GAMBARAN TERKINI MENGENAI SARANA DAN PRASARANA APOTEK DI KOTA PADANG

TULUS, ARIFAN (2013) GAMBARAN TERKINI MENGENAI SARANA DAN PRASARANA APOTEK DI KOTA PADANG. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
294.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (449kB)

Abstract

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian disebutkan bahwa pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Fasilitas pelayanan kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, antara lain adalah apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Dalam menjalankan praktek kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di apotek yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Berdasarkan Kepmenkes No. 1027/2004 bentuk interaksi tersebut antara lain adalah pemberian informasi, monitoring penggunaan obat agar sesuai harapan, dan pendokumentasian dengan baik. 3 Tujuan ditetapkannya standar pelayanan kefarmasian di apotek yaitu sebagai pedoman praktek apoteker dalam menjalankan profesinya, serta melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional, dan juga melindungi profesi dalam menjalankan praktek kefarmasian. Standar pelayanan kefarmasian mencakup pengelolaan sumber daya dan pelayanan terhadap pasien. Pelayanan yang bermutu dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat sehingga masyarakat pun akan memberikan persepsi yang baik terhadap apotek. Persepsi konsumen terhadap pelayanan apotek yang buruk akan merugikan apotek dari aspek bisnis karena konsumen bisa beralih ke tempat lain. Dampak yang timbul tidak saja kepada konsumen yang bersangkutan tetapi kesan buruk ini akan diceritakan kepada orang lain sehingga citra apotek, terutama para petugasnya, termasuk apoteker, akan negatif atau buruk. Persepsi konsumen yang baik terhadap layanan harus ditumbuhkan terus menerus dan berkesinambungan dengan orientasi kepada pelanggan itu sendiri (Matmunah, 2007). Selain dari pelayanan yang baik, apotek juga dituntut untuk memberikan kenyamanan terhadap pasien. Kenyamanan yang dimaksudkan yaitu sarana dan prasarana yang memenuhi standar apotek sesuai dengan keputusan MenKes RI tahun 2004. Pada penelitian sebelumnya (Sasanti, 2009) yang dilakukan pada beberapa kota di Indonesia, banyak diantaranya apotek yang tidak memenuhi standar ketetapan pemerintah tentang bagaimana sarana dan prasaran apotek yang seharusnya. Sehingga pelayanan yang diberikan apotek kepada masyarakat tidak terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan tersebut. 4 Pengambilan data berupa gambaran terkini mengenai sarana dan prasarana apotek di kota Padang sangatlah diperlukan. Dengan mengetahui gambaran tersebut, banyak hal yang akan diketahui mengenai kondisi apotek-apotek di Kota Padang. Terutama mengenai sarana dan prasarana serta fasilitas yang disediakan apotek apakah telah memenuhi standar minimal ketentuan yang berlaku dimana nantinya juga akan berdampak kepada kenyamanan pasien serta apotek itu sendiri terutama dari segi pendapatan apotek per bulannya.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Fakultas Farmasi
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 02 Mar 2016 02:19
Last Modified: 02 Mar 2016 02:19
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2637

Actions (login required)

View Item View Item