KONFLIK BATIN TOKOH VALENT DALAM NOVEL LELAKI TERINDAH KARYA ANDREI AKSANA

ADITYA, ANUARI (2015) KONFLIK BATIN TOKOH VALENT DALAM NOVEL LELAKI TERINDAH KARYA ANDREI AKSANA. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
731.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (573kB)

Abstract

Karya sastra ciptaan pengarang tidak terlepas dari pengalaman kehidupan nyata sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya, pengarang sering mengemasnya dengan gaya yang berbeda-beda dan sarat pesan moral bagi kehidupan manusia. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Menurut Nurgiyantoro (1995:3) karya sastra merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Pendapat tersebut mengandung implikasi bahwa karya sastra (cerpen, novel, dan drama) dapat menjadi potret kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Salah satu jenis karya sastra, yaitu novel, menyajikan pemikiran pengarangnya melalui wujud penggambarannya, yakni pengalaman kongkret manusia dalam bentuk cerita. Menurut Sumardjo (1982:23), novel adalah usaha menggambarkan, mewujudkan, mengkonkretkan pengalaman subyektif seseorang. Novel menyajikan hasil pemikiran manusia melalui wujud penggambaran pengalaman manusia dalam bentuk cerita. Di dalam novel terdapat makna yang perlu diungkap dan digali melalui pemahaman pembaca. Makna mengenai kehidupan manusia dalam novel dilakukan oleh tokoh yang bertugas membawa tema cerita ke sasaran tertentu. Tanpa adanya tokoh, tidak akan terbentuk sebuah cerita. Menurut Nurgiyantoro (1995:167), tokoh cerita menempati posisi strategis 13 sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Sebagai pembawa dan penyampai pesan dalam novel, tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai tindakan psikologis. Menurut Siswantoro (dalam Endraswara, 2008: 180) novel sebagai bagian bentuk sastra merupakan jagad realitas yang didalamnya terjadi peristiwa perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (tokoh). Sikap dan perilaku tokoh hakikatnya adalah pantulan jiwa. Ketika tokoh utama merespon dan bereaksi terhadap diri dan lingkungan, tokoh tersebut mengalami fenomena kejiwaan tertentu. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala kejiwaan yang dialami oleh tokoh Valent dalam novel Lelaki Terindah karya Andrei Aksana Lelaki Terindah merupakan novel yang tokohnya mempresentasikan kehidupan nyata. Novel Lelaki Terindah menceritakan kehidupan dua orang pria yang saling mencintai. Novel tersebut bercerita tentang kehidupan dua tokoh utamanya yang terjerumus dalam hubungan cinta terlarang sesama jenis (gay). Walaupun fakta dalam novel yang mengemukakan bahwa kedua tokoh utama adalah pria yang tampan dan menarik hati para lawan jenis, hal tersebut tidak membuat mereka menjalani kehidupan seks yang normal. Kehidupan seks yang abnormal membuat mereka dipandang aneh oleh orang-orang disekitarnya. Novel Lelaki Terindah adalah karya Andrei Aksana. Andrei Aksana adalah sarjana lulusan Universitas Udayana Jurusan Desain Grafis. Selain dikenal sebagai seorang penulis, beliau bekerja sebagai marketing director perusahaan 14 retail internasional. Novel Lelaki Terindah adalah karyanya yang mengangkat tema tentang homoseksual. Karya-karya Andrei Aksana yang telah terbit antara lain adalah: (1) Abadilah Cinta, novel ini menceritakan tentang rumitnya cinta Andin yang terombang ambing antara dua pria yang mencintainya. (2) Cinta 24 Jam, novel ini menceritakan aktris terkenal yang menemukan cinta pada lelaki yang baru dikenalnya. Asmara bergulir selama 24 jam.(3) Pretty Prita novel komedi ini menceritakan seorang lelaki yang bernama Farel yang menyamar menjadi seorang perempuan karena permintaan kekasihnya, Gaby. Farel mencoba untuk merasakan bagaimana rasanya dunia seorang wanita yang bernama Prita. Novel ini menarik untuk diteliti karena mengangkat masalah homoseksual. Sebuah masalah yang saat ini sedang menjadi polemik di masyarakat. Di tengahtengah polemik tersebut, Andrei Aksana menggambarkan bagaimana hubungan cinta yang terlarang ini. Melalui novel ini, Andrei Aksana menggambarkan konflik yang terjadi pada hubungan homoseksual. Salah satu hal yang membuat novel ini menarik untuk diteliti adalah novel ini berjudul Lelaki Terindah. Biasanya, lelaki identik dengan kata gagah, perkasa, dan jantan. Sedangkan kata terindah biasanya identik dengan wanita. Mengapa Lelaki di dalam novel ini diidentikkan dengan kata terindah. Hal ini yang membuat novel Lelaki Terindah ini menarik untuk diteliti. Novel Lelaki Terindah banyak menyiratkan konflik dan masalah yang timbul akibat hubungan percintaan sesama jenis (homoseksual). Hal ini terjadi 15 pada kedua tokoh utama pada novel tersebut, terutama Valent. Konflik muncul karena harapan Valent ternyata bertentangan dengan kenyataan