Korelasi antara Nilai Kortisol Saliva dengan Skor Beck Depression Inventory pada Pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir Pre Hemodialisis dengan Depresi

Rio Gusta Notario, Besri (2018) Korelasi antara Nilai Kortisol Saliva dengan Skor Beck Depression Inventory pada Pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir Pre Hemodialisis dengan Depresi. Other thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan abstrak)
Cover +abstrak.pdf - Published Version

Download (134kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 1)
BAB I.pdf - Published Version

Download (140kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab Penutup)
BAB Penutup(1).pdf - Published Version

Download (107kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (109kB) | Preview
[img] Text (Tesis full)
Cover +abstrak (6 files merged).pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Pendahuluan Pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) merupakan penurunan fungsi ginjal yang bersifat kronis, menetap dan progresif, ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi glomerulus kurang dari 15 ml/menit per 1,73 m2. Kualitas hidup pasien PGTA menurun salah satunya dalam bidang psikologis pasien dimana pasien mudah terjadi depresi. Depresi adalah penyakit gangguan mood yang ditandai dengan rendahnya suasana hati disertai ada atau tidaknya anhedonia. Depresi selama ini ditandai dengan skoring Beck Depression Inventory yang meninggi (> 11). Patofisiologi depresi salah satunya adalah terjadinya disregulasi HPA Axis yang hasilnya terdapat peningkatan kortisol. Modalitas pemeriksaan kortisol yang dipercaya pada penyakit PGTA adalah kortisol saliva. Metode Penelitian observasional dengan metode cross sectional di bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang selama 4 bulan. Sampel dipilih secara consecutive sampling, dengan total 30 orang yang diskrining termasuk dalam kondisi depresi dengan menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory. Pasien yang mengalami depresi didapatkan skor BDI > 11 kemudian dicatat skor-nya. Skor BDI tersebut kemudian dikorelasikan dengan nilai kortisol saliva yang diukur dengan menggunakan metode ELISA. Hasil Rerata kortisol saliva pada pasien PGTA dengan depresi lebih tinggi dari nilai normal. Rerata skor BDI pada pasien PGTA dengan depresi masuk ke dalam kriteria depresi sedang. Nilai kortisol saliva dengan skor BDI mengalami korelasi positif dengan kekuatan korelasi sangat kuat dan bermakna secara statistik (p < 0,005) Diskusi Terdapat hubungan antara nilai kortisol saliva dengan skor BDI dengan kekuatan korelasi sangat kuat dan bermakna secara statistic.

Item Type: Thesis (Other)
Primary Supervisor: Dr.dr.Arina Widya Murni, SpPD-KPsi, FINASIM
Subjects: R Medicine > RC Internal medicine
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis
Date Deposited: 14 May 2018 16:19
Last Modified: 14 May 2018 16:19
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/34402

Actions (login required)

View Item View Item