MUHAMAD, FEBRY (2014) PERBEDAAN PENYEMBUHAN LUKA SECARA HISTOPATOLOGI DENGAN LAMANYA PEMBERIAN KORTIKOSTEROID SEBELUM TERJADINYA LUKA PADA MENCIT (Mus musculus). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Skripsi Full Text)
201501161524th_muhamd febry pendidikan dokter 2011.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Proses penyembuhan luka, melalui beberapa tahapan yang cukup kompleks. Pada awal terjadinya luka, akan dimulai dengan fase hemostasis, dilanjutkan dengan fase inflamasi, kemudian proliferasi, dan terakhir fase remodeling. Penggunaan kortikosteroid dalam waktu yang lama dapat memperlambat proses penyembuhan luka, dengan cara menurunkan proses pembentukan fibroblas, menurunkan jumlah gerakan dan fungsi leukosit, mengurangi pergerakan polimorfonuklear (PMN) keluar dari kompartemen vaskular, dan mengurangi jumlah sirkulasi limfosit, monosit, dan eosinofil , terutama dengan cara meningkatkan gerakan sel radang keluar dari sirkulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan penyembuhan luka Secara histopatologi dengan Lamanya Pemberian Kortikosteroid Pada Mencit (Mus musculus). Desain penelitian adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan Randomized Post Test Control Group Design yang dilaksanakan pada Bulan Februari 2014 hingga Oktober 2014 di Laboratorium Hewan, Biokimia, dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Unand. Subjek penelitian adalah mencit putih (Mus musculus) yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol, perlakuan 1 (pemberian kortikosteroid 10 hari sebelum luka), dan kelompok perlakuan 2 (pemberian kortikosteroid 30 hari sebelum luka). Setelah hari ke-9 pembuatan luka, mencit diterminasi untuk diambil jaringan luka, dan dilakukan pemeriksaan secara histopatologi dan melihat pembentukan jaringan granulasi (neovaskular, fibroblast, sel radang). Hasil penelitian menunjukkan terdapat terdapat perbedaan secara signifikan antar kelompok dengan melihat nilai (p) berupa neovaskuler, fibroblas, neutrofil, limfosit, berturut-turut 0,007; 0,025; 0,009; <0,001 (p < 0,05) sebagai indikator penyembuhan luka. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah jaringan granulasi (neovaskular, fibroblas, neutrofil dan limfosit) antara mencit kontrol dan perlakuan yang diberikan kortikosteroid selama 10 dan 30 hari sebelum luka. Kata Kunci: Kortikosteroid, penyembuhan luka, neovaskuler, fibroblas, neutrofil, limfosit
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Mr Beni Adriyassin |
Date Deposited: | 26 May 2016 10:50 |
Last Modified: | 26 May 2016 10:50 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/9618 |
Actions (login required)
View Item |