Syarif, Frien Refla (2016) HUBUNGAN KADAR HORMON TRIIODOTHYRONINE DAN THYROID STIMULATING HORMONE SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN MELASMA DI RSUP DR.M.DJAMIL PADANG. Masters thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK dr.REFLA SYARIF,SpDV.pdf - Published Version Download (115kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I PENDAHULUAN)
BAB I PENDAHULUAN dr.REFLA SYARIF,SpDV.pdf - Published Version Download (240kB) | Preview |
|
|
Text (BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN)
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN dr.REFLA SYARIF,SpDV.pdf - Published Version Download (106kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA dr.REFLA SYARIF,SpDV.pdf - Published Version Download (362kB) | Preview |
|
Text (FULL THESIS dr.REFLA SYARIF,SpDV)
FULL THESIS dr.REFLA SYARIF,SpDV (watermarked, uploaded).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Latar belakang: Melasma adalah hipermelanosis kronis didapat, merupakan gangguan kulit yang umum terjadi pada perempuan terutama pada area paparan sinar matahari. Etiologi melasma belum dipahami dengan baik, salah satu faktornya adalah hormon tiroid. Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan melasma dengan gangguan tiroid namun memiliki hasil yang bervariasi. Penelitian ini mencari hubungan antara parameter hormon tiroid (triiodothyronine dan thyroid stimulating hormone) dengan derajat keparahan melasma. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan kadar hormon triiodothyronine (T3) dan thyroid stimulating hormone (TSH) serum dengan derajat keparahan melasma. Subyek dan metode penelitian: Tiga puluh enam perempuan dengan melasma berusia >18 tahun sebagai subyek penelitian memiliki pekerjaan dalam ruang di RSUP Dr.M.Djamil Padang. Kriteria eksklusi: hamil/menyusui, menggunakan kontrasepsi oral, menggunakan terapi hormonal, mendapat pengobatan antijamur sistemik dan antikonvulsan yang bersifat photosensitizer, dan sedang dalam pengobatan melasma topikal/sistemik. Didapat riwayat perlindungan terhadap matahari. Skor MASI dicatat. Kadar hormon T3 dan TSH serum diukur dengan metode electrochemiluminescence-immunoassay (ECLIA). Hasil penelitian: Usia rerata pasien melasma dalam penelitian ini: 45,52±8,11 tahun, paling banyak usia >50 tahun (50%). Tipe malar lebih banyak dibandingkan sentrofasial (61,1%), tidak ditemukan tipe mandibular. Melasma derajat ringan paling banyak ditemukan (19 orang) dari total 36 subyek penelitian. Rerata skor MASI: 21,46±10,40. Rerata kadar hormon T3 dan TSH serum: 1,578±0,282 nmol/l dan 1,773±1,457 µIU/L (p>0,05). Kesimpulan: Ditemukan rerata kadar hormon T3 dan TSH serum tidak berhubungan dengan derajat keparahan melasma, namun peningkatan kadar TSH sesuai dengan peningkatan derajat melasma, tetapi secara statistik tidak bermakna. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan cara memasukkan kriteria inklusi pasien hipotiroidisme yang memiliki melasma dibandingkan dengan pasien kontrol menggunakan metode cross-sectional comparative sampling dengan jumlah sampel masing-masing derajat keparahan melasma sama besar. Kata kunci: hormon triiodothyronine, thyroid stimulating hormone, derajat keparahan melasma
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RL Dermatology |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis |
Date Deposited: | 27 Oct 2016 06:27 |
Last Modified: | 27 Oct 2016 06:27 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/17364 |
Actions (login required)
View Item |