KEHIDUPAN ANAK DARI HASIL PERKAWINAN CAMPURAN (Studi Kasus: Status dan Hak Waris Anak Dari Perkawinan Laki-Laki Minangkabau dengan wanita Batak di Jorong Pasar Rao Pasaman)

AYU, ASRI (2011) KEHIDUPAN ANAK DARI HASIL PERKAWINAN CAMPURAN (Studi Kasus: Status dan Hak Waris Anak Dari Perkawinan Laki-Laki Minangkabau dengan wanita Batak di Jorong Pasar Rao Pasaman). Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (SKRIPSI)
CRV0401.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (577kB)

Abstract

Dalam perkawinan campuran, masalah yang banyak muncul lebih banyak dirasakan oleh anak atau keturunan buah dari hasil perkawinan dua suku yang berbeda yang dibelenggu oleh ketentuan adat dari masing suku bangsa, anak sering tidak mendapatkan status sosial dan hak waris sebagai keturunan orang tuanya akibat perkawinan campuran antar suku bangsa yang terhambat oleh ketentuan adat kedua orang tua yang berbeda suku bangsa. Seharusnya sebagai keturunan dari suatu hasil perkawinan, si anak memiliki hak untuk mendapatkan status sosial yang lebih baik dari keluarga si bapak dan ibunya, serta memiliki hak waris dari hubungan perkawinan kedua orang tuanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan status dan hak waris anak dari hasil perkawinan campuran laki-laki Minangkabau bersama perempuan Batak menurut adat dan budaya Minangkabau dengan Batak, serta menganalisis hubungan sosial anak dengan keluarga dari hasil perkawinan laki-laki Minangkabau dengan wanita Batak di Jorong Pasar Rao Pasaman. Tipe penelitian ini adalah deskriptif yang menggunakan metode kualitatif. Informan yang digunakan adalah informan kunci dan informan biasa. Sesuai dengan objek penelitian maka yang akan menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah pemuka masyarakat atau mereka yang dianggap berperan dan mengetahui tentang kehidupan masyarakat di daerah tersebut baik dari suku bangsa Minangkabau maupun Batak. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi alamiah (natural) dan wawancara (interview) . Analisis data berupa proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan, dan dokumen yang telah terkumpul. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa karena terdapatnya perbedaan cara menentukan garis keturunan dari kedua suku maka keluarga yang melakukan perkawinan campuran antar suku ini mencari cara yang terbaik untuk menentukan hak waris anak dari hasil perkawinan mereka. Harta warisan terdiri dari harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah. Dalam warisan dari perkawinan campuran laki-laki Minangkabau dengan wanita Batak secara ketentuan adat mereka tidak akan mendapatkan warisan namun adakalanya realitas dilapangan berbeda. Sang anak tidak mendapatkan harta kaum ayahnya tetapi sering di pinjamkan oleh pihak keluarga ayah seumur hidup si anak dan warisan yang di dapat hanya dari harta pencaharian orang tua. Demikian di Batak dengan cara pemberian marga dan tanah , sang ayah di berikan marga dan tanah oleh kerabat ibunya dengan cara harus mengisi adat terlebih dahulu maka ketunannya akan memakai dan mendapatkan marga dari ayahnya Hubungan sosial anak dengan keluarga terdiri dari baik dan buruknya, dari perkawinan campuran tersebut menurut adat Minangkabau tidak memiliki hak atas kaumnya karena si anak tidak mempunyai suku (kaum) yang jelas dari suku-suku yang ada dalam ketentuan adat Minangkabau, sedangkan pada suku Batak dengan jalan pemberian marga.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Depositing User: Yth Vebi Dwi Putra
Date Deposited: 25 Aug 2016 09:39
Last Modified: 25 Aug 2016 09:39
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/15697

Actions (login required)

View Item View Item