M., Adib Farhan (2021) GAMBARAN HASIL BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (BAJAH) MASSA DI LEHER PADA PASIEN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2019-2020. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version Download (181kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Published Version Download (170kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 6 Penutup)
BAB 6 PENUTUP.pdf - Published Version Download (37kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (308kB) | Preview |
|
Text (Skripsi Full Text)
SKRIPSI FULL TEXT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Massa di leher merupakan salah satu permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Dapat dijumpai di semua kelompok umur mulai dari anak-anak hingga dewasa yang dapat berasal dari kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, kelenjar saliva dan lain-lain. Salah satu metode diagnostik yang sangat bermanfaat untuk mengevaluasi dan menegakkan diagnosis massa di leher adalah pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH). Pemeriksaan BAJAH sederhana, akurat, cepat, dan ekonomis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode total sampling dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi hasil BAJAH massa di leher pada pasien RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2019 – 2020. Dari hasil penelitian ini jumlah sampel adalah 229 sampel. Hasil penelitian ini didapatkan massa di leher paling banyak terjadi pada usia >40 tahun yaitu 110 kasus (48%) dan lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu 131 kasus (57,2%). Massa di leher paling banyak berasal dari kelenjar getah bening yaitu sebanyak 170 kasus (74,2%), kemudian tiroid sebanyak 36 kasus (15,7%), kelenjar liur 14 kasus (6,3%), dan lain-lain 9 kasus (4,1%). Massa di leher paling banyak ditemukan pada lokasi anterior leher yaitu sebanyak 218 kasus (95,2%) dan berupa massa soliter 161 kasus (70,3%). Etiologi massa di leher yang paling banyak ditemukan merupakan infeksi/inflamasi 119 kasus (49,8%), neoplasma ganas 77 kasus (33,6%), dan neoplasma jinak yaitu 33 kasus (16,6%). Jenis sitopatologi massa di leher yang paling banyak ditemukan yaitu limfadenitis granulomatosa yaitu sebanyak 47 kasus (20,5%). Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa massa di leher paling banyak terjadi berasal dari kelenjar getah bening dengan jenis sitopatologi terbanyak adalah limfadenitis granulomatosa.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. dr. Sukri Rahman, Sp.THT-KL(K), FACS, FFSTEd |
Uncontrolled Keywords: | Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH), jenis sitopatologi, massa di leher |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RB Pathology R Medicine > RF Otorhinolaryngology |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | S1 Pendidikan Kedokteran |
Date Deposited: | 30 Dec 2021 03:55 |
Last Modified: | 30 Dec 2021 03:55 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/96620 |
Actions (login required)
View Item |