FAJRIL, EKA PUTRA (2015) Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Ades dengan Kemasan Ramah Lingkungan. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text
908.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Pemanasan global (global warming) pada saat ini menjadi bahan perbincangan yang cukup marak terdengar, pemanasan global berdampak buruk bagi lingkungan, diantaranya adalah meningkatnya suhu bumi, menurut Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM, Prof Dr Jumina suhu dibumi meningkat rata-rata 0,2 derajat celsius per 10 tahun atau 2 derajat celsius dalam 100. Akibat meningkatnya suhu dipermukaan bumi tersebut dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan seperti yang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia seperti di daerah Kalimantan dan di pulau Sumetera yang mana luas hutan Indonesia yang terbakar tahun 2014 menurut Departemen Kehutanan mencapai 38.000 sampai 40.000 ribu hektare (ha), ini meningkat dari tahun sebelumnya (2013) yang mencapai 38.000 hektare (ha), selain menyebabkan kebakaran hutan pemanasan global juga dapat mengakibatkan permukaan air laut yang semakin tinggi, ini diakibatkan kerena mencairnya lapisan es akibat meningkatnya suhu, menurut Kurf Lambeck dari Research School of Earth Sciences dan Australian National University semenjak 100 tahun terakhir permukaan air laut mengalami peningkatan sebesar 20 centimeter, selain itu peneliti Australian National University menunjukkan level permukaan air laut tetap stabil selama beribu-ribu tahun sebelum peningkatan cepat dalam 150 tahun terakhir. Dampak selanjutnya yang muncul akibat meningkatnya suhu yaitu menipisnya lapisan ozon, dari data dan pengamatan kondisi ozon di atmosfir kondisi dari bulan Oktober 1980 sampai 2 dengan Oktober 1991 kondisi lubang pada lapisan ozon makin memprihatinkan dan makin membesar, hampir sebesar benua Australia. Kondisi terbaru memang sudah lebih baik menurut data per – 9 September 2011 minimum 164 DU terletak di lokasi 76 derajat selatan dan 108 derajat sebelah barat dengan luas sekitar 18.12 million km2 dan kehilangan partikel ozon sebesar 8.14 megatron. Bukti-bukti yang ditunjukan para ilmuwan dan pemerhati lingkungan, seperti penipisan lapisan ozon yang secara langsung berpotensi mengacaukan iklim dunia serta pemanasan global, memperkuat alasan kekhawatiran tersebut. Salah satu yang menyebabkan kerusakan lingkungan adalah sampah, pada saat ini sampah menjadi masalah besar karena jumlah sampah yang semakin besar dan banyaknya sampah yang sulit di daur ulang. Untuk Indonesia sendiri terutama daerah Ibukota Jakarta, seperti yang dikutip dari kompas.com (17 Januari 2015) mereka kewalahan untuk menggulangi masalah sampah yang berkisar antara 6000 sampai 6500 ton perharinya. Dana yang dikeluarkan pun tidak tanggung-tanggung, pemerintah mengeluarkan dana 1,3 triliun untuk dinas kebersihan, yang mana dana tersebut dipakai untuk pengangkutan dan pengelolaan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Namun tetap saja persoalan sampah di Ibukota tersebut tidak tertangani maksimal. Pada saat ini kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup mulai meningkat setelah melihat kondisi kerusakan lingkungan yang terjadi. Banyaknya bermunculan organisasi pemerhati lingkungan seperti Greenpeace, Walhi dan WWF yang mengkampanyekan tentang ramah lingkungan seperti yang dilakukan oleh lembaga lingkungan hidup yaitu mengadakan deklarasi yang bertemakan Indonesia bebas sampah 2020 di berbagai kota di Indonesia, yang mana deklarasi ini bertujuan untuk 3 memantapkan komitmen bersama dengan masing-masing daerah agar peduli terhadap lingkungan, yang mana pemerintah dengan diadakannya kampanya hidup sehat dan didukung penuh oleh pemerintah maka hal tersebut sedikit banyaknya akan mempengaruhi konsumen sehingga mereka mulai menaruh perhatian pada lingkungan dan mengkonsumsi atau mau beralih untuk menggunakan produk ramah lingkungan. Adaya peningkatan kesadaran konsumen untuk mengkonsumsi produk ramah lingkungan (green product) ini maka perusahaan yang ada dituntut untuk menggunakan strategi yang lebih ramah lingkungan (green marketing), mungkin dengan cara ini mungkin bisa lebih meningkatkan volume penjualan dan mendapatkan image yang baik bagi konsumen. Menurut Sumarsono (2012) Sikap adalah suatu organisasi dari motivasi, emosi, perseptual dan proses kognitif yang cenderung menatap terhadap aspek-aspek di lingkungan kita, selain itu sikap sebagai fungsi ekspresi nilai akan