FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI LANSIA WANITA DALAM KEGIATAN PEREKONOMIAN DI KOTA PADANG

Taufik, Taufik (2013) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI LANSIA WANITA DALAM KEGIATAN PEREKONOMIAN DI KOTA PADANG. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
49.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (487kB)

Abstract

Latar Belakang Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Diseluruh dunia penduduk lansia (usia >60) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 bahwa usia harapan hidup lanjut usia pada tahun 2011 diperkirakan meningkat menjadi 67 tahun dengan tingkat populasi 23,9 juta (9,77%). Angka harapan hidup lanjut usia (lansia) diprediksi akan terus naik beberapa tahun ke depan. Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Usia lanjut merupakan suatu keadaan yang tidak terelakkan dan merupakan masalah yang semua manusia akan mengalaminya dan berlaku secara universal. Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio dependency). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. 3 Hal yang menarik untuk dibahas dengan terjadinya peningkatan penduduk lansia ini adalah pandangan bahwa lansia bergantung kepada bagian penduduk yang lain, terutama pada pemenuhan kebutuhan hidupnya. Selain itu, keberadaan lansia juga dikaitkan dengan perhitungan rasio ketergantungan, yang merupakan perbandingan antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia non produktif termasuk di dalamnya adalah lansia. Jika penduduk lansia tersebut semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar. Di Indonesia, penduduk lanjut usia pada tahun 2004 berjumlah sekitar 16,52 juta orang, meningkat pada tahun 2006 menjadi sekitar 17,48 juta orang dan pada tahun 2008 meningkat lagi menjadi 19,50 juta orang. Pada tahun 2009 jumlah penduduk lansia adalah sekitar 8,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Persentase penduduk lansia yang telah mencapai angka 7 persen, menunjukkan bahwa negara Indonesia sudah mulai masuk ke kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Struktur penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu indicator keberhasilan mencapai pembangunan nasional, khususnya sebagai cerminan dari semakin panjangnya rata-rata usia penduduk Indonesia (Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2009). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki, yaitu 11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa dari jumlah total 20.547.541 juta jiwa pada tahun 2009. Jika dilihat dari sisi pendidikan lansia, hasil survey Susenas 2009 menunjukkan persentase penduduk lansia berpendidikan yang berpendidikan rendah relative tinggi. Lansia yang tidak menamatkan SD dan yang tidak/belum pernah 4 bersekolah sebesar 61,80 persen, lansia dengan tamatan SD sebesar 23,01 persen. Sedangkan persentase penduduk lansia yang menamatkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi relative rendah, yaitu pada jenjang SMP hanya sebesar 5,85 persen, SM sebesar 6,83 persen, dan perguruan tinggi (PT) hanya sebesar 2,51 persen. Rendahnya pendidikan penduduk lansia memperlihatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lansia secara umum masih rendah. Salah satu penyebab adalah keterbatasan fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan akibat sisa-sisa penjajahan pada masa kemerdekaan (Susenas, 2009). Meskipun telah lanjut usia perempuan memiliki tanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan urusan rumah tangga. Mulai dari membereskan rumah hingga yang kompleks dan memakan waktu maupun tenaga, seperti mengasuh cucu dan mengurus suami. Keterkaitan perempuan lanjut usia dengan pekerjaan rumah tangga begitu erat dan tampaknya sudah menjadi sesuatu yang telah diterima masyarakat lainnya dan perempuan itu sendiri. Namun perempuan lanjut usia berhak untuk mengembangkan dan mewujudkan kepribadiannya dan tidak perlu tenggelam atau membatasi diri dalam pengabdiannya terhadap keluarga serta agar tidak menjadi beban atau masalah bagi anggota keluarga. Partisipasi perempuan khususnya mereka yang sudah berusia lanjut tentunya saat ini bukan hanya sekedar menuntut persamaan hak tetapi juga mengatakan fungsinya yang mempunyai arti bagi keluarga. Secara umum salah satu yang menjadi alasan perempuan lanjut usia bekerja adalah untuk membantu ekonomi keluarga. 5 Sebagai tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya perempuan lanjut usia cenderung bekerja di sektor informal, selain hal ini di lakukan agar dapat membagi waktu antara pekerjaannya yang bersifat ekonomis dan non ekonomis, adapun akibat lain dari faktor usia yang membuat para lanjut usia lebih memilih untuk bekerja di sektor informal karena selain memudahkan juga tidak terbatas pada usia yang mereka miliki. Sektor informal menjadi sebuah pilihan karena mudah untuk di masuki, bersandar pada sumber daya lokal, usaha milik sendiri, operasinya dalam skala kecil, keterampilan dapat diperoleh diluar sistem sekolah formal dan tidak tersentuh secara langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif. Sebagian besar kegiatan ekonomi informal khususnya di perkotaan terserap ke dalam sektor perdagangan salah satunya adalah mereka yang berprofesi sebagai pedagang baik ditoko, warung, maupun kaki lima yang telah menjadi sebuah alternatif pekerjaan yang cukup populer, terutama mereka yang hidup di kalangan kelompok miskin di perkotaan. Hal ini terkait dengan cirinya yang fleksibel (mudah keluar-masuk), modal yang dibutuhkan relatif kecil, dan tidak memerlukan prosedur yang berbelit-belit. Bahkan aktivitas ekonomi informal semacam ini dianggap sebagai kantung penyelamat selama masa krisis ekonomi pada tahun 1997/1998 (Indrawati, 2009). Sektor usaha tersebut juga merupakan bagian penting dalam sistem perekonomian kota karena terbukti mampu memberikan dukungan kepada masyarakat luas terutama masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah melalui penyediaan produk-produk murah. Perempuan lanjut usia yang bekerja di sektor 6 informal dimana keberadaan mereka di sambut positif oleh kalangan masyarakat. Dalam hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar dari perempuan lanjut usia mampu untuk hidup mandiri tanpa harus menjadi beban bagi orang lain, bahkan sebagian dari perempuan lanjut usia harus menjadi tulang punggung bagi keluarga. Namun tidak terlepas dari pada pembagian fungsi keluarga dimana perempuan lanjut usia dituntut untuk dapat mengatur alokasi waktu yang seimbang sehingga pemenuhan fungsi-fungsi tersebut dapat terlaksana dengan baik dan seimbang. Penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan selama 30 tahun terakhir dengan populasi 5,3 juta jiwa (4,48 % dari total keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 1971 menjadi 19,3 juta (8,37 % dari total keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 2009. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan peningkatan angka harapan hidup sebagai dampak dari peningkatan kualitas kesehatan (Komnas Lansia, 2010). Sementara penduduk lansia di Sumatera Barat pada tahun 2009 berjumlah 429.137 orang (2,22 % dari total keseluruhan penduduk lansia Indonesia), dimana 187.845 orang diantaranya terdiri dari laki-laki dan 241.192 orang adalah perempuan. Jumlah penduduk lansia di kota Padang pada tahun 2011 adalah 54.386. Dimana penduduk lansia laki-laki adalah 24.507 dan penduduk lansia perempuan 29.879 orang. Perempuan lansia di kota Padang umumnya memilih untuk bekerja, pada umumnya bekerja di sektor informal yang ada di Kota Padang. Sektor informal yang ada seperti berdagang di toko maupun kaki lima dan kos-kosan. 7 Dari penjelasan diatas, penulis tertarik untuk menganalisis “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Lansia Wanita Dalam Kegiatan Perekonomian di Kota Padang”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Fakultas Ekonomi
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 24 Feb 2016 08:42
Last Modified: 24 Feb 2016 08:42
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1795

Actions (login required)

View Item View Item