Ganda, Yuza Kharisma (2018) Penerapan Telemarketing dalam Pemberian KUR Kepada Nasabah Bank Nagari Capem Bandar Buat Padang. Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.
|
Text (COVER DAN ABSTRAK)
COVER .pdf - Published Version Download (229kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1 PENDAHULUAN)
BAB 1 .pdf - Published Version Download (439kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 5 PENUTUP)
BAB 5.pdf - Published Version Download (213kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8.DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (95kB) | Preview |
|
Text (SKRIPSI FULL TEXT)
TA GANDA YUZA KHARISMA.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
Abstract
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang senantiasa memberi manfaat kepada nasabah baik itu dalam bentuk penerimaan tabungan maupun pemberian kredit terhadap nasabah baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Oleh karena itu, bank sangat berkepentingan agar kadar kepercayaan nasabah yang sudah maupun yang akan menyimpan dananya serta yang telah atau yang akan melaksanakan peminjaman kredit dan yang akan menggunakan jasa-jasa bank lainnya terpelihara dengan baik dalam tingkat yang tinggi. Sebelum hal tersebut terlaksana, maka nasabah harus mengetahui lebih dahulu apa-apa jenis produk yang akan dijual oleh bank, sehingga tidak terjadinya kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Khususnya untuk pemberian kredit harus melalui proses yang sangat hati-hati, karena kredit mengandung berbagai risiko yang disebabkan adanya kemungkinan tidak dilunasi kredit oleh nasabah pada akhir masa (jatuh tempo) kredit itu. Menurut Supriyono (2010 : 1), “Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya sama seperti perusahaan jasa lainnya, yang tujuannya mencari keuntungan”. Bank yang dikatakan sebagai lembaga keuangan merupakan intermediaries bagi masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Intermediaries dimaksudkan sebagai tempat dimana dana dari masyarakat yang berlebih dikelola kembali oleh pihak intermediaries untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada yang membutuhkan dana. Menurut Kasmir (2012), tanggal 10 Oktober 1827 didirikannya bank oleh pemerintah Hindia Belanda. Bank tersebut diberi nama De Javasche Bank yang berada di Batavia (sekarang Jakarta). Bank tersebut bukanlah milik pemerintah, namun semua pimpinannya diangkat oleh pemerintah. Pada tahun 1951 De Javashe Bank di diganti namanya menjadi Bank Indonesia (BI). Setelah menjadi Bank Indonesia (BI) maka mulai bermunculan Bank Pemerintah, Bank Swasta, Bank Swasta Nasional Devisa, Bank Swasta Nasional Nondevisa, Bank Campuran, Bank Asing maupun Bank Pembangunan Daerah (BPD). Menurut Kasmir (2012), setiap provinsi di Indonesia memiliki beberapa bank daerahnya masing-masing seperti Bank Sumsel Babel , Bank Riau Kepri, Bank DKI, Bank Bali, dan Bank DIY, Bank BJB. Satu-satunya bank pembangunan daerah yang dimiliki oleh provinsi Sumatera Barat adalah Bank Nagari (dahulu bernama Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat atau BPD Sumbar) yang berfungsi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Sumatera Barat. Bank Nagari sendiri berpusat langsung di kota Padang. Seluruh fungsi dari setiap bank daerah yaitu sama untuk memajukan daerah tempat Bank tersebut berada. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat atau yang lebih dikenal dengan Bank Nagari secara resmi berdiri pada tanggal 12 maret 1962 dengan nama “PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat”. Pendirian tersebut dipelopori oleh Pemerintah Daerah beserta tokoh masyarakat dan tokoh pengusaha swasta di Sumatera Barat atas dasar pemikiran perlunya suatu lembaga keuangan yang berbentuk Bank, yang secara khusus membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di daerah. Rendahnya total aset yang dimiliki oleh Bank Nagari pada saat ini membuat Bank nagari di tuntut untuk melakukan inovasi agar dapat meningkatkan total asetnya. Pemanfaatan pemasaran langsung memiliki dampak yang signifikan bagi Bank Nagari. Salah satu perkembangan pemasaran langsung yang sangat signifikan saat sekarang ini yaitu telemarketing. Telemarketing merupakan sebuah cara baru dalam bidang pemasaran yang menggunakan teknologi telekomunikasi sebagai bagian dari program pemasaran yang teratur dan terstruktur. Telemarketing (pemasaran jarak jauh) adalah penggunaan telepon dan pusat panggilan (call center) untuk menarik prospek, menjual kepada pelanggan yang telah ada dan menyediakan layanan dengan mengambil pesanan dan menjawab pertanyaan melalui telepon. Telemarketing membantu perusahaan dalam meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan kata lain, telemarketing menggunakan telepon sebagai sebuah media melakukan berbagai macam penjualan dan aktivitas penelitian pasar dapat dilaksanakan (Kotler dan Keller, 2016). Telemarketing sendiri juga sudah dilakukan oleh Bank Nagari Capem Bandar Buat tetapi masih dalam lingkup yang kecil, tujuan utamanya yaitu PNS tetapi tidak menutup kemungkinan ada juga beberapa pemberitahuan melalui Telemarketing kepada nasabah KUR walaupun belum se-efektif PNS karena kebanyakan dari nasabah KUR di Bank Nagari Capem Bandar Buat sendiri yaitu kelompok tani, dan pedagang sehingga kebanyakan dari mereka kurang efektif diberlakukan Telemarketing, tapi karena Telemarketing sudah menjadi aturan yang dikeluarkan oleh Bank Nagari Pusat sehingga semua Cabang maupun Capem harus memberlakukannya kepada semua nasabah yang terdaftar di Bank Nagari masing-masing.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Laela Susdiani, SE, M.Com |
Subjects: | H Social Sciences > HC Economic History and Conditions |
Divisions: | Fakultas Ekonomi > D3 Pemasaran |
Depositing User: | d3 pemasaran ekonomi |
Date Deposited: | 19 Oct 2018 15:42 |
Last Modified: | 19 Oct 2018 15:42 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/39621 |
Actions (login required)
View Item |