AYU, FADHILAH (2015) PENGARUH LEVEL GLYCEROL YANG BERBEDA PADA METODE PEMBEKUAN VITRIFIKASI TERHADAP VIABILITAS EMBRIO 2 SEL POST THAWING. Masters thesis, UPT. Perpustakaan Unand.
Text
348.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (848kB) |
Abstract
Bioteknologi reproduksi merupakan teknologi unggul dalam bidang reproduksi untuk meningkatkan produktivitas ternak. Pemanfaatan ovarium ternak yang dipotong di RPH menjadi objek yang seharusnya diperhatikan dan dapat diaplikasikan dalam program TE, namun masih memerlukan inovasi-inovasi dan perkembangan teknologi berkelanjutan seperti kriopreservasi embrio. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis optimal glycerol yang harus ditambahkan ke dalam media vitrifikasi terhadap viabilitas embrio yang baik. Materi penelitian ini adalah ovarium dan cauda epididymis sapi yang berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) Padang. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas sejak bulan Juni 2014 sampai Februari 2015. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan yaitu 20%, 25% dan 30% glycerol dengan lima kelompok waktu pengambilan ovarium sebagai ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam pada taraf nyata 5% dan 1%, jika terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Variabel yang diamati yaitu 4 jumlah oosit yang terkoleksi, persentase fertilisasi in vitro dan persentase viabilitas embrio sapi post thawing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah oosit yang terkoleksi dari penelitian ini rata-rata berkisar antara 58-76 oosit atau 14.50% sampai 19.00% dari jumlah ovarium yang di dapat setiap kali pengambilan atau bekisar antara 13 sampai 18 oosit per ovarium. Fertilisasi merupakan proses peleburan oosit dan spermatozoa untuk menghasilkan zigot. Rataan persentase oosit yang terfertilisasi masing-masing perlakuan yaitu 55.54%, 46.05%, 46.07%. Waktu dan suhu merupakan 2 faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan oosit, sehingga kualitas oosit akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan maturasi nukleus dan pembelahan pada proses in vitro. Rataan persentase viabilitas embrio untuk perlakuan A (20% glycerol), B (25% glycerol) dan C (30% glycerol) masing-masing A 42.85a±6.39 ; B 53.45b±3.28 ; C 63.89c±10.39. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan glycerol pada media vitrifikasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap viabilitas embrio sapi post thawing. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan glycerol pada perlakuan G3 (30% glycerol) merupakan perlakuan terbaik dengan rataan viabilitas embrio post thawing 63,89%.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Pascasarjana Tesis |
Depositing User: | Ms Azizah Yasefia |
Date Deposited: | 26 Feb 2016 08:46 |
Last Modified: | 26 Feb 2016 08:46 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2149 |
Actions (login required)
View Item |