mengekspresikan nilai utama dan konsep diri konsumen. Konsumen yang memiliki sikap positif dalam dampak konsumsi pada lingkungan akan cenderung mendukung inisiatif perlindungan lingkungan, mendaur ulang, dan membeli serta menggunakan produk ramah lingkungan. Salah satu hal yang perlu dicermati adalah sikap positif konsumen Indonesia terhadap produk ramah lingkungan masih didominasi oleh emosional, Hal ini bisa dilihat dari masih minimnya pengetahuan konsumen mengenai klaim ramah lingkungan. Pasar tidak menyediakan informasi yang cukup bagi konsumen untuk menentukan sebuah produk tersebut termasuk Green Product atau tidak, mereka 4 hanya diberikan harga dan iklan. Konsumen akan mempercayai informasi yang diberikan oleh perusahaan tanpa mengolah informasi lebih lanjut karena konsumen sudah memiliki kepercayaan akan kualitas produk (Sumarsono, 2012). Aktifitas green marketing cendrung bisa menjaga kelestarian lingkungan dan bisa memberikan dampak yang baik pada lingkungan. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas dari polusi dan sampah. Salah satu yang menyebabkan pencemaran lingkungan pada saat ini adalah sampah, sampah merupakan masalah yang tidak ada habisnya karena selama kehidupan ini masih ada maka sampah pasti akan selalu ditemukan. Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi seperti padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase cair atau gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. sebagai masyarakat kita harus bisa mengelola lingkungan dengan baik, salah satuya dengan mengelola sampah, Apabila sampah tersebut dibakar maka akan menghasilkan karbon monoksida yang apabila dihirup dapat menimbulkan penyakit seperti gangguan saluran pernapasan, selain dibakar sampah tersebut juga bisa dikubur, tetapi apabila sampah tersebut dikubur, maka racun yang ada pada sampah tersebut akan meresap atau merembes kedalam tanah dan membuat air yang ada dalam tanah akan tercemar begitu juga lingkungan di sekitarnya. 5 Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Industri yang menghasilkan produk dengan kemasan, tentu akan memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen. Melihat situasi yang demikian maka selain peran masyarakat dan pemerintah, perusahaan juga sangat dibutuhkan, perusahaan bisa mengeluarkan produk yang mana setelah produknya dikonsumsi maka sampah dari produknya tersebut tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan. Melihat kondisi demikian maka perusahaan Coca-Cola Company, mengeluarkan produk Ades sebagai air minum dalam kemasan yang murni, aman dan terpercaya, yang dijamin oleh The Coca-Cola Company. Botol Ades memakai bahan plastik yang lebih sedikit sehingga mudah diremukkan. Dengan volume botol kosong yang lebih kecil setelah diremukkan, maka akan menghemat ruang di tempat sampah, Dan selanjutnya juga menghasilkan jejak emisi karbon (Carbon Footprint) yang lebih kecil saat sampah tersebut diangkut. Inovasi yang dilakukan Ades dengan merubah tampilan ini memiliki misi mulia untuk menjadikan Indonesia lebih baik melalui tindakan sederhana untuk lingkungan. Ades ingin menyasar para generasi muda yang memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan, terbuka terhadap peluang baru, dan siap mewujudkannya dalam tindakan nyata. Harapannya, mereka juga lebih kritis dalam membeli produk yang akan dikonsumsi. Persepsi konsumen mengenai kerusakan lingkungan dapat 6 mempengaruhi keinginan mereka untuk membayar lebih pada produk yang ramah lingkungan (Laroche 2001). Apabila konsumen memiliki pengetahuan tentang penyebab kerusakan lingkungan serta mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh pengerusakan lingkungan tersebut, maka tingkat kesadaran mereka akan meningkat dan akan memiliki potensi untuk mempromosikan sikap yang dapat menguntungan terhadap lingkungan dan juga perusahaan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan lingkungan bisa menghasilkan lingkungan yang ramah maka itu akan membuat konsumen terpengaruh untuk melakukaan pembelian terhadap produk yang ramah lingkungan tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul “Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Ades dengan Kemasan Ramah Lingkungan”.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Fakultas Ekonomi > Manajemen |
Depositing User: | Ms Lyse Nofriadi |
Date Deposited: | 02 Mar 2016 02:33 |
Last Modified: | 02 Mar 2016 02:33 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2745 |
Actions (login required)
View Item |