Haidar, Haikal Fasya (2022) Gambaran Hasil Pemeriksaan Otoacoustic Emission pada Penderita Sindrom Down di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2022. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Cover dan Abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version Download (387kB) |
|
Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (188kB) |
|
Text (BAB 6 Penutup)
BAB 6 Penutup.pdf - Published Version Download (76kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (172kB) |
|
Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Sindrom Down (SD) adalah kelainan genetik yang terjadi disebabkan oleh adanya kelebihan materi genetik kromosom 21. Diperkirakan di antara 800 sampai 1000 kelahiran hidup, terdapat satu bayi yang menderita SD. Sindrom Down memiliki keterkaitan dengan berbagai kelainan kongenital dan disfungsi beberapa organ tubuh, salah satunya adalah pendengaran. Penderita SD seringkali mengalami gangguan pendengaran sensorineural, gangguan sensorineural adalah gangguan yang terjadi pada telinga bagian dalam. Evaluasi gangguan pendengaran sensorineural pada penderita SD dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan OAE pada penderita SD di sekolah luar biasa Kota Padang tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria sebanyak 31 sampel. Hasil penelitian didapatkan mayoritas penderita SD mendapatkan hasil refer 25/31 pada pemeriksaan OAE, Hasil OAE refer terjadi baik pada salah satu telinga maupun kedua telinga. Hasil OAE refer lebih banyak terkonfirmasi pada penderita SD berjenis kelamin laki-laki 20/24 dibanding penderita SD berjenis kelamin perempuan 5/7 dan hasil OAE refer lebih banyak terkonfirmasi pada kelompok usia 18-21 tahun. Kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa penderita sindrom Down lebih berisiko memiliki gangguan pendengaran sensorineural dan dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat melakukan deteksi gangguan pendengaran sedini mungkin pada penderita SD.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | dr. Rahmi Lestari, Sp.A(K) |
Uncontrolled Keywords: | Gangguan Pendengaran, Sindrom Down, Otoacoustic Emission |
Subjects: | R Medicine > RF Otorhinolaryngology R Medicine > RJ Pediatrics |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | S1 Pendidikan Kedokteran |
Date Deposited: | 13 Dec 2022 07:59 |
Last Modified: | 13 Dec 2022 07:59 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/118281 |
Actions (login required)
View Item |