STUDI EKOLOGI TUMBUHAN ASING INVASIF Bellucia pentamera Naudin DI KAWASAN HUTAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI PT. KENCANA SAWIT INDONESIA

Solfiyeni, Solfiyeni (2022) STUDI EKOLOGI TUMBUHAN ASING INVASIF Bellucia pentamera Naudin DI KAWASAN HUTAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI PT. KENCANA SAWIT INDONESIA. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Ringkasan)
COVER dan ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (416kB)
[img] Text (Bab I Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Published Version

Download (276kB)
[img] Text (Bab Akhir (Penutup))
BAB 6 KESIMPULAN.pdf - Published Version

Download (183kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (540kB)
[img] Text (Disertasi Full Text)
DISERTASI FULL TEXT.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (8MB)

Abstract

Judul penelitian ini adalah “Studi Ekologi Tumbuhan Asing Invasif Bellucia pentamera Naudin di Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi PT. Kencana Sawit Indonesia”. Hasil penelitian ini disusun oleh Solfiyeni, dibawah bimbingan dan arahan Prof. Dr. Erizal Mukhtar, M.Sc., Prof. Dr. Syamsuardi, M.Sc. dan Prof. Dr. Chairul, MS. Laju kerusakan hutan akhir-akhir ini berlangsung sangat cepat yang mengakibatkan hilangnya sebagian tutupan hutan. Kondisi ini memberi peluang masuknya jenis tumbuhan asing yang bersifat invasif. Invasi tumbuhan asing invasif di suatu wilayah hutan dapat mengubah komposisi spesies, struktur, dan iklim mikro kawasan hutan yang diinvasi. Bellucia pentamera adalah salah satu tumbuhan asing invasif berupa pohon dengan daya invasinya yang kuat. Dampak buruk dari invasi terhadap vegetasi dan iklim mikro, faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran serta potensi invasifnya masih belum dipelajari secara rinci. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ekologi dari spesies tumbuhan asing invasif B. pentamera. Tahap Pertama penelitian ini untuk menganalisis pengaruh tingkat dominasi B. pentamera terhadap komposisi jenis, struktur vegetasi dan iklim mikro. Tahap kedua untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi sebaran spesies dengan komposisi keberadaan B. pentamera yang berbeda, dengan menggunakan drone dan pengukuran langsung di lapangan.Terakhir, tahap ketiga untuk menganalisis potensi invasi jenis invasif B. pentamera melalui tiga aspek, pertama aspek biologi reproduksi berupa kemampuan individu B. pentamera dalam memproduksi buah, jumlah produksi biji didalam satu unit buah, dan pada kondisi habitat yang bagaimana biji B.pentamera secara optimum berkecambah. Kedua adalahaspek kandungan senyawa alelokimia yang dihasilkan tumbuhan invasif B.pentamera dan ketiga adalah aspek dispersal yang difokuskan pada jenis hewan penyebar dan bagaimana hewan penyebar tersebut berasosiasi dengan B. pentamera. Pada penelitian tahap pertama, analisis vegetasi dilakukan pada Lokasi 1 dan 2 (didominasi B. pentamera 60% dan 16%) dan Lokasi 3 (tidak ada individu B. pentamera). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda nested plot untuk mengumpulkan data vegetasi pohon, pancang dan tumbuhan bawah untuk setiap lokasi. Komposisi tumbuhan menunjukkan perbedaan dari masing-masing lokasi penelitian. Basal area juga berbeda secara signifikan antar lokasi untuk tingkat pohon tetapi tidak untuk tingkat sapling. Lokasi 1 didominasi oleh B. pentamera dengan Indeks Nilai Penting (INP) 130,8%, diikuti oleh Croton argyratus (27,63%), dan Ficus variegata (26,47%). Pada Lokasi 2, B. pentamera mendominasi (33,68%), diikuti oleh Lepisanthes sp. (20,01%) dan Sizygium sp. (14,44%). Lokasi 3 didominasi oleh Palaquium warsurifolium (21,15%) diikuti oleh Croton argyratus (20,02%) dan Macaranga hypoleuca (13,21%). Indeks keanekaragaman (H') untuk tingkat pohon dapat dikategorikan Sedang di Lokasi 1 (H' = 1,78) dan kategori Tinggi di Lokasi 2 dan 3 (H' = 3,48 dan 4,05). Indeks keanekaragaman untuk tingkat sapling dikategorikan Sedang di Lokasi 1 (H'=2,12) dan dikategorikan Tinggi di Lokasi 2 dan 3 (H'= 3.22 