M., NUR HUDA (2016) Hubungan hasil Rotterdam CT Score dan gangguan sistemik akibat hipotensi dan hipoksia dengan prediksi Glasgow Outcome Scale pada pasien cedera kepala sedang dan berat di RSUP dr. M. Djamil Padang. Masters thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Abstrak)
abstrak (1).pdf - Published Version Download (144kB) | Preview |
|
|
Text (Pendahuluan)
BAB I (2).pdf - Published Version Download (158kB) | Preview |
|
|
Text (Penutup)
penutup .pdf - Published Version Download (148kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (185kB) | Preview |
|
Text (Tesis Fulltext)
thesis lengkap.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Cedera kepala merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif. Jumlah penderita cedera kepala di bagian Bedah Syaraf RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2010 sebanyak 546 orang. Penilaian outcome pasien dengan Rotterdam CT Score telah dikembangkan sebagai prognosis, namun outcome yang buruk erat hubungannya dengan gangguan sistemik berupa hipoksia dan hipotensi sebagai penyebab cedera otak sekunder. Pada penelitian cross sectional ini 36 pasien cedera kepala sedang dan berat telah diteliti. Ciri-ciri demografik sampel berupa umur, jenis kelamin dan Glasgow Coma Scale (GCS) awal masuk IGD dicatat. Rotterdam CT score ditentukan untuk semua pasien. Pada waktu admisi semua pasien diperiksa untuk memntukan adanya kerusakan sekunder (hipoksia dan hipotensi). Pada akhir penelitian didapatkan 13 pasien meninggal (36.1%). Pasien dengan Glasgow Outcome Scale (GOS) baik (GOS 4-5) adalah 47.2% dan sisanya unfavorable outcome (GOS 1-3). Dari analisa menggunakan chi square didapatkan hubungan yang bermakna antara GOS dengan Rotterdam CT Score (chi square test 5.379, p<0.05). Didapatkan hubungan yang bermakna antara GOS dengan hipotensi (chi square test 4.369, p<0.05), tapi tidak bermakna dengan hipoksia (chi square test 0.462, p>0.05)., Rotterdam CT Score merupakan faktor independen dalam menentukan prognosis pasien cedera kepala sedang dan berat, dan terdapat hubungannya yang signifikan dengan GOS. Adanya hipotensi sebagai penyebab cedera otak sekunder menyebabkan outcome makin buruk, namun tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara hipoksia dengan GOS. Hal ini mungkin disebabkan oleh sedikitnya jumlah sampel yang mengalami hipoksia dan batas nilai hipoksia yang dipakai adalah 80 mmHg (bukan 60 mmHg). kata kunci : Rotterdam CT score, Glasgow outcome scale, hipotensi, hipoksia
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RD Surgery |
Divisions: | Pascasarjana (Tesis) |
Depositing User: | s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis |
Date Deposited: | 19 Oct 2016 07:45 |
Last Modified: | 21 Feb 2017 04:53 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/17409 |
Actions (login required)
View Item |