PERBANDINGAN INSIDEN NYERI KRONIS PASCA OPERASI LAPAROSKOPI HERNIORAFI TRANSABDOMINAL PREPERITONEAL (TAPP) DAN TOTALLY EXTRAPERITONEAL (TEP) DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Yudi, Ichsan Ramata (2021) PERBANDINGAN INSIDEN NYERI KRONIS PASCA OPERASI LAPAROSKOPI HERNIORAFI TRANSABDOMINAL PREPERITONEAL (TAPP) DAN TOTALLY EXTRAPERITONEAL (TEP) DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
Cover-abstrak.pdf - Published Version

Download (357kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I Pendahuluan)
Bab I.pdf - Published Version

Download (339kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab Penutup)
Penutup.pdf - Published Version

Download (208kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (445kB) | Preview
[img] Text (fulltext)
Full tesis dr. Yudi Ichsan Ramata.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Perbandingan Insiden Nyeri Kronis Pasca Operasi paada Pasien yang Menjalani Laparoskopi Herniorafi Transabdominal Preperitoneal (TAPP) dan Totally Extraperitoneal (TEP) Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Yudi Ichsan Ramata1 Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Latar Belakang Hernia inguinal adalah kasus protrusi komponen peritoneal melewati dinding abdomen akibat kelemahan aponeurotik dinding abdomen. Hernia inguinal merupakan jenis hernia yang paling umum terjadi dengan 291.145 kasus di Indonesia pada tahun 2012 dan 87 orang di RSUP Dr. M. Djamil selama periode 2017-2018. Penanganan hernia dengan laparoskopi baik menggunakan teknik TEP dan TAPP berkaitan dengan insidensi nyeri kronis pasca operasi yang didefinisikan sebagai rasa nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan menurut IASP. Metode Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan desain retrospective study. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan Agustus – Oktober 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 54 orang. Hasil Studi ini menemukan terdapat 54 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dengan usia puncak adalah 82 tahun dan rata-rata 59,1 tahun. Pasien laki-laki lebih banyak yaitu 79,62 %. Terdapat 2 pasien yang mengalami nyeri kronis (7,41 %) dengan teknik TAPP dan 1 orang (3,71 %) dengan tenik TEP. Uji analitik bivariat dilakukan dengan Fisher Exact Testdan didapatkan kesimpulan bahwa tidak terrdapat hubungan yang signifikan antara insidensi nyeri kronis dengan teknik laparaoskopi yang dipilih (p=1,000). Kesimpulan Tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara kejadian nyeri kronis pasca operasi pada pasien yang menjalani laparaskopi herniorafi dengan prosedur TEP maupun TAPP. Kata kunci : hernia, TEP, TAPP, nyeri kronis

Item Type: Thesis (Masters)
Primary Supervisor: dr. M. Iqbal Rivai, Sp.B-KBD
Subjects: R Medicine > RD Surgery
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis
Date Deposited: 06 Apr 2021 07:20
Last Modified: 06 Apr 2021 07:20
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/74000

Actions (login required)

View Item View Item