STUDI JENIS - JENIS ZINGIBERACEAE DI KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG TALANG SUMATERA BARAT

AULIA, MUHRADI DELTA (2013) STUDI JENIS - JENIS ZINGIBERACEAE DI KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG TALANG SUMATERA BARAT. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
171.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Latar Belakang Zingiberaceae merupakan famili herba merimpang dan beraroma yang terdapat di daerah tropis Asia, terdiri atas 50 genus yang meliputi 1.300 jenis tumbuhan. Sebagian besar jenis famili Zingiberaceae ditemukan tumbuhan teresterial di dataran rendah, namun juga ada ditemukan di pegunungan dan hidup sebagai epifit. Secara umum, Zingiberaceae terdiri atas tumbuhan berimpang tebal, tumbuhan menahun, beraroma, dengan batang semu yang tidak bercabang. Akar rimpang dari famili zingiberaceae banyak dijual di pasar sebagai rempah-rempah, ramuan teradisional, tumbuhan obat, pewarna alami, dan bahan dasar wewangian (Suhono dan tim LIPI, 2010). Ridley (1967) menyatakan famili Zingiberaceae merupakan tumbuhan herba yang hidup teresterial dan jarang tumbuh secara epifit. Tumbuhan dalam takson ini umumnya beraroma dan mempunyai rhizom. Woodland (1997) menambahkan bahwa Zingiberaceae merupakan tumbuhan perenial, daun berselang - seling, terpisah mempunyai pelepah pada bagian dasarnya, bunga biseksual, bersimetri dua, perhiasan bunga enam tersusun dalam dua lingkaran, satu kelopak bunga kadang lebih besar dari yang lainnya. Memiliki satu tangkai sari subur, tiga atau empat staminodia menyerupai kelopak, dua staminodia membentuk bibir “labellum”, punya tiga ruang biji (karpel) yang bersatu, ovarinya tenggelam. Pemanfaatan Zingiberaceae oleh masyarakat umumnya untuk bumbu masakan, obat-obatan tradisional, bahan makanan dan minuman serta pewarna makanan. Di Sumatera Barat sendiri jenis-jenis Zingiberaceae yang paling umum 3 dimanfaatkan adalah jenis Elettaria cardamomum, Zingiber officinale, Curcuma domestica, Kaemferia galanga, Alpinia galanga. Jenis tersebut digunakan sebagai bumbu masak selain itu juga digunakan sebagai obat. Sementara di Kepulauan Mentawai semua jenis Zingiberaceae merupakan tumbuhan obat, hal tersebut sesuai dengan uraian Larsen, Ibrahim, Khaw, dan Saw (1999) yang menyatakan manfaat Zingiberaceae diantaranya adalah sebagai obat-obatan, rempah-rempah, bahan pembuat jamu, bumbu masak, pewangi, pewarna, kosmetika, kertas, tanaman hias, pengawet makanan dan bahan makanan serta akhir-akhir ini merupakan salah satu komoditi bunga potong. Menurut Holttum (1950) Zingiberaceae tumbuh pada daerah yang lembab, dan beberapa jenis hanya di tempat tersebut di temukan seringkali yang hidup pada dataran rendah atau pada bagian sisi bukit dan sedikit pada dataran tinggi atau dataran pegunungan yang tinggi. Sirigrusa (1999) menambahkan jenis Zingiberacae merupakan tumbuhan dasar dari hutan tropis yang banyak ditemukan tumbuh di tempat yang rindang dan lembab, kadang-kadang di temukan di hutan sekunder. Beberapa jenis dapat bertahan hidup di tempat yang terbuka dan tumbuh pada kemiringan yang tinggi. Menurut Larsen et al. (1999) beberapa jenis Zingiberaceae tumbuh pada daerah tepi sungai kecil atau tumbuh pada lekukan diatas permukaan batu, akarnya masuk kedalam tanah pada celah atau lekukan batu tersebut. Informasi tentang jumlah jenis dan distribusi Zingiberaceae telah dilaporkan oleh beberapa ahli taksonomi. Diantaranya, Holttum (1950) melaporkan bahwa famili ini terdiri atas 47 genus dengan 1000 jenis yang tersebar di Asia tropis, Afrika dan Amerika. Di Semenanjung Malaya ditemukan sebanyak 160 jenis dengan 23 genus termasuk diantaranya Costus sebanyak tiga jenis. Woodland (1997), memperkirakan Zingiberaceae tersebar di daerah tropik afrika, dan dari Asia ke Pasifik yang terdiri dari 45 sampai 50 genus dengan 1000 sampai 1300 jenis. 