SURI, HANIFA EFENDI (2025) FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MORTALITAS PADA PASIEN LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK DI RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG. Spesialis thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.
![]() |
Text (cover dan abstrak)
cover dan abstrak (2).pdf - Published Version Download (184kB) |
![]() |
Text (bab 1)
BAB 1 (1).pdf - Published Version Download (336kB) |
![]() |
Text (bab 7)
BAB 7.pdf - Published Version Download (40kB) |
![]() |
Text (daftar pustaka)
DAFTAR PUSTAKA (2).pdf - Published Version Download (400kB) |
![]() |
Text (tesis full)
tesis full suri.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun kronik dengan keterlibatan multisistem dan aktivitas penyakit yang berfluktuasi. Meskipun terapi semakin berkembang, SLE masih memiliki risiko morbiditas dan mortalitas dini yang tinggi, terutama di negara berkembang. Identifikasi faktor risiko mortalitas penting untuk meningkatkan luaran pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan mortalitas pada pasien SLE di rumah sakit rujukan tersier di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan studi retrospektif dengan desain potong lintang terhadap 317 pasien SLE yang dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Januari 2020–Desember 2023. Data diperoleh dari rekam medis meliputi karakteristik demografis, manifestasi klinis, hasil laboratorium, aktivitas penyakit (MEXSLEDAI), dan komorbiditas (Charlson Comorbidity Index). Analisis dilakukan dengan uji bivariat dan regresi logistik multivariat. Hasil: Angka mortalitas adalah 6,6% (21/317). Mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan (95,6%), berusia 18–30 tahun (53%), dan memiliki aktivitas penyakit berat (56,5%). Manifestasi yang paling sering ditemukan adalah artritis (75,5%), anemia (66,6%), dan infeksi (42%). Analisis multivariat menunjukkan tiga faktor independen yang berhubungan dengan mortalitas, yaitu infeksi (OR=7,433; 95% CI 2,1–26,6; p=0,002), keterlibatan neurologis (OR=3,252; 95% CI 1,24–8,47; p=0,016), serta artritis yang bersifat protektif (OR=0,354; 95% CI 0,13–0,93; p=0,035). Kesimpulan: Infeksi dan keterlibatan neurologis merupakan prediktor independen mortalitas pada pasien SLE yang dirawat di rumah sakit ini, dengan infeksi sebagai faktor dominan. Sebaliknya, artritis berhubungan dengan penurunan risiko kematian, kemungkinan mencerminkan fenotipe penyakit yang lebih ringan. Temuan ini menegaskan pentingnya deteksi dini, pencegahan, dan tata laksana segera terhadap infeksi dan lupus neuropsikiatrik untuk menurunkan mortalitas pada SLE. Strategi yang perlu diprioritaskan meliputi surveilans infeksi, optimalisasi penggunaan imunosupresan, serta evaluasi cepat terhadap gejala neurologis. Kata kunci: systemic lupus erythematosus, mortalitas, faktor prognostik, infeksi, keterlibatan neurologis, MEX-SLEDAI
Item Type: | Thesis (Spesialis) |
---|---|
Supervisors: | Dr. dr. Raveinal, Sp.PD-KAI, FINASIM |
Uncontrolled Keywords: | systemic lupus erythematosus, mortality, prognostic factors, infection, neurological involvement, MEX-SLEDAI |
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Sp-1 Penyakit Dalam |
Depositing User: | s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis |
Date Deposited: | 29 Aug 2025 08:18 |
Last Modified: | 29 Aug 2025 08:18 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/507550 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |