PENGARUH PENGGENANGAN TERHADAP PEMBENTUKAN ANAKAN PRODUKTIF BEBERAPA VARIETAS PADI SAWAH (Oryza sativa L.) PADA METODE SRI

ROLAMUTIA, SARI (2013) PENGARUH PENGGENANGAN TERHADAP PEMBENTUKAN ANAKAN PRODUKTIF BEBERAPA VARIETAS PADI SAWAH (Oryza sativa L.) PADA METODE SRI. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
365.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (462kB)

Abstract

Padi merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan akan beras selalu diprioritaskan oleh pemerintah. Produksi padi Sumatera Barat pada tahun 2011 mencapai 2.290.006 ton GKG, pada tahun 2011 atau mengalami peningkatan sebesar 78.758 ton (3,56 %) dibandingkan produksi padi tahun 2010. Kenaikan produksi itu berkat meningkatnya luas panen sebesar 1.162 hektar (0,25 %) dan produktivitas sebesar 1,58 ton/hektar (3,30 %) (Badan Pusat Statistik, 2012). Penyebab rendahnya produksi padi di Indonesia salah satunya karena pada umumnya petani masih membudidayakan padi tidak sesuai aturan, seperti pengolahan tanah dan pemberian takaran pupuk tidak sesuai dengan ketentuan yang di anjurkan serta masih mendominasinya petani menggunakan sistem konvensional. Pada sistem konvensional budidaya padi boros dalam pemakaian air, di mana pada sistem itu sawah digenangi terus-menerus sehingga kandungan oksigen dalam tanah berkurang, secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Selain itu menyebabkan perkembangan akar terganggu, berkurangnya jumlah anakan total dan anakan produktif serta memperlambat waktu panen. Pemindahan bibit secara konvensional dari persemaian umumnya berumur 20-30 hari dengan 5-7 bibit per lubang tanaman bahkan lebih. Umur bibit yang lama sebelum dipersemaian sehingga ketika bibit dicabut maka pertumbuhan anakan akan terganggu. Penanaman bibit yang terlalu banyak pada satu lubang tanaman menyebabkan terjadinya persaingan, baik pada unsur hara, cahaya serta ruang tumbuh sehingga anakan yang terbentuk tidak maksimal (Armansyah et al, 2009). Persoalan budidaya konvensional saat ini sudah diatasi dengan mengembangkan sistem budidaya padi sawah untuk mendapatkan produksi yang tinggi. Sistem ini dikenal dengan istilah The System of Rice Intensification (SRI) yakni praktek pengelolaan padi yang memperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran, dibandingkan dengan teknik 3 budidaya cara konvensional. SRI dikembangkan di Madagaskar awal tahun 1980 oleh Hendri de Laulanie, seorang pastor Jesuit yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana (Rozen, 2007). Pengembangan pola tanam padi dengan metode SRI dititik beratkan pada 4 komponen utama, antara lain: pemindahan bibit umur 8-15 hari, jarak tanam 25 cm x 25 cm, tidak digenangi secara terus-menerus, ditanam satu bibit per lobang tanam dan pengan secara periodik (Uphoff dan Fernandes, 2003). Bibit yang ditanam pada metode SRI adalah bibit yang telah berumur 8-15 hari setelah persemaian, bibit ditanam pada lahan yang tidak tergenangi (macak-macak). Kondisi ini menstimulir terbentuknya anakan yang banyak. Kondisi tanah yang tidak tergenang mengakibatkan aerase di sekitar perakaran menjadi baik dan memudahkan tanaman padi untuk berkembang (terus membentuk anakan). Pembentukan anakan ini terhenti jika telah memasuki fase generatif. Untuk membatasi pertumbuhan anakan yang tidak produktif dapat dilakukan dengan cara penggenangan pada lahan sawah. Penggenangan akan mempengaruhi aerase dan drainase tanah, sehingga akan memperlambat atau menghentikan pemebentukan anakan (Rozen et al, 2007). Hal yang perlu diperhatikan pada metode SRI adalah (1) transplantasi bibit muda, untuk mempertahankan potensi pertambahan batang dan pertumbuhan akar yang optimal sebagaimana dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dengan baik, (2) menanam padi dalam jarak tanam yang cukup lebar, sehingga mengurangi kompetisi tanaman, sehingga mengurangi kompetisi tanaman, (3) mempertahankan tanah agar tetap teraerasi dan lembab, tidak tergenang, sehingga akar dapat bernapas, untuk ini perlu manajemen dan pendagiran yang mampu membongkar struktur tanah, (4) bibit yang dipindahkan kelapangan hanya 1 batang perlubang tanam, (5) menyediakan nutrisi yang cukup untuk tanah dan tanaman, menjadikan tanah tetap sehat dan subur sehingga dapat menyediakan hara yang cukup dan lingkungan ideal yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. SRI memungkinkan meningkatkan hasil padi sampai 100% dengan mengubah cara pengelolaan tanaman, dan hara (Barkelaar, 2001). 