INDUKSI ANTERIDIUM DAN ARKEGONