KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF OLEH PEMANDU MUSEUM KEPADA PENGUNJUNG SEBAGAI PROSES EDUKASI DALAM MENYAMPAIKAN NILAI SEJARAH MUSEUM GOEDANG RANSOEM

Sevly, Eka Putri (2015) KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF OLEH PEMANDU MUSEUM KEPADA PENGUNJUNG SEBAGAI PROSES EDUKASI DALAM MENYAMPAIKAN NILAI SEJARAH MUSEUM GOEDANG RANSOEM. Masters thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
1050.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa saat ini peran museum tidak lagi hanya sekedar tempat penyimpanan benda kuno dan tempat wisata semata, melainkan juga sebagai pusat informasi dan edukasi kesejarahan yang berkaitan dengan koleksinya. Menurut BrĂ¼ninghaus dan Knubel (2004:122) ada delapan belas metode pengajaran dan pembelajaran edukasi di museum. Salah satunya adalah pemanduan. Sebagai pelaku utama dalam berkomunikasi dengan pengunjung, diharapkan pemandu mampu menerapkan komunikasi interpersonal yang efektif sebagai proses edukasi di museum. Pemandu museum harus menerapkan lima kualitas komunikasi interpersonal yang efektif. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang efektif oleh pemandu museum kepada pengunjung sebagai proses edukasi dalam menyampaikan nilai sejarah MGR. Dalam upaya menjawab permasalahan tersebut, dengan menggunakan paradigma konstruktivis dan metode kualitatif, peneliti mengumpulkan data dari wawancara mendalam, observasi dan studi literatur. Analisis dilakukan dengan model analisis oleh Miles & Hubberman, yaitu melalui proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Komunikasi Interpersonal yang efektif dibahas dari sudut padang pragmatis oleh DeVito, yaitu kepercayaan diri, kebersatuan, manajemen interaksi, daya ekspresi dan orientasi kepada orang lain. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa pemandu MGR telah berupaya menerapkan kelima kualitas tersebut dengan baik, namun bagi pemandu tetap MGR ada beberapa kualitas komunikasi interpersonal yang belum dijalankannya dengan optimal. Kualitas tersebut adalah kepercayaan diri dan kebersatuan, meskipun demikian, pemandu tetap MGR tetap menjalankan fungsinya sebagai edukator dengan baik dan profesional. Sebaliknya pada pemandu tidak tetap, semua kualitas telah dijalankan dengan optimal. Pada faktor penghambat komunikasi interpersonal yang efektif, dari tujuh faktor penghambat, pemandu tetap tidak merasakan ada hambatan status. Sementara itu pada pemandu tidak tetap, ia tidak merasakan ada hambatan budaya. Kata Kunci : Pemandu museum, Komunikasi Interpersonal, Fungsi Edukasi Museum, Proses Edukasi

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Divisions: Pascasarjana Tesis
Depositing User: Ms Azizah Yasefia
Date Deposited: 02 Mar 2016 03:11
Last Modified: 02 Mar 2016 03:11
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2858

Actions (login required)

View Item View Item