PENGARUH PEMBERIAN JERAMI PADI FERMENTASI TERHADAP KONSUMSI BK DAN PK SERTA KECERNAAN PK SAPI PESISIR

ADE, PUTRA (2015) PENGARUH PEMBERIAN JERAMI PADI FERMENTASI TERHADAP KONSUMSI BK DAN PK SERTA KECERNAAN PK SAPI PESISIR. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan.

[img] Text
201512170952th_skripsi ade.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (515kB)

Abstract

Sapi Pesisir adalah salah satu sapi lokal Indonesia yang terdapat di Sumatera Barat, sapi ini merupakan plasma nutfah dan banyak dipelihara oleh petani peternak di Sumatera Barat khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan. Sapi Pesisir memiliki tubuh kecil, kaki ramping, bagian dalam berwarna agak muda, tanduk kecil dan pendek, punuk kurang terlihat jelas, dan bergelambir pendek. Sapi Pesisir termasuk sapi yang berukuran kecil, tingkat produksinya rendah, namun memiliki keunggulan daya adaptasi yang baik terhadap kondisi makanan dan manajemen yang buruk serta memiliki daya tahan beberapa penyakit dan parasit tertentu (Saladin,1983). Sapi Pesisir pada umumnya dipelihara dengan sistim ekstensif tradisional (ternak dilepaskan tanpa perhatian khusus), ternak dibiarkan berkeliaran di lingkungan masyarakat, sehingga ternak hanya mengandalkan rumput liar, anakan padi setelah panen, daun pisang, kulit pisang, daun ubi dan berbagai limbah organik rumah tangga lainnya sebagai sumber pakan. Akibat dari makanan seadanya ini, rumpun sapi ini rata-rata memiliki kondisi tubuh kurus sampai sedang, namun masih mampu berkembang biak dengan baik. Rendahnya kualitas pakan yang dikonsumsi ternak tersebut mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi dari sapi Pesisir. Kualitas bahan kering yang dimakan oleh ternak tergantung dari mutu bahan makanan yang dimakan, contohnya kandungan protein, dimana protein memiliki peran sebagai pembentuk sel/jaringan baru, pengganti sel/jaringan yang rusak, sumber energi, bagian dari komponen enzim, pembentukan hormon dan lain-lain. Kekurangan konsumsi protein menyebabkan pertumbuhan tidak maksimal, bahkan pertumbuhan akan terganggu, mengakibatkan penurunan bobot badan. Sehingga penyediaan protein untuk memenuhi kebutuhan ternak sangatlah penting, dengan menyediakan pakan alternatif yang mampu mencukupi kebutuhan ternak. Salah satu bahan pakan yang potensial untuk dijadikan pakan ternak adalah jerami padi, karena ketersediaannya berkesinambungan, harganya yang murah dan mudah didapat. Jerami padi memiliki kandungan protein kasar lebih rendah daripada rumput, sedangkan kandungan serat kasarnya lebih tinggi. Serat kasar jerami padi sebagian besar berikatan dengan lignin dan silika, yang berdampak pada rendahnya kecernaan. Kecernaan jerami padi dapat diperbaiki dengan metode fermentasi menggunakan probion. Serangkaian penelitian pemanfaatan probiotik dalam pakan telah dilakukan di Balai Penelitian Temak secara in vitro maupun in vivo dengan hasil yang menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap peningkatan kecernaan komponen serat pakan maupun terhadap produktivitas temak (Haryanto et al., 1998). Probion merupakan produk campuran berbagai macam mikroba yang dibuat melalui proses inkubasi anaerob isi rumen dengan tambahan mineral dan bahan organik yang dibutuhkan mikroba (Haryanto, 2000). Mikroba selulolitik yang terdapat dalam probion diharapkan dapat menghasilkan enzim selulase yang mampu merombak dan merenggangkan ikatan lignoselulosa dan lignohemiselulosa, sehingga jerami padi menjadi lebih mudah dicerna oleh mikroba rumen. Penambahan urea berfungsi sebagai sumber NH3 bagi mikroorganisme di dalam probion dan sekaligus menambah kadar nitrogen hasil fermentasi jerami padi. Teknologi Probion dapat meningkatkan kandungan protein jerami padi 2 kali lebih besar cukup berpotensi sebagai pakan pengganti rumput Gajah dan mampu mempertahankan konsumsi, kecernaan, pertambahan bobot hidup harian dan efisiensi penggunaan pakan sapi Simmental (Antonius, 2009). Selain itu pada ransum konsentrat diberikan daun papaya, yang diolah menjadi tepung agar mudah diberikan kepada ternak. Daun pepaya mengandung papain, karpain, alkoloid, saponin, glikosida, karposid (Widodo, 2000), selanjutnya Kiha dkk. (2012) menyatakan bahwa papain dan kimopapain dalam daun pepaya merupakan enzim proteolitik yang dapat membantu meningkatkan kecernaan dan penyerapan asam amino protein, selanjutnya tepung daun papaya dapat dijadikan antikanker (Sukardiman dkk 2006). Kandungan saponin dalam tepung papaya dapat menekan jumlah protozoa dalam rumen, protozoa merupakan predator bagi sebagian bakteri, apabila populasi protozoa di tekan maka akan terjadi perubahan komposisi mikroba rumen yang mengarah kepada dominasi bakteri yang mendegradasi serat, sehingga pemanfaatan pakan meningkat. Pemberian jerami padi fermentasi dengan probion diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein ternak, baik untuk kebutuhan hidup pokok maupun berproduksi. Kebutuhan protein ternak dapat dihitung dengan cara terlebih dahulu menghitung kebutuhan bahan kering ternak, bahan kering yang dikonsumsi tidak sepenuhnya diserap, karena sebagiannya akan dikeluarkan lagi melalui feses, bahan kering mengandung bahan organik yang dibutuhkan oleh ternak, diantaranya protein yang akan dicerna dalam sistim pencernaan dan yang tidak diserap akan dikeluarkan melalui feses. Penggunaaan probion dalam proses fermentasi jerami padi diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap tingkat konsumsi dan kecernaan sapi Pesisir. Mengacu pada hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Jerami Padi Fermentasi Terhadap Konsumsi BK dan PK serta Kecernaan PK Sapi Pesisir”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Peternakan
Depositing User: Ms Randa Erdianti
Date Deposited: 11 Feb 2016 04:10
Last Modified: 11 Feb 2016 04:10
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1395

Actions (login required)

View Item View Item