PENGEMBANGAN KAWASAN AGROINDUSTRI UBI KAYU DENGAN SISTEM INOVASI DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Hakimi, Rini (2021) PENGEMBANGAN KAWASAN AGROINDUSTRI UBI KAYU DENGAN SISTEM INOVASI DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
cover dan abstract.pdf - Published Version

Download (356kB)
[img] Text (Bab I. Pendahuluan)
Bab I. Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (396kB)
[img] Text (Kesimpulan dan Saran)
Kesimpulan dan Saran.pdf - Published Version

Download (138kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (607kB)
[img] Text (Full Disertasi)
Rini Hakimi_Disertasi.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Pendekatan pembangunan pertanian yang dilakukan melalui pembanguan wilayah dapat menggunakan agroindustri sebagai pendorong peningkatan daya saing suatu wilayah. Suksesnya sebuah kawasan agroindustri dipengaruhi oleh kemampuan inovasi, karena kemampuan inovasi dapat menciptakan produk baru, proses yang lebih efisien, manajemen yang lebih baik dan pasar yang lebih luas. Dengan demikian tercipta peningkatan produktivitas dan nilai tambah dari agroindustri guna mencapai keunggulan kompetitif sebuah kawasan. Selama ini inovasi telah dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu, namun belum berkesinambungan dan bersinergi, sehingga belum efektif untuk meningkatkan kemampuan inovasi dari kawasan agroindustri. Oleh karena itu, sebuah sistem inovasi yang melibatkan lembaga formal dan lembaga informal harus dibangun untuk meningkatkan kemampuan inovasi pada kawasan agroindustri. Sejalan dengan konsep sistem inovasi, maka peran, interaksi, hubungan dan jaringan dari lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem inovasi sangat berpengaruh dalam kesuksesan pengembangan kawasan agroindustri. Berdasarkan hal di atas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lembaga formal dan informal beserta perannya dalam pengembangan kawasan agroindustri ubi kayu, menganalisis hubungan sosial dan hubungan bisnis lembaga formal dan lembaga informal dalam pengembangan kawasan agroindustri ubi kayu, serta menjelaskan bentuk jaringan lembaga formal dan lembaga informal dalam pengembangan kawasan agroindustri ubi kayu dengan sistem inovasi. Desain penelitian ini menggunakan mixed methods research dengan model sequential explanatory. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lima Puluh Kota. Agroindustri yang diamati berada pada lima nagari di lima kecamatan yaitu Nagari Koto Tangah Batu Hampa Kecamatan Akabiluru; Nagari Pandam Gadang Kecamatan Gunung Omeh, Nagari VII Koto Talago Kecamatan Guguak; Nagari Situjuah Gadang Kecamatan Situjuah dan Nagari Sarilamak Kecamatan Harau. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis secara interaktif, analisis normatif dan analisis jaringan sosial atau social network analysis. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lembaga formal berperan dalam membuat perencanaan, menyediakan pendanaan, membuat kebijakan, membangun infrastuktur, memberikan pembinaan, pelayanan dan dukungan inovasi. Peran ini lebih banyak pada tahap perencanaan dan aktivitas awal pengembangan kawasan agroindustri, namun peran yang dijalankan ini belum berkesinambungan. Lembaga informal berperan dalam menyediakan pendanaan, penyelesaian konflik, penyediaan lahan, penyediaan bahan baku, pembelian dan penjualan produk, melakukan pengembangan produk dan proses inovasi. Peran ini lebih banyak berkaitan dengan tahap operasional pengembangan kawasan agroindustri. Peran yang dijalankan ini terkadang mengalami perubahan dan belum didukung dengan kontrak tertulis. Layanan yang diberikan lembaga formal ii lebih banyak berkaitan dengan sub sistem pengadaan saprodi, usahatani dan pengolahan sedangkan lembaga informal lebih banyak berperan pada sub sistem hilir atau pemasaran produk. Belum ditemukan adanya lembaga atau badan usaha yang khusus berperan untuk mendukung pengembangan kawasan agroindustri ubi kayu di Kabupaten Lima Puluh Kota. Namun ditemukan adanya lembaga yang potensial untuk mengambil peran tersebut yaitu Badan Usaha Milik Nagari (BUMNAG) karena BUMNAG merupakan lembaga yang memiliki manajemen dengan melibatkan anak nagari, berorientasi bisnis, mengetahui seluk beluk wilayah dan adat istiadat nagari serta terdapat disetiap nagari. Frekuensi interaksi agroindustri lebih tinggi dengan lembaga informal dibandingkan lembaga formal. Interaksi ini terbentuk dari proses asosiatif dengan jenis kerjasama. Interaksi lembaga formal pada umumnya dalam bentuk hubungan sosial, sedangkan lembaga informal dalam hubungan bisnis. Hubungan sosial yang terbentuk berkaitan dengan pelayanan, sedangkan hubungan bisnis yang terbentuk berkaitan dengan pengadaan bahan baku atau bahan pendukung produksi dan pemasaran produk yang dihasilkan dikawasan agroindustri tersebut. Hubungan sosial berbentuk komunikasi dan instrumental, sedangkan hubungan bisnis berbentuk transaksi. Interaksi pada hubungan sosial dan bisnis belum efektif membangun daya saing kawasan karena masing-masing lembaga belum bersinergi. Bentuk jaringan lembaga formal dan informal memperlihatkan densitas yang rendah. Diameter dan jarak dari jaringan memperlihatkan diperlukannya perantara agar semua lembaga dapat terhubung satu dengan yang lainnya. Analisis sentralitas memperlihatkan bahwa lembaga formal yang menjadi sentral adalah pemerintah nagari, sedangkan lembaga informal yang menjadi sentral adalah agroindustri ubi kayu. Oleh karena itu, bentuk jaringan lembaga formal dan lembaga informal dalam pengembangan kawasan agroindustri dengan sistem inovasi di Kabupaten Lima Puluh Kota harus melibatkan lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan komunitas. Jaringan lembaga ini dibangun dengan sistem yang terintegrasi dan bersinergi, dimana antar lembaga melakukan interaksi yang kontinyu, saling mendukung dan saling melengkapi. Interaksi antar lembaga ini dalam bentuk hubungan sosial dan hubungan bisnis. Sistem ini harus didukung oleh sebuah badan khusus yang berperan dalam mengelola kawasan agroindustri. Untuk terciptanya keberlanjutan pengembangan kawasan agroindustri ubi kayu dengan sistem inovasi guna meningkatkan daya saing kawasan, disarankan : memperluas cakupan tugas dan fungsi BUMNAG melalui kolaborasi dalam kegiatan pengadaan input dan pemasaran produk agroindustri, meningkatkan peran koordinasi antara aktor atau lembaga agar terbangun hubungan sosial dan hubungan bisnis yang berkesinambungan melalui interaksi yang kontinyu, membangun jaringan antar aktor atau lembaga yang selama ini belum terbentuk untuk meningkatkan daya saing kawasan.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Ir. Melinda Noer, M.Sc Dr. Ir. Nofialdi, M.Si Hasnah, SP, M.Ec, Ph.D
Uncontrolled Keywords: agroindustri, sistem inovasi, lembaga, peran, interaksi, hubungan, jaringan
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Pascasarjana (S3)
Depositing User: S3 Ilmu-Ilmu Pertanian
Date Deposited: 31 Mar 2023 08:30
Last Modified: 31 Mar 2023 08:30
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/202219

Actions (login required)

View Item View Item