Liza, Rini Gusya (2024) HUBUNGAN POLIMORFISME GEN OPIOID RECEPTOR KAPPA I rs7016778 dan rs7824175, KADAR KAPPA OPIOID RECEPTOR, KADAR DYNORPHIN, KADAR KORTISOL DENGAN NON SUICIDAL SELF INJURY. Doctoral thesis, Universitas Andalas.
Text (COVER DAN ABSTRAK)
cover dan abstrak pdf rini gusya liza.pdf - Published Version Download (152kB) |
|
Text (BAB 1)
BAB I PENDAHULUAN PDF.pdf - Published Version Download (301kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (154kB) |
|
Text (PENUTUP)
Bagian Akhir (Penutup:Kesimpulan).pdf - Published Version Download (165kB) |
|
Text (FULL)
Perbaikan Ujian tertutup final.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Non Suicidal Self Injury (NSSI) merupakan masalah kesehatan remaja dan dewasa muda yang banyak menjadi perhatian pada saat ini. Tindakan NSSI diduga melibatkan sistem reward dopamin mesokortikal, sistem opioid endogen, serta overaktivasi sistem stres. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada hubungan polimorfisme gen Opioid Receptor Kappa 1 (OPRK1) rs7016778 dan rs7824175, kadar Kappa Opioid Receptor (KOR), kadar dynorphin, kadar kortisol dengan NSSI. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan desain cross sectional antara subjek yang didiagnosis NSSI sebanyak 84 orang dengan kontrol sebanyak 76 orang. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling pada remaja dan dewasa muda yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta mengisi informed consent. Diagnosis NSSI berdasarkan DSM-5 dengan menggunakan protokol wawancara NSSID dan untuk mengetahui fungsi dan perilaku NSSI menggunakan kuesioner ISAS. Polimorfisme gen OPRK1 diperiksa dengan PCR, kadar Kappa Opioid Receptor (KOR) dan kadar dynorphin dalam plasma diukur dengan ELISA. Sedangkan kadar kortisol serum juga diukur dengan ELISA. Hasil penelitian didapatkan usia onset gangguan NSSI yang terbanyak adalah usia 15 sampai 17 tahun. Sebahagian besar responden merasakan sakit saat melakukan self-injury. Waktu yang paling sering untuk melakukan tindakan NSSI adalah saat sendirian, Sebahagian besar melakukan lebih dari 3 metode NSSI dan yang paling sering digunakan adalah menarik rambut. Fungsi perilaku NSSI yang paling banyak adalah affect regulation. Kadar OPRK, kadar dynorphin dan kadar kortisol lebih tinggi pada subjek dengan NSSI. Frekuensi Alel A lebih tinggi pada NSSI sedangkan frekuensi Alel C lebih tinggi pada kontrol. Terdapat perbedaan kadar KOR antara subjek NSSI dengan kontrol. Terdapat hubungan kadar KOR dengan kadar dynorphin dengan NSSI. Tidak terdapat perbedaan Polimorfisme gen OPRK-1 rs7016778 dan rs7824175 antara subjek NSSI dengan kontrol. Tidak terdapat perbedaan kadar dynorphin dengan kadar kortisol antara subjek NSSI dengan kontrol. Studi ini membuktikan adanya peranan Kappa Opioid Receptor dan dynorphin pada non suicidal self-injury. Perlu penelitian pada regulator gen OPRK-1 untuk mengetahui peran genetik pada NSSI ini.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Primary Supervisor: | yaslinda yaunin |
Uncontrolled Keywords: | Non-suicidal, self-injury, Opioid, Kappa receptor, Dynorphin, Polimorfisme. |
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC0321 Neuroscience. Biological psychiatry. Neuropsychiatry |
Divisions: | Pascasarjana (S3) |
Depositing User: | s3 Biomedik kedokteran |
Date Deposited: | 22 Aug 2024 03:02 |
Last Modified: | 22 Aug 2024 03:02 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/477852 |
Actions (login required)
View Item |