PEMODELAN SPASIAL PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI SUMATERA BARAT TAHUN 2018-2022

Muhammad, Alfarezi (2023) PEMODELAN SPASIAL PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI SUMATERA BARAT TAHUN 2018-2022. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (BAB 1: Pendahuluan)
Draft Tesis_Upload_BAB 1.pdf - Published Version

Download (277kB)
[img] Text (Cover dan Abstrak)
Draft Tesis_Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (319kB)
[img] Text (BAB 6: PENUTUP)
Draft Tesis_Upload_BAB 6.pdf - Published Version

Download (261kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Draft Tesis_Upload_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (214kB)
[img] Text (Tesis Fulltext)
Draft Tesis_Upload.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit demam akut yang kembali meningkat pesat pasca Covid-19. Per 31 Desember 2022, Insidens Rate DBD di Sumatera Barat adalah 72.01 per 100000 penduduk meningkat dibanding tahun 2021 sebesar 12.07 per 100000 penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko lingkungan penyakit DBD secara spasial dan pemetaan kerawanan DBD di Sumatera Barat. Metode Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi. Sampel penelitian ini seluruh kasus DBD di Sumatera Barat tahun 2018-2022, data iklim dari BMKG dan data BPS. Analisis menggunakan univariat, bivariat LISA, dan multivariat menggunakan regresi linear berganda, analisis klaster dan diskriminan. Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan kasus DBD pada masa Covid-19 dan lonjakan kembali pada saat pasca Covid-19 di Sumatera Barat. Terdapat hubungan secara spasial antara kelembaban (p-value 0,001), curah hujan (p-value 0,006), kecepatan angin (p-value 0,021) dan kepadatan penduduk (p-value 0,044) dengan kasus DBD. Terdapat wilayah yang termasuk hostspot dan coldspot, Kelembaban menjadi variabel paling dominan dengan kasus DBD di Sumatera Barat. Pemetaan kerentanan DBD dibagi menjadi tiga klaster, yakni klaster risiko tinggi, risiko sedang dan risiko rendah. Kesimpulan Faktor lingkungan dan kepadatan penduduk memiliki peran dalam kejadian DBD di Sumatera Barat. Terdapat perbedaan faktor risiko penyebab DBD pada tiap klaster. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat agar dapat mempertimbangkan karakteristik faktor risiko terutamanya kelembaban di seluruh Kabupaten/Kota sebagai acuan perencanaan program berbasis wilayah pencegahan DBD di Sumatera Barat dengan mengutamakan surveilans aktif dan pembiasaan perilaku preventif DBD di masyarakat. Kata Kunci : DBD, Iklim, LISA, Kelembaban, Pemetaan

Item Type: Thesis (Masters)
Primary Supervisor: Dr. Masrizal, SKM., M. Biomed. Kamal Kasra, SKM., MQIH., Ph. D.
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions: Pascasarjana (S2)
Depositing User: s2 kesehatan masyarakat
Date Deposited: 20 Sep 2023 04:11
Last Modified: 20 Sep 2023 04:11
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/216692

Actions (login required)

View Item View Item