Doldi, Mariansyah (2016) FORMULASI GRANUL MUKOADHESIF GLIBENKLAMID MENGGUNAKAN POLIMER KITOSAN DAN HIDROKSIPROPIL SELULOSA. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version Download (242kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1)
BAB 1 (PENDAHULUAN).pdf - Published Version Download (243kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 5)
BAB Akhir (Kesimpulan).pdf - Published Version Download (112kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (352kB) | Preview |
|
Text (Skripsi full text)
Tugas akhir ilmiah utuh.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Glibenklamid merupakan obat golongan sulfonil urea yang digunakan sebagai terapi diabetes melitus tipe II. Salah satu permasalahan dalam formulasi glibenklamid yaitu waktu paruh yang pendek, yakni 4-6 jam. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi granul mukoadhesif glibenklamid menggunakan polimer kitosan dan hidroksipropil selulosa (HPC), yang ditujukan untuk meminimalkan frekuensi pemberian dan memperlama waktu tinggal obat di usus, serta membandingkan daya bioadhesi antara polimer kitosan dengan HPC. Granul mukoadhesi glibenklamid dibuat dengan metoda granulasi basah dalam lima formulasi, yaitu: formula 1 (F1) dan formula 2 (F2) menggunakan polimer HPC berbagai konsentrasi, formula 3 (F3) dan formula 4 (F4) menggunakan polimer kitosan, dan formula 5 (F5) tanpa polimer sebagai pembanding. Granul yang dihasilkan dievaluasi meliputi penetapan kadar glibenklamid dalam granul, sudut angkat, bobot jenis nyata, bobot jenis mampat, uji kelembaban, distribusi ukuran partikel, profil disolusi, serta uji daya mukoadhesif dengan uji mukoadhesif in vitro dan uji wash off. Uji mukoadhesif in vitro menunjukkan bahwa polimer kitosan dan hidroksipropil selulosa memiliki daya mukoadhesif yang baik, peningkatan konsentrasi penggunaan polimer dapat meningkatkan daya mukoadhesif. Hasil uji mukoadhesif in vitro menunjukan (F2) menggunakan polimer HPC 30% memiliki daya mukoadhesif yang lebih baik yakni dengan pelekatan 100% dibandingkan dengan (F4) yang menggunakan polimer kitosan 30% hanya menunjukan pelekatan 96% di jaringan usus. Pada profil disolusi terlihat adanya penurunan laju disolusi oleh formula yang menggunakan polimer kitosan dan formula yang menggunakan HPC dibandingkan dengan formula tanpa polimer. Peningkatan kosentrasi juga berpengaruh terhadap laju disolusi dimana semakin tinggi konsentrasi polimer yang digunakan menyebabkan semakin rendahnya laju disolusi granul mukoadhesif glibenklamid.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Fakultas Farmasi |
Depositing User: | s1 Fakultas Farmasi |
Date Deposited: | 19 Sep 2016 07:54 |
Last Modified: | 19 Sep 2016 07:54 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/16748 |
Actions (login required)
View Item |