PENERAPAN METODE ON THE JOB TRAINING TERHADAP TENAGA PEMASAR PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) GUNUNG TALANG

HARISA, YULI HARNI (2018) PENERAPAN METODE ON THE JOB TRAINING TERHADAP TENAGA PEMASAR PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) GUNUNG TALANG. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Preview	Text (COVER) COVER.pdf - Published Version Download (169kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) BAB I.pdf - Published Version Download (412kB) | Preview
Preview	Text (BAB V) BAB V.pdf - Published Version Download (188kB) | Preview
Preview	Text (Daftar Psutaka) daftar pustaka ta 1.pdf - Published Version Download (171kB) | Preview
	Text (Tugas Akhir Ilmiah Utuh) Tugas Akhir Ilmiah Utuh.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB)

Abstract

Bank merupakan istilah yang berasal dari italia yaitu Banqua atau Banca yang berarti Bangku. Istilah ini merujuk pada orang-orang yang duduk untuk melakukan penukaran uang atau valuta asing (money changer). Awalnya hanya menjembatani penukaran uang pada zaman Rainaissans, namun dalam perkembangan aktivitas ini bukan hanya penukaran saja, seperti penitipan dan peminjaman. Menurut pertukaran uang, maka ini sudah terjadi semenjak zaman Babylonia (2000 SM) dimana kita mengenal istilah temple of babylonia, zaman yunani (500 SM) kita mengenalnya dengan greek temple. Aktivitas yang terjadi disini yaitu melakukan penukaran uang, mata uang Romawi (Konstantinopel) ketika itu diakui sebagai mata uang internasional. Perkembangan perbankan semakin pesat karena tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan perdagangan. Bank-bank sudah mulai dikenal di Benua Eropa adalah Bank Vanesira pada tahun 1171. 1320 berdiri merupakan sebuah firma yang berdiri tahun 1690. Nampaknya perkembangan bank ini merupakan usaha dari negara-negara di Eropa dalam usahanya melancarkan kegiatan perdagangan perbedaan mata uang lainya. Nampaknya tujuan awal dari berdirinya bank pada abad pencerahan merupakan intermidasi keuangan yang dipergunakan untuk melakukan pembiayaan armada perang untuk melakukan kolonialisme dan imperialisme. 2 Di Indonesia perkembangan perbankan juga tidak terlepas dari era zaman penjajahan Hindia Belanda. Sebelum indonesia merdeka, tepatnya tanggal 10 Oktober 1827 di wilayah Hindia Belanda, sudah didirikan bank oleh pemerintahan Hindia Belanda. Bank tersebut diberi nama De Javasche Bank kedudukan di Batavia (sekarang Jakarta). Bank tersebut bukanlah milik pemerintah, namun semua pimpinanya diangkat oleh pemerintah. Tujuan utama pendirian bank tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian pemerintah Belanda. Pada tahun 1951, De Javashe Bank dinasionalisasikan diganti nama menjadi Bank Indonesia. Selain bank yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, ada juga bank yang didirikan oleh swasta yang dananya berasal dari orang-orang Belanda, Inggris, Jepang, dan Cina. Keberadaan bank-bank swasta asing tersebut lebih bersifat menguntungkan orang orang asing dan memajukan perekonomian rakyat Indonesia. Perkembangan perbankan di Sumatera Barat menurut Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko pada triwulan II 2015 aset perbankan di Sumbar mampu tumbuh 13%, terjadinya perlambatan perkiraan akibat memburuknya kualitas kredit secara umum sehingga meningkatkan cadangan bank atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Dilihat dari fungsinya menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998, maka jenis perbankan terdiri dari dua, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3 Artinya kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana saja, bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitu pula dalam hal jangkauan wilayah operasi, BPR hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah tertentu saja. Selanjutnya pendirian BPR dengan modal awal yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan modal bank umum. Larangan lainya bagi BPR adalah tidak diperkenankan ikut kliring serta transaksi valuta asing. Menurut Kasmir (2012), salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan disamping pemasaran bank adalah pengelolaan terhadap sumber daya manusianya (SDM). Hal ini disebabkan sumber daya manusia merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk itu, penyediaan sumber daya manusia (bankir) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan sedini mungkin. Disamping itu, sumber daya manusia yang dimiliki oleh bank haruslah memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan, mengingat faktor pelayanan yang diberikan oleh para karyawan ini sangat menentukan sukses atau tidaknya bank ke depan. Kemampuan yang telah dimiliki harus terus diasah secara terus menerus, baik melalui pengalaman kerja maupun pelatihan dan pengembangan karyawan. Menurut Dessler (2011), pelatihan bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada calon karyawan sebelum bekerja. Pelatihan juga ditujukan untuk membiasakan calon karyawan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam pelatihan calon pegawai dilatih cara-cara melaksanakan pekerjaan serta memahami visi dan misi bank. Diharapkan didalam pelatihan para calon karyawan dapat menambah kemampuan dan 4 keterampilannya. Dalam masa latihan ini, calon pegawai akan dinilai kemauan dan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan termasuk disiplin dan tanggung jawabnya. Dari hasil penilaian pelatihan barulah diputuskan apakah dapat diangkat sebagai karyawan tetap atau tidak. Salah satu perusahaan yang melaksanakan pelatihan dan pengembangan karyawan adalah PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Gunung Talang. Bank Perkreditan Rakyat ini berlokasi di Jalan Lintas Sumatera Barat Pasar Usang Cupak no. 105 Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. BPR Gunung Talang selalu berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusianya agar kinerja dari karyawan bisa memberikan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan dari BPR Gunung Talang. Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh BPR Gunung Talang yaitu dengan melakukan pengembangan karyawan melalui metode On The Job Training . Menurut Dessler (2011), metode On The Job Training merupakan latihan yang diberikan kepada calon karyawan sambil bekerja. Artinya, calon karyawan sudah terlibat bekerja dengan bimbingan rekan- rekan atau karyawan lama yang sudah berpengalaman. Metode On The Job Training dilakukan dengan cara memantau dan melaksanakan pekerjaan. Dalam On The Job Training calon karyawan diberitahukan pengetahuan tentang, bagian-bagian organisasi yang ada dalam perusahaan, praktik kerja dengan berbagai macam keterampilan, melatih karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan, magang yaitu proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman, penugasan tugas sementara. Disamping pelatihan, karyawan bank juga harus melakukan pengembangan terhadap seluruh karyawannya. Pengembangan karyawan diutamakan untuk karyawan lama dalam rangka 5 menyegarkan kembali dan meningkatkan kemampuannya. Disamping itu, pengembangan karyawan yang terpenting dilakukan untuk meningkatkan karir dan penentuan kompensasi karyawan yang bersangkutan. Jadi apabila kegiatan pelatihan dan pengembangan karyawan tidak dilakukan, maka kinerja dari seorang karyawan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan, dan rasa memiliki perusahaanpun tidak meningkat, sehingga tidak adanya motivasi yang kuat untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dan perusahaan tidak memiliki karyawan-karyawan yang profesional.

Actions (login required)

View Item