ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI KEMUNCULAN CALON KEPALA DAERAH PERSEORANGAN DALAM PEMILUKADA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2010

TARTILA, TARTILA (2011) ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI KEMUNCULAN CALON KEPALA DAERAH PERSEORANGAN DALAM PEMILUKADA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2010. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
032.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (610kB)

Abstract

Sejak adanya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka terbukalah kesempatan bagi calon perseorangan untuk maju sebagai calon kepala daerah. Terbukanya kesempatan bagi calon perseorangan untuk maju sebagai kepala daerah sayangnya tidak diiringi dengan keberhasilan bagi calon perseorangan untuk duduk sebagai kepala daerah. Hal tersebut terjadi karena menjadi calon perseorangan tidaklah mudah. Walaupun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan para aktor politik untuk tetap memilih jalur perseorangan sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, dimana terdapat 2 pasang calon yang mencalonkan diri. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi majunya calon perseorangan serta hambatan dan pengalaman yang dihadapi calon perseorangan ketika mengikuti pemilukada di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010. Teori yang digunakan adalah teori pilihan rasional. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian bersifat deskriptif. Teknik pemilihan informan dilakukan secara purposive dan snowball sampling. Informan penelitian adalah individu-individu yang mencalonkan diri sebagai calon perseorangan pada pemilukada tahun 2010 di Kabupaten Lima Puluh Kota. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Dan lokasi penelitian di Kabupaten Lima Puluh Kota. Dari penelitian ini diketahui bahwa faktor-faktor yang melatar belakangi majunya calon perseorangan pada pemilukada tahun 2010 adalah: Pertama, adanya keinginan untuk menjadi kepala daerah. Kedua, tidak memiliki “kendaraan” partai untuk maju. Ketiga, menjadi calon kepala daerah melalui partai politik biayanya tinggi sementara maju melalui perseorangan lebih murah. Keempat, tingginya biaya dalam partai politik dirasakan kurang sesuai dengan dukungan yang diberikan oleh partai politik. Kelima, adanya peluang undang-undang. Keenam, dengan menjadi calon perseorangan elit politik terhindar dari keterikatan banyak kepentingan. Dan terakhir, karena elit politik telah didukung oleh organisasi selain partai politik. Kata Kunci: calon perseorangan, pemilukada

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
J Political Science > JC Political theory
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Politik
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 18 Feb 2016 08:00
Last Modified: 18 Feb 2016 08:00
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1668

Actions (login required)

View Item View Item