EVALUASI REKONSTITUSI INJEKSI ANTIBIOTIK SEPALOSPORIN DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG

MAIYUNIS, MAIYUNIS (2015) EVALUASI REKONSTITUSI INJEKSI ANTIBIOTIK SEPALOSPORIN DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan.

Text 857.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB)

Abstract

Penelitian tentang evaluasi rekonstitusi injeksi antibiotika sepalosporin telah dilakukan selama 3 bulan di bangsal penyakit dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini dilakukan terhadap 108 kasus rekonstitusi seftriakson dan sefotaksim dosis 1 gram menggunakan metode statistik deskriptif terhadap jenis pelarut, volume pelarut, penyimpanan, cara melarutkan, ruangan, teknik aseptis dan kadar terlarut obat. Kadar terlarut obat diuji secara kuantitatif terhadap ketidaksesuaian volume pelarut yang digunakan kemudian dibandingkan dengan volume pelarut yang dianjurkan. Volume pelarut yang dianjurkan oleh AHFS dan Trissel untuk seftriakson dan sefotaksim adalah 10 ml dan 5 ml. Penggunaan jenis pelarut dan penyimpanan obat pada proses rekonstitusi telah sesuai dengan literatur, sedangkan volume pelarut, cara melarutkan, ruangan yang digunakan dan teknik aseptis tidak sesuai dengan prosedur yang dianjurkan literatur. Pelarut yang digunakan adalah API (aqua pro injeksi) steril dan penyimpanannya di lemari obat. Penetapan kadar obat terlarut seftriakson dan sefotaksim menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 340,40 nm dan 235,00 nm. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar terlarut seftriakson dalam 10 ml API steril adalah 100,32% sedangkan kadar seftriakosn yang dilarutkan dengan 6 ml, 5 ml dan 4 ml adalah 85,26%, 70,92% dan 67,21%. Kemudian kadar terlarut sefotaksim yang dilarutkan dengan volume 5 ml adalah 100,25% sedangkan kadar sefotaksim yang dilarutkan dengan 4 ml adalah 85,81%. Kata kunci: rekonstitusi, seftriakson, sefotaksim, API, spektrofotometer

Actions (login required)

View Item