yang ada. Tokoh utama novel Lelaki Terindah adalah Valent. Tokoh Valent adalah anak tunggal dari keluarga kaya. Ayahnya meninggal ketika Valent berumur dua tahun. Ketiadaan figur seorang ayah membuatnya tidak merasakan kasih sayang seorang ayah. Hal ini ternyata berpengaruh terhadap diri Valent, membuatnya merasa janggal ketika memasuki masa pubertas. Valent memiliki sisi kewanitaan di balik penampilannya yang tampan dan gagah. Wajah Valent adalah perpaduan antara ketampanan seorang pria dan kelembutan seorang wanita. Hal ini tampak pada kutipan berikut: “Sebentuk paras yang rupawan. Alur yang membentuk hidung, bibir, dan dagunya demikian menawan.Terlalu halus untuk lakilaki. Ketampanannya berbaur dengan kelembutan.” (Aksana 2006:31) “Ia bukan hanya tampan. Ia cantik.. Ia bidadari yang mewarnai musim semi.” (Aksana 2006:37) Valent memiliki kecenderungan homoseksual semenjak masa pubertas. Namun, Valent berusaha untuk menutupi kecenderungan tersebut. Valent berusaha untuk hidup layaknya lelaki normal. Bahkan Valent pun berencana untuk menikahi tunangannya yang bernama Kinan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut: “Ia menyembunyikan rapat-rapat di relung hatinya yang terdalam. Belasan tahun, ia berjuang membunuhnya.. posisinya itu membuat Valent semakin menutupi siapa dirinya” (Aksana, 2006:57) Namun, semua berubah ketika Valent pergi berlibur ke Bangkok. Di dalam pesawat tujuan Bangkok, Valent bertemu dengan Rafky. Laki-laki yang 16 meluluhkan hatinya. Jati diri yang selama ini Valent tutupi akhirnya terkuak, tak mampu ia tutupi lagi. Tampak pada kutipan berikut: “Tapi ada yang telah terisi. Sebelah rongga hatinya yang dulu hampa, kini telah mereguk harapan dan semangat dari curahan hujan kasmaran. Setetes demi setetes. Seteguk deni seteguk. Membebaskan dahaga yang dulu terpenjara” (Aksana, 2006:48) Selama di Bangkok, Valent dan Rafky menjalani hubungan cinta tersebut. Namun sekembalinya mereka ke Jakarta, Valent harus menghadapi kenyataan pahit. Janita, ibu Valent tidak merestui hubungan mereka. Ibunya bersikeras melarang Valent untuk berhubungan dengan Rafky lagi. Tampak pada kutipan berikut: ““Tidak, Valent”, jawab Janita tegas. Berjuang agar air matanya tidak menetes. “Kau tidak boleh melanjutkan cinta yang keliru ini! Tidak ada yang bisa kauharapkan dari cinta yang menyesatkan seperti ini!.” (Aksana, 2006:179) Penolakan Ibunya yang tetap bersikukuh untuk menikahkannya dengan Kinan, membuat Valent begitu frustasi. Apa yang diharapkannya ternyata tidak sejalan dengan kenyataan yang ada. Oleh karena itu, Valent menderita konflik batin. Salah satu bentuk konflik batin yang dialami oleh Valent adalah Valent mengalami depresi. Hal ini tampak pada kutipan berikut: “Jangan ngomong begitu,” cetus Rafky sedih. “kau pasti sembuh. Kau hanya kecapekan. Terlalu banyak berpikir hingga depresi.” (Aksana, 2006:193) 17 Menurut Nurgiyantoro (1995:124), konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa sorang tokoh cerita. Jadi ia merupakan konflik permasalahan intern seorang manusia. Sedangkan dalam KBBI (2002:587) Konflik batin adalah konflik yang disebabkan karena adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku manusia. Salah satu bentuk kelakuan Valent yang tidak normal adalah keinginannya untuk mengakhiri hidup. Tampak pada kutipan berikut ini: “Sekarang aku rela mati, Raf desah Valent lirih. “aku telah merasakan kebahagiaan yang kucari. “Untuk apa sembuh kalau kita tetap tidak boleh bersatu?” (Aksana, 2006:193) Konflik yang dialami Valent menarik untuk diteliti. Hal ini antara harapan dengan kenyataan yang ada tidak sejalan. Valent tidak menerima dirinya dipisahkan dengan Rafky, karena Valent menginginkan untuk dapat terus bersama dengan Rafky.Ditambah lagi keinginan ibunya untuk menikahkannya dengan Kinan. Akibatnya, ia menderita konflik batin. Konflik batin yang dialami Valent dalam novel Lelaki Terindah dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Sebelum menganalisis konflik batin yang dialami tokoh Valent, perlu dibahas unsur-unsur instrinsik terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menemukan data yang berguna untuk melakukan analisis konflik batin tokoh Valent dalam novel Lelaki Terindah.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics
P Language and Literature > PA Classical philology
P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures
P Language and Literature > PN Literature (General)
P Language and Literature > PN Literature (General) > PN0080 Criticism
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Indonesia
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 01 Mar 2016 04:12
Last Modified: 01 Mar 2016 04:12
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2454

Actions (login required)

View Item View Item