ISOLASI DAN PENENTUAN JUMLAH BAKTERISEBELUM DAN SESUDAH MENCUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK PADA TELAPAK TANGAN PERAWAT DI BANGSAL NICU RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

RAINI, HAIKAL PUTRI (2013) ISOLASI DAN PENENTUAN JUMLAH BAKTERISEBELUM DAN SESUDAH MENCUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK PADA TELAPAK TANGAN PERAWAT DI BANGSAL NICU RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
133.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (628kB)

Abstract

Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks. Kompleksitasnya tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit tetapi juga dari orang yang berada di rumah sakit baik yang berinteraksi langsung maupun tidak langsung dengan pasien yang dirawat di rumah sakit. Keadaan ini akan mempermudah terjadinya penularan penyakit infeksi terutama infeksi silang baik dari pasien ke pasien yang dirawat di rumah sakit, maupun antar pasien dengan petugas rumah sakit. Infeksi yang terjadi pada pasien yang sedang dalam proses asuhan keperawatan ini disebut infeksi nosokomial (Abduh et al., 2010). Pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial tidak akan lepas dari upaya mengeliminasi mikroba patogen. Pasien yang sedang dalam proses asuhan keperawatan di ruangan/bangsal perawatan berbeda dalam posisi kerentanan, dan mudah terinvasi oleh berbagai mikroba patogen yang ada disekitarnya. Contohnya mikroba patogen yang berasal dari alat medis dan non medis yang ada diruangan bangsal, udara dalam bangsal, termasuk juga petugas kesehatan (Septiatri,B.B., 2012). Keadaan infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat penting saat ini, mengingat terjadinya peningkatan infeksi nosokomial di rumah sakit (Budiarti, 2007). Kejadian infeksi nosokomial di negara berkembang jauh lebih tinggi terutama infeksi yang umumnya dapat dicegah. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2004 3 menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat (Utama, 2006). World Health Organization (WHO) memperkirakan kematian neonatal sebanyak 298.000 atau 49 per 1000 kelahiran hidup. Tiga perempat dari kematian neonatal terjadi pada minggu pertama, dan lebih dari seperempat terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. Penyebab kematian neonatal bervariasi sesuai dengan ketersediaan dan kualitas perawatan kesehatan dari setiap negara, sedangkan kematian neonatal karena infeksi 36%, kelahiran prematur 28% dan 23% asfiksia lahir. Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1000 kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan kematian bayi di Malaysia, hampir 2 kali lipat dibandingkan Thailand dan 1,3 kali dibandingkan dengan Philipina. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002- 2003, pada skala nasional juga masih terjadi kesenjangan angka kematian bayi antar propinsi dengan variasi sangat besar yaitu tertinggi di Propinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 103 per 1000 kelahiran hidup dan terendah di Propinsi D.I Yogyakarta mencapai 23 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2004), Propinsi Sumatera Barat sebesar 42 per 1000 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian terbanyak periode ini disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan infeksi saluran pernapasan atas (Sari, 2010). Menyadari akan pentingnya suatu kondisi yang bebas mikroba patogen, maka diperlukan suatu upaya mengeliminasi mikroba patogen pada berbagai kondisi sarana/peralatan yang langsung digunakan pada prosedur atau tindakan medis serta mikroba patogen yang lekat dengan petugas kesehatan. Cuci tangan 4 menggunakan antiseptik merupakan salah satu metode universal precaution yang sangat penting, dimana bibit penyakit dapat disebarkan melalui tangan petugas rumah sakit, terutama perawat yang terkontaminasi (Tietjen et al.,2004). Cara penyebaran infeksi nosokomial yang amat populer dan sering terjadi adalah melalui tangan petugas rumah sakit (Harmini, 2003). Dicurigai kegagalan dalam melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial. Antiseptik dan desinfektan adalah bahan kimia yang sangat penting dalam praktek kedokteran dan keperawatan. Keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroba, namun dengan aplikasi dan efektivitas yang berbeda-beda. Antiseptik itu sendiri sebenarnya merupakan desinfektan yang nontoksik karena digunakan untuk kulit, mukosa atau jaringan hidup lainnya. Desinfektan yang baik harus memenuhi persyaratan dalam waktu yang singkat dapat mendesinfeksi, mempunyai spektrum aktivitas antimikroba yang luas, mempunyai daya tahan lama, tidak toksik, dan dapat ditoleransi kulit (Mutschler,1991). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai isolasi dan penentuan jumlah koloni bakteri pada telapak tangan perawat di Bangsal NICU RSUP DR. M. DJAMIL Padang. Dengan tujuan mengevaluasi jumlah bakteri sebelum dan sesudah digunakannya antiseptik oleh perawat.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Fakultas Farmasi
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 26 Feb 2016 04:19
Last Modified: 26 Feb 2016 04:19
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2061

Actions (login required)

View Item View Item