Ahmad, Fariq Alfaruqi (2016) HIBRIDITAS TOKOH BELANDA DALAM KUMPULAN CERPEN SEMUA UNTUK HINDIA KARYA IKSAKA BANU: SUATU KAJIAN POSKOLONIAL. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version Download (52kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version Download (267kB) | Preview |
|
|
Text (BAB V)
BAB V.pdf - Published Version Download (208kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (287kB) | Preview |
|
Text (TUGAS AKHIR ILMIAH UTUH)
TUGAS AKHIR ILMIAH UTUH.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (997kB) |
Abstract
AHMAD FARIQ ALFARUQI. : . Jurusan Sastra Indonesia Faultas Ilmu Budaya Univeritas Andalas, 2016. Pembimbing I Dr. Syafril, M.Si. dan Pembimbing II Drs. M. Yusuf, M.Hum. Sebagai negara pascakolonial, karya-karya sastra yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia digolongkan sebagai karya sastra pascakolonial. Secara luas, seluruh karya sastra yang ditulis oleh pengarang-pengarang Indonesia terpengaruh kolonialisme Belanda, baik itu disadari maupun tidak. Namun, terdapat karya-karya yang ditulis dengan kesadaran akan kondisi pascakolonial Indonesia, serta melakukan perlawanan terhadap wacana dominan kolonialisme yang memengaruhi sikap, mental, dan pikiran-pikiran masyarakat Indonesia, bahkan sampai hari ini. Salah satu karya yang menampilkan kesadaran dan perlawanan terhadap wacana dominan kolonialisme tersebut adalah kumpulan cerpen Semua Untuk Hindia karya Iksaka Banu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk perlawanan yang ditampilkan dalam kumpulan cerpen Semua Untuk Hindia karya Iksaka Banu terhadap wacana dominan kolonialisme Belanda. Kemudian, bagaimana wacana dominan kolonialisme Belanda tersebut diproduksi dan dipraktikkan di Indonesia, juga bagaimana transformasi wacana tersebut pada masa ketika Indonesia telah merdeka. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Pertama mengidentifikasi dan mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang membangun cerpen. Kedua, menganalisis unsur-unsur yang telah dijelaskan tersebut dengan menggunakan teori poskolonial guna menemukan bagaimana bentuk perlawanannya terhadap wacana dominan kolonialisme Belanda. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah, bahwa tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang rasial Belanda dalam cerpen-cerpen tersebut, mengandung hibriditas dalam karakter, sikap, maupun tindakan-tindakan mereka. hibriditas tersebut merupakan akibat dari proses interaksi yang mereka alami dengan masyarakat dan kebudayaan pribumi Indonesia. Hibriditas tokoh Belanda dalam cerpen-cerpen tersebut membawa perlawanan terhadap wacana dominan kolonialsme, yang menegaskan perbedaan rasial antara masyarakat dan kebudayaan Belanda dengan masyarakat dan kebudayaan pribumi Indonesia. Pembedaan rasial tersebut bersifat hierarkis, yaitu, masyarakat dan kebudayaan Belanda menduduki posisi yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat dan kebudayaan pribumi Indonesia. Kata kunci: Hibriditas, poskolonial, wacana kolonialisme
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PN Literature (General) > PN0080 Criticism |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Indonesia |
Depositing User: | s1 sastra indonesia |
Date Deposited: | 29 Jul 2016 02:55 |
Last Modified: | 29 Jul 2016 02:55 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/13207 |
Actions (login required)
View Item |