2 4 Kemudian Larsen et al., ( 1999) melaporkan bahwa famili ini terdiri dari ± 1200 jenis yang tersebar didaerah tropis dan ditemukan 20 genus dalam 204 jenis di Semenanjung Malaysia dan Singapura. Selanjutnya Sirirugsa (1999) menyatakan bahwa daerah terkaya akan jenis dari famili ini adalah kawasan Malesiana, terdapat kurang lebih 600 jenis dan 24 genus. Wu dan Larsen (2000) menguraikan bahwa terdapat kira-kira 50 genus dengan 1300 jenis tersebar didaerah pantotropis dengan pusatnya Asia Selatan dan Asia Tenggara, beberapa jenis ditemukan di Amerika dan kawasan subtropis serta daerah temperata panas di Asia, 20 genus (satu endemik) dan 216 spesies (141 endemik, empat baru dikenalkan) di Cina, dan Singh (2005), menyebutkan bahwa Zingiberaceae terdapat sebanyak 46 genus dengan 1275 jenis yang tersebar luas didaerah tropis terutama bagian bawah hutan yang lembab dan teduh, terdistribusi paling besar didaerah Indomalaysia. Kawasan–kawasan di Malesia yang memiliki area yang sangat luas seperti Sumatera dan Borneo masih sangat sedikit sekali yang dipelajari dan masih banyak yang belum terungkap untuk flora dari famili Zingiberaceae. Diperkirakan pada wilayah ini banyak ditemukan jenis baru pada penelitian-penelitian selanjutnya (Holttum,1950). Untuk jumlah dan distribusi jenis Zingiberaceae di Sumatera, telah dilaporkan ada 29 jenis Zingiberaceae, 13 jenis diantaranya di laporkan dari Sumatera barat seperti Padang, Pariaman, dan Lubuk Alung (Miquel, 1862). Dalam “Checklist of The Zingiberaceae of Malesia’ mencatat 76 jenis Zingiberaceae di Sumatera yang antara lain telah di koleksi dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, dan Sumatera Barat. Khusus di Sumatera Barat tercatat 27 jenis. Dari hasil ekspedisi yang di lakukan di Gunung Talang oleh Bünnemeyer pada tahun 1921 ditemukan satu spesimen tipe, yaitu Etlingera hemisphaerica. Takano dan Okada Pada tahun 3 5 2000 juga menemukan satu spesimen tipe yaitu Globba talangensis (Newman, Lhuillier, dan Poulsen, 2004). Penelitian sebelumnya tentang diversitas Zingiberaceae telah dilakukan pada beberapa lokasi di Sumatera Barat oleh Nurainas (2006); Antoni (2006); Nurainas (2007); Nurainas dan Junaidi (2007); Anggara (2009); Yandi (2009); dan Adriansyah (2011). Namun, dijumpai variasi dari jenis-jenis yang ditemukan dan beberapa diantaranya tidak di temukan di lokasi lain. Untuk itu, diharapkan di Gunung Talang ini terdapat jenis yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtiyas dan Wawangningrum (2007) melaporkan bahwa topografi Gunung Talang berupa deretan perbukitan dan gunung yang sambung menyambung. Ketinggian tempat berkisar dari 900 mdpl hingga di puncak Gunung Talang dengan ketinggian 2.597 mdpl. Suhu rata-rata 25-26 0C pada siang hari dan 15-20 0C pada malam hari. Kelembaban udara didalam hutan cukup tinggi, berkisar antara 80-100% pada siang hari.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Biologi
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 29 Feb 2016 02:53
Last Modified: 29 Feb 2016 02:53
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2174

Actions (login required)

View Item View Item