Evaluasi Penerapan 5s Dan Total Productive Maintenance untuk Meningkatkan Nilai Overall Equipment Effectiveness Di Area Raw Mill Indarung 6 (Studi Kasus: Pt Semen Padang)

Arifan, Kautsarindra (2024) Evaluasi Penerapan 5s Dan Total Productive Maintenance untuk Meningkatkan Nilai Overall Equipment Effectiveness Di Area Raw Mill Indarung 6 (Studi Kasus: Pt Semen Padang). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (332kB)
[img] Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1.pdf - Published Version

Download (407kB)
[img] Text (BAB 6 Penutup)
BAB 6.pdf - Published Version

Download (231kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (231kB)
[img] Text (skripsi fulltext)
skripsi full ari.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

PT Semen Padang merupakan perusahaan semen tertua di Indonesia yang memiliki area yang berfungsi untuk mencampurkan bahan baku dalam proses pembuatan semen yang disebut dengan area raw mill Indarung 6. Area raw mill Indarung 6 telah menerapkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) dan TPM (Total Productive Maintenance) sejak tahun 2019. Namun pada tahun 2022 terdapat kurangnya optimal penerapan 5S dan TPM. Hasil penilaian 5S dan TPM terendah di area raw mill Indarung 6 pada tahun 2022 adalah pada bulan November dengan total nilai pelaksanaan 5S dan TPM mencapai 71,67 dari standar nilai 91. Kurang optimalnya penerapan 5S dan TPM yang memicu kerusakan pada peralatan-peralatan di area raw mill Indarung 6 sehingga meningkatnya downtime-downtime mempengaruhi rendahnya nilai OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada tahun 2022 sebesar 71,89% yang masih belum mencapai target 85%. Salah satu mesin yang memiliki downtime terbanyak adalah nomenklatur 6R1C01. Hal ini menunjukkan perlunya dilakukan penelitian evaluasi penerapan 5S dan TPM dalam upaya meningkatkan nilai OEE di area raw mill Indarung 6. Metode yang digunakan adalah mengambil six losses (6 Gangguan Terbesar).Selanjutnya melakukan analisa dengan metode PDCA (Plan, Do, Check, and Action) dan metode Fishbone Diagram. Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data, dapat dijelaskan bahwa realisasi pencapaian OEE di area raw mill Indarung 6 tahun 2022 disebabkan oleh tingginya nilai downtime di nomenklatur-nomenklatur. Salah satunya nomenklatur 6R1C01 dengan waktu operasi hanya sebesar 8.509 jam dari standar durasi 8.760 jam pertahun sehingga mempengaruhi nilai availability yang hanya mencapai 77,38% dan nilai performance yang hanya mencapai 92,9%. Penyebab terbesar rendahnya capaian nilai 5S dan TPM yang mempengaruhi ketidakcapaian OEE tersebut adalah pada capaian kriteria focus improvement dengan nilai rata-rata terendah sebesar 12,67 dari target nilai 20, dan kriteria seiri dengan nilai rata-rata terendah sebesar 3 dari target nilai 4. Kata Kunci: 5S, OEE, PDCA, Raw mill, TPM

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: T Technology > TS Manufactures
Divisions: Fakultas Teknik > Industri
Depositing User: S1 Teknik Industri
Date Deposited: 26 Feb 2024 10:34
Last Modified: 26 Feb 2024 10:34
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/463479

Actions (login required)

View Item View Item