4 Di Indonesia SRI bisa menghasilkan gabah 11,99 ton/ha. Walaupun hasil panen dilaporkan dalam bentuk GKP (gabah kering panen), angka itu tetap jauh lebih tinggi dari hasil rata-rata padi sawah konvensional yang sekitar 5 ton/ha GKG (gabah kering giling) (Rozen, 2008). Sementara itu, pengembangan teknologi melalui pendekatan PTT (pengelolaan tanaman terpadu) yang mengedepankan faktor spesifik lokasi dinilai lebih cocok untuk dikembangkan secara luas (Syam, 2006). Pengaturan waktu (periode) penggenangan dapat di lakukan untuk mengontrol jumlah anakan yang terbentuk. Bila anakan terbentuk sudah cukup (antara 40 – 50 anakan) jumlah dan memungkinkan waktunya untuk membentuk malai (produktif), maka dilakukan penggenangan. Hal ini telah ditiliti pada varietas Batang Piaman yang ditanam di kuranji di kota Padang. Pada varietas ini periode penggenangan yang bagus pada tanaman berumur 45 hari setelah tanam (HST) mendapatkan jumlah anakan minimal 40 anakan yang terbentuk. Rata-rata anakan yang terbentuk menghasilkan malai dan gabah yang optimal, hampir semua anakan menghasilkan malai dan gabah yang bernas (Rozen et al, 2007). Konsumen di Sumatera Barat umumnya menyukai beras dengan tekstur pera (tidak lengket). Kebiasaan makan nasi bertekstur pera sudah membudaya dikalangan masyarakat minang. Oleh karena itu, disini peneiliti melakukan percobaan pada 4 varietas yang disukai oleh masyarakat minang. Namun agar penelitian dapat memberikan hasil yang lebih baik, peneliti melakukan percobaan pada beberapa varietas padi baik unggul maupun lokal, diantaranya IR 42, Kuriak- Kusuik, Ceredek dan IR 66. Penggunaan varietas unggul pada suatu daerah juga sangat menentukan faktor keberhasilan peningkatan produksi padi. Jenis varietas unggul atau varietas lokal kadang-kadang tidak cocok ditanam pada suatu daerah, diantara rendahnya produksi dari suatu varietas tersebut disebabkan faktor lingkungan yang tidak cocok dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, contohnya : suhu, struktur tanah, jenis tanah, pH tanah. Varietas unggul maupun lokal mempunyai daya adaptasi yang berbeda dengan pola tanam yang diberikan, karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap varietas-varietas unggul dan lokal dengan pola 5 tanam SRI, karena dari aspek lingkungan apakah jenis varietas tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan baik serta menghasilkan produksi secara optimal di tempat dilakakukan pengujian. Tujuan pengujian varietas unggul dan lokal ini yaitu untuk mengetahui sifat-sifat varietas apakah cocok dengan pola tanam yang diberikan. Jumlah anakan yang banyak tidak selalu memberikan nilai ekonomis, karena anakan padi terbentuk tidak sama dan masaknya tidak serentak, sehingga terdapat anakan padi yang tidak produktif dalam menghasilkan malai. Keadaan ini akan merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan serta hasil tanaman padi. Banyak hasil fotosintesis yang digunakan untuk membentuk anakan produktif yang tidak menghasilkan malai dan buah (produktif). Untuk mendapatkan anakan yang produktif, perlu dilakukan pengontrolan jumlah anakan yang terbentuk pada saat fase vegetatif (Armanyah et al, 2009). Menurut Kasli dan Efendi (2011), tinggi genangan yang baik yaitu ± 5 cm dikarenakan kemampuan anakan non produktif padi untuk menembus permukaan sangat lamban dibandingkan kurang dari 5 cm, akibatnya anakan non produktif padi tidak dapat berkembang sehingga menjadi mati. Penelitian periode penggenangan yang tepat perlu dilakukan pengkajian ilmiah, untuk menjawab permasalahan diatas. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggenangan terhadap pembentukan anakan produktif beberapa varietas padi sawah (Oryza sativa) pada metode SRI”

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 02 Mar 2016 04:26
Last Modified: 02 Mar 2016 04:26
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2952

Actions (login required)

View Item View Item