Nafa, Quita (2021) Gambaran Respon Pengobatan Pasien Hepatitis B yang Mendapat Terapi Antivirus di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2018-2020. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Cover & Abstrak.pdf - Published Version Download (374kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (328kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 6 Penutup)
BAB 6 Penutup.pdf - Published Version Download (173kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (334kB) | Preview |
|
Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia. Kebanyakan pasien tidak mengalami keluhan sampai terjadi penyakit hati kronis. Progresivitas penyakit dapat dicegah dengan terapi antivirus, seperti golongan interferon dan nukleosida analog. Pemantauan terapi dilakukan untuk menilai respon pengobatan dengan pemeriksaan asam deoksiribonukleat virus hepatitis B (DNA VHB), hepatitis B envelope antigen (HBeAg), alanin aminotransferase (ALT) serum dan derajat fibrosis hati setiap 3- 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran respon pengobatan pasien hepatitis B yang mendapat terapi antivirus di RSUP. Dr . M. Djamil Padang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif pada 54 pasien hepatitis B yang mendapat terapi antivirus minimal 2 tahun terapi yang tidak mengalami sirosis hati dan karsinoma hepatoseluler. Respon pengobatan dinilai dari ALT, DNA VHB, derajat fibrosis hati, dan status HBeAg pasien melalui data sekunder rekam medis. Hasil penelitian didapatkan respon biokimia pasien hepatitis B setelah 2 tahun terapi (61,1%) lebih baik dari 6 bulan terapi (53,7%) dan obat yang paling baik respon biokimianya adalah telbivudin dan tenofovir. Respon virologi setelah 2 tahun terapi (70,4%) lebih baik dari pada 6 bulan terapi (48,1%) dan obat yang paling baik respon virologinya adalah interferon dan tenofovir. Derajat fibrosis hati setelah 6 bulan terapi (81,5%) lebih baik dibandingkan setelah 2 tahun terapi (75,9%) dan obat yang memberikan respon paling baik adalah interferon dan tenofovir serta respon pengobatan paling baik terdapat pada pasien dengan HBeAg negatif. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi pasien hepatitis B.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Drs. Julizar, Apt, M.Kes |
Uncontrolled Keywords: | Hepatitis B, Antivirus, DNA VHB, ALT, HBeAg, Fibrosis hati. |
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | S1 Pendidikan Kedokteran |
Date Deposited: | 31 May 2021 08:22 |
Last Modified: | 31 May 2021 08:22 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/76058 |
Actions (login required)
View Item |