Abdillah, Muhammad Farhan (2024) Identifikasi Gender Bender Dalam Karakter Yamato (Analisis Semiotika Pada Anime One piece Arc Wano Kuni). S1 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
Cover Abstrac.pdf - Published Version Download (323kB) |
![]() |
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf - Published Version Download (321kB) |
![]() |
Text
BAB 5.pdf - Published Version Download (177kB) |
![]() |
Text
DAPUS.pdf - Published Version Download (219kB) |
![]() |
Text
Skrispi Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Anime sebagai media entertainment biasanya memang bertujuan sebagai hiburan semata, namun tidak menutup kemungkinan juga anime membawa isu-isu yang lekat dengan peristiwa yang terjadi di dunia nyata, salah satunya anime One Piece. One piece arc Wano Kuni ini hadir membawa sebuah isu yang menampilkan adanya Gender bender yang bisa dilihat dari salah satu karakternya, yaitu Yamato. Dengan juga meningkatnya pembahasan masyarakat tentang isu gender ini membuat One piece tetap menjadi anime yang peminatnya masih banyak walaupun sudah tayang dari tahun 1999. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gejala yang menggambarkan gender bender pada karakter Yamato serta bagaimana budaya negara Jepang yang konservatif terhadap isu gender ini. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan teori semiotika Roland Barthes. Adapun data penelitian didapatkan melalui observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menemukan dua gejala utama gender bender yang muncul pada karakter Yamato, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan stereotip gender, dan fluiditas gender. Penyimbolan karakter Yamato melalui penggunaan berbagai warna pada pakaiannya juga menunjukkan beberapa nilai-nilai seperti optimisme, penuh semangat, keberanian, sama seperti sifat-sifat Kozuki Oden yang ia imitasi. Yamato juga menunjukkan bahwa ragam bahasa yang digunakannya dalam percakapan sehari-hari bertentangan dengan tradisi yang sudah berkembang dari zaman Jepang tradisional dimana Jepang telah menegakkan peran gender tradisional yang kaku dalam budayanya. Penggunaan ragam bahasa pria menunjukkan adanya citra maskulinitas dan penggunaan bahasa wanita menunjukkan adanya citra feminitas. Dengan Yamato menyebut dirinya sendiri dengan kata ganti boku walaupun itu merupakan bagian dari ragam bahasa pria, menunjukkan bahwa bahasa dapat menjadi alat dari ekspresi identitas.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Vitania Yulia, M.A; Ilham Havifi, M.I.Kom |
Uncontrolled Keywords: | One Piece; Gender bender; Fluiditas Gender; Yamato; Budaya. |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | s1 ilmu komunikasi |
Date Deposited: | 17 Apr 2025 07:31 |
Last Modified: | 17 Apr 2025 07:31 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/494421 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |