HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ANGKATAN 2017

Mutia, Oktaviani. D (2018) HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ANGKATAN 2017. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
Abstrak upload.pdf - Published Version

Download (147kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1)
BAB1 (1).pdf - Published Version

Download (137kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB PENUTUP)
BAB 7.pdf - Published Version

Download (123kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAPUSfix.pdf - Published Version

Download (161kB) | Preview
[img] Text (Skripsi full text)
full text n.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Menstruasi adalah proses deskuamasi lapisan uterus dimana terjadi pengeluaran darah, mukus, dan debris secara periodik dan siklik dimulai 14 hari setelah masa ovulasi. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan sebanyak 10-15% yang memiliki siklus premenstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, hingga 7-8 hari.2 Bila siklus menstruasi kurang dari 3-5 hari dan lebih dari 7-8 hari maka masuk ke dalam gangguan siklus menstruasi. Salah satu faktor yang mempengaruh gangguan siklus menstruasi adalah stres. Saat stres, terjadi peningkatan hormon kortisol yang akan mempengaruhi jumlah hormon progesteron dalam tubuh yang berakibat pada terganggunya siklus menstruasi pada wanita. Metode yang digunakan adalah analitik dengan sampel berjumlah 125 orang, diperoleh dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian tingkat stres menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) dan gangguan siklus menstruasi dengan menggunakan kuesioner gangguan siklus menstruasi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat, serta diuji kemaknaannya dengan uji statistik Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat stres ringan sebanyak 26,4% dan tidak stres sebanyak 43,2%. Memiliki gangguan siklus menstruasi oligomenorhea sebanyak 14,4% dan siklus menstruasi normal 73,6%. Hasil analisis data statistik tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi didapatkan p= 0,989. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi. Kata Kunci: stres, gangguan siklus menstruasi, DASS 42

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Dr. Dra. Arni Amir, MS
Subjects: R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Divisions: Fakultas Kedokteran
Depositing User: S1 Pendidikan Kedokteran
Date Deposited: 06 Jun 2018 13:48
Last Modified: 06 Jun 2018 13:48
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/34809

Actions (login required)

View Item View Item