PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN CSR , DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN,KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN PERIODE (2007-2013)

GANESHA, GANESHA (2015) PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN CSR , DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN,KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN PERIODE (2007-2013). Diploma thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
201505221115nd_skripsi lengkap.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (845kB)

Abstract

Latar Belakang Masalah Industri pertambangan dan jasa pertambangan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah satu industri strategis yang memiliki peran signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional.Ini merupakan bagian dari pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang kaya guna dimanfaatkan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Industri pertambangan merupakan aset nasional yang harus didukung semua pihak untuk terus berkiprah dalam perkembangan ekonomi nasional.Sektor usaha ini memiliki daya saing tinggi dan tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional namun juga secara global.Beberapa perusahaan pertambangan sudah membuka jaringan dan mengerjakan proyek di berbagai negara.Dan salah satu perusahaan pertambangan di Indonesia juga menjadi perusahaan pertambangan terbesar di Asia. Dalam perkembangan industri pertambangan di Indonesia mampu memberikan konstribusi signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional, pembangunan ekonomi lokal, penyediaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan nilai tambah Sumber Daya Alam Indonesia. 16 Disamping itu juga berperan aktif dalam pengembangan komunitas masyarakat di area sekitar pertambangan dan umum. Melalui program Corporate Social Responsibilty (CSR), industri pertambangan turut membangun masyarakat antara lain di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pemberdayaan generasi muda. Corporate social responsibility (CSR)adalah alat yang dapat digunakan perusahaan untuk menghindari konflik antara perusahaan dengan lingkungannya (Abriani,dkk., 2012 dalam Hendra,Ardhani (2014). Penerapan CSRpenting guna mencegah terjadinya kerugian sosial dan lingkungan akibat aktivitas operasional perusahaan. Menurut Indrawati (2009), CSRjuga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, karena dengan perusahaan menerapkan CSRmaka dapat membantu perusahaan untuk mencegah timbulnya biaya eksternal, sehingga kinerja keuangan akhir tahun perusahaan akan dinilai positif oleh pihak internal dan eksternal perusahaan. Penerapan CSRperlu didukung oleh mekanisme corporate governance (CG) agar menjadi efektif, sebab memiliki peran untuk mengendalikan atau mengatasi perilaku manajemen yang mementingkan diri sendiri. Pentingnya perusahaan pertambangan melakukan CSRdan Corporate Governance adalah agar dapat meningkatkan citra baik dan positif dimata pihak interen dan eksteren perusahaan. 17 Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis , yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan , dewan komisaris , para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu stuktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Arief , Bambang , 2007). Dalam penelitian ini praktek corporate governanceakan di ukur melalui dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Pada dasarnya semua dewan komisaris bersifat independen , tetapi keberadaan dewan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairness) diantara berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan stakeholders sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris. Sedangkan kepemilikkan institusional disebut juga sebagai investor yang canggih (sophisticated) sehingga seharusnya lebih dapat memanfaatkan informasi untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan. Kepemilikan manajerial dimaksudkan untuk penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham , yang berarti semakin meningkat kepemilikan manajerial diharapkan semakin membaik kinerja perusahaan , dengan demikian semakin banyak saham yang dimiliki manajer , maka manajer akan cenderung mengatur labanya , karena manajer akan ikut menanggung baik buruknya akibat setiap keputusan yang di ambil. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakkan return on equity (ROE).ROEdigunakan saat perusahaan mengukur kemampuan menghasilkan 18 laba dari total equity (Permanasari, 2010 dalam Hendra, Ardhani (2014). ROEmerupakan parameter yang baik, dalam hal ini karena akan terlihat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total asset yang dimilikinya untuk memperoleh laba selama beroperasi. Semakin besar ROE, semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menjadi daya tarik investor dalam memiliki saham perusahaan tersebut (Abriani,dkk., 2012 dalam Hendra, Ardhani (2014). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka peneliti tertarik untuk meneliti “ Pengaruh Tingkat Pengungkapan CSR , Dewan Komisaris Independen , Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Periode ( 2007-2013)”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Fakultas Ekonomi > Manajemen
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 27 Jan 2016 08:10
Last Modified: 27 Jan 2016 08:10
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/137

Actions (login required)

View Item View Item