INHIBISI KOROSI BAJA LUNAK OLEH KUERSETIN-3-O-RUTINOSIDA DAN EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) DALAM LARUTAN ASAM SULFAT

Diah, Riski Gusti (2017) INHIBISI KOROSI BAJA LUNAK OLEH KUERSETIN-3-O-RUTINOSIDA DAN EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) DALAM LARUTAN ASAM SULFAT. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover & Ringkasan)
cover.pdf - Published Version

Download (340kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Pendahuluan)
BAB I pendahuluan.pdf - Published Version

Download (264kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Penutup)
BAB penutup.pdf - Published Version

Download (322kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (315kB) | Preview
[img] Text (Disertasi Fulltext)
fulltext.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Inhibisi korosi terhadap baja lunak oleh kuersetin-3-O-rutinosida dan ekstrak dari daun singkong ( Manihot esculenta) di dalam larutan H2SO4 0,5 M telah dipelajari yang terdiri dari ekstrak etanol daun singkong disebut dengan ekstrak A, fasa air hasil isolasi kuersetin-3-O-rutinosida disebut ekstrak B, dan kuersetin-3-o-rutinosida yang disebut dengan KOR. Efisiensi inhibisi dan sifat-sifat adsorpsi dipelajari menggunakan metoda kehilangan berat (weight loss) pada variasi suhu 303K, 313K, 323K dan 333K dan variasi konsentrasi 0,1; 0,5; 1,0; 5,0 ; dan 10 g/L. Polarisasi potensiodinamik ( Tafel) digunakan untuk menentukan efisiensi inhibisi dan jenis inhibitor. HPLC dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa yang terdapat dalam ekstrak. Spektroskopi FT-IR berguna untuk mengetahui interaksi gugus aktif ekstrak dengan baja lunak. Morfologi permukaan baja lunak diamati dengan menggunakan SEM dan EDX. Parameter termodinamika yang digunakan yaitu energi aktivasi, entalpi aktivasi, entropi aktivasi, energi bebas adsorpsi standar, entalpi adsorpsi standar, entropi adsorpsi standar, dan Kads Hasil uji fitokimia memperlihatkan bahwa ekstrak A mengandung klorofil saponin, terpenoid, steroid, fenolik, dan flavonoid. Ekstrak B mengandung saponin, fenolik dan flavonoid sedangkan KOR positif terhadap uji fenolik dan flavonoid. Hasil analisis spektrum FT-IR menunjukkan adanya interaksi gugus aktif OH, C=C, C=O dan C-O dari ekstrak A, ekstrak B dan KOR dengan besi di permukaan baja. Hasil analisis HPLC membuktikan bahwa ekstrak A, ekstrak B dan KOR mengandung kuersetin-3-O-rutinosida (rutin). KOR merupakan senyawa murni kuersetin-3-O-rutinosida yang disimpulkan dari hasil analisis spektrum HPLC dan spektrum FT-IR. KOR dan ekstrak dari daun singkong tersebut dapat menurunkan laju korosi dan meningkatkan efisiensi inhibisi korosi baja lunak. Ekstrak A memiliki penurunan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak B dan KOR dengan meningkatnya suhu. Ekstrak A, ekstrak B, dan KOR memiliki nilai efisiensi inhibisi maksimum berturut-turut sebesar 93,2 %, 77,6 %, dan 91% di konsentrasi 10 g/L pada suhu 303K. Efisiensi inhibisi yang tinggi disebabkan oleh interaksi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam daun singkong dengan besi sehingga menutupi permukaan baja lunak dan menghambat terjadinya proses korosi. Kuersetin-3-O-rutinosida yang merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam daun singkong ternyata memiliki efisiensi inhibisi korosi yang cukup tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan kuersetin-3-o-rutinosida merupakan salah satu senyawa yang sangat berperan dalam menghambat korosi baja pada daun singkong. Ekstrak A, ekstrak B dan KOR berinteraksi secara spontan di permukaan baja dalam larutan asam sulfat 0,5 M dan entalpi adsorpsi bersifat eksoterm. Entropi adsorpsi ekstrak A bernilai negatif sedangkan entropi ekstrak B dan KOR bernilai positif. Ekstrak A, ekstrak B dan KOR bersifat fisisorpsi akan tetapi KOR juga memiliki sifat kemisorpsi. Berdasarkan pengukuran polarisasi potensiodinamik, ekstrak A, ekstrak B dan KOR bersifat inhibitor campuran. Hasil analisis SEM dan EDX menunjukkan telah terjadi pembentukan lapisan tipis pada permukaan baja dengan gambaran permukaan yang rata dan tidak berpori selama proses perendaman dalam larutan H2SO4 0,5 M dengan penambahan ekstrak A, ekstrak B dan KOR. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak A, ekstrak B dan KOR dapat digunakan sebagai inhibitor korosi yang baik untuk menghambat laju korosi pada baja dalam larutan H2SO4 0,5 M.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Emriadi
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Pascasarjana (Disertasi)
Depositing User: Yth Vebi Dwi Putra
Date Deposited: 25 Sep 2017 16:28
Last Modified: 25 Sep 2017 16:28
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/29612

Actions (login required)

View Item View Item