Luthfi, Saputra (2021) Manajemen Konflik Dalam Kegiatan Eksplorasi Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Gunung Talang-Bukit Kili Kabupaten Solok. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (BAB I Pendahuluan)
BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version Download (811kB) | Preview |
|
|
Text (BAB VI Penutup)
BAB VI Penutup.pdf - Published Version Download (677kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (656kB) | Preview |
|
Text (Skripsi Fulltext)
Full text Skripsi Luthfi Saputra.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Ketakutan akan krisis energi pada masa yang akan datang membuat pemerintah mulai memanfaatkan energi terbarukan yang tersedia, salah satunya geothermal atau panas bumi. Gunung Talang-Bukit Kili yang terletak di Kabupaten Solok menjadi salah satu titik pemanfaatan geothermal oleh Pemerintah. Akan tetapi, pembangunan tersebut secara tidak langsung mendapat penolakan oleh masyarakat setempat sehingga mengakibatkan terjadinya konflik antara masyarakat dengan pemerintah dan PT Hitay Daya Energy selaku pihak pengembang. Meskipun pemanfaatan panas bumi dianggap sebagai salah satu solusi untuk memenuhi energi nasional Indonesia oleh pemerintah, akan tetapi masyarakat adat memiliki hak menyetujui dan menolak apapun tindakan yang mempengaruhi tanah tradisional mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis manajemen konflik dalam kegiatan eksplorasi investasi pembangkit listrik tenaga panas bumi Gunung Talang-Bukit Kili Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Adapun sumber data yang digunakan adalah data-data sekunder skripsi, jurnal, website dan dokumen dengan analisa deskriptif kualitatif. Temuan-temuan dalam penelitian ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Donald Rotchild dan Chandra Lekra Sriram menunjukkan bahwa (1) Fase Potensi Konflik, penolakan kegiatan eksplorasi panas bumi Gunung Talang-Bukitkili dimulai dari minimnya sosialisasi, keterbatasan akses informasi, serta ketakutan dampak negatif yang akan dirasakan oleh masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani akibat dari pengeboran panas bumi; (2) Fase Pertumbuhan Konflik, masyarakat yang menolak mulai terorganisir dengan membentuk kelompok dan mendapat dukungan dari pihak luar, seperti LSM, dan juga masyarakat mulai melakukan aksi unjuk rasa dan melemparkan tuntutan mereka; (3) Fase Pemicu dan Eskalasi Konflik, mulai terjadi pergesekan antara masyarakat dengan pemerintah dan pihak pengembang sehingga terjadi konflik dan memakan korban dari masing-masing pihak; (4) Fase Pasca Konflik, pergesekan yang terjadi mulai mereda karena berkurangnya intensitas pihak pengembang pada Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Talang-Bukit Kili akibat ditangguhkannya rekomendasi izin oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Solok. Kata kunci: Geothermal, Konflik, Manajemen Konflik
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) J Political Science > JS Local government Municipal government |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Administrasi Negara |
Depositing User: | s1 ilmu administrasi negara |
Date Deposited: | 30 Nov 2021 04:38 |
Last Modified: | 30 Nov 2021 04:38 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/95782 |
Actions (login required)
View Item |