stratiform dengan pertumbuhan hujan terendah yaitu selama Juni-Juli-Agustus (JJA) sedangkan dua tipe lainnya pertumbuhan hujannya lebikh tinggi (gradien Z lebih besar) dimana untuk deep convective tertinggi teramati selama DJF dan shallow convective selama JJA. Hujan stratiform tidak menunjukan perbedaan distribusi spasial yang signifikan. Deep convective memperlihatkan pola DD yang dominan di darat terutama selama SON. Kemudian, shallow convective memiliki pola DI yang dominan terutama pada Samudera Hindia bagian selatan dan paling dominan selama JJA. Kata kunci : Struktur vertikal hujan, TRMM 2A25, Sumatera
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr.Techn. Marzuki |
Subjects: | Q Science > QC Physics |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Fisika |
Depositing User: | s1 fisika fisika |
Date Deposited: | 30 Oct 2017 12:25 |
Last Modified: | 30 Oct 2017 12:25 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/31399 |
Actions (login required)
View Item |