dan 3.84). Untuk tumbuhan bawah, indeks keanekaragaman dikategorikan Rendah di Lokasi 1 (H'= 0,82) dan Sedang di Lokasi 2 dan 3 (H'= 1,8 dan 2,86). Lokasi yang diinvasi oleh B. pentamera memiliki kadar air tanah yang lebih rendah dan suhu serta intensitas cahaya yang lebih tinggi, meskipun memiliki kandungan nitrogen dan fosfor yang lebih tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa invasi B. pentamera memiliki dampak negatif pada keanekaragaman hayati tumbuhan dan iklim mikro, namun dampaknya tidak jelas pada tanah. Penelitian tahap kedua dilakukan pengamatan sebaran dengan foto udara dengan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan pengamatan langsung di lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran spesies B pentamera di kawasan hutan konservasi dengan komposisi keberadaan yang berbeda, baik secara horizontal maupun vertikal. Pengamatan foto udara menemukan sebanyak 40 pohonB. pentamera dan 32 pohon non-B. pentamera di kawasan hutan dengan tingkat invasi B. pentamera berbeda. Pohon B.pentamera tersebar merata pada celah yang besar dan secara acak pada celah kecil antara tajuk, sedangkan tingkat sapling dan tingkat seedling terdistribusi secara berkelompok, seragam dan acak, sesuai dengan kondisi mikrohabitat di bawah tajuk pohon B. pentamera. Sapling dan seedling B. pentamera terdeteksi lebih banyak di bawah kanopi pohon induk daripada di celah antar kanopi. Penelitian tahap ketiga dilakukan untuk menganalisis potensi invasi jenis invasif ini dilakukan dengan survey langsung di lapangan untuk menghitung jumlah buah, jumlah biji per unit buah dan melakukan pengamatan hewan penyebar yang dilakukan dengan pemasangan kamera trap. Metoda eksperimen juga dilakukan dengan membuat perlakuan perbedaan intensitas cahaya terhadap perkecambahan serta uji kandungan alelokimia dari organ akar, batang dan daun. Hasil penelitian tahap ini menunjukkan Belluciapentamera memiliki potensi invasi yang besar melalui produksi buah dimana satu individu tingkat pohon berpotensi menghasilkan buah lebih dari 3000 dan jumlah biji rata-rata 4500 biji perbuah. Biji mampu berkecambah pada kondisi cahaya yang beragam dengan potensi perkecambahan berkisar antara 5,7% - 20,71 % dan perkecambahan paling tinggi pada intensitas cahaya 26% - 50%. Ditemukan sebanyak 9 species hewan penyebar buah B. pentamera yang didominasi oleh 2 jenis primate yaitu Macaca nemestrina dan Macaca fascicularis. Akar dan daun B. pentamera memproduksi senyawa alelokimia berupa fenol, plavonoid dan triterpenoid. Hasil analisis risiko menunjukkan aspek risiko tumbuhan invasif ini tergolong rendah dan fisibilitas pengelolaan tergolong tinggi. Rekomendasi prioritas pengelolaan B.pentamera dilokasi penelitian adalah ‘monitor’. Monitor dilakukan untuk mendeteksi perubahan nyata risiko spesies tumbuhan invasif B. pentamera, penyebaran dan review perubahan yang ada dalam keinvasifan species tumbuhan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa invasi B. pentamera pada suatu kawasan hutan terganggu berdampak pada perubahan komposisi jenis dan penurunan keanekaragaman jenis. Strategi invasi B. pentamera mengisi celah kanopi dengan sebaran, tinggi dan luas kanopi yang berbeda-beda menyesuaikan kondisi mikrohabitat. B. pentamera memiliki potensi invasi yang besar dengan biologi reproduksi yang superior, mampu memproduksi buah dan biji yang banyak, serta dapat berkecambah pada intensitas cahaya rendah, sedang dan tinggi. B. pentamera juga mengandung senyawa alelokimia berupa fenol dan plavonoid.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Erizal Mukhtar, M.Sc
Uncontrolled Keywords: Bellucia pentamera, invasive plant, distribution, diversity, reproduction
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Q Science > QK Botany
S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Pascasarjana (S3)
Depositing User: S1 Biologi Biologi
Date Deposited: 01 Sep 2022 07:37
Last Modified: 01 Sep 2022 07:37
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/112031

Actions (login required)

View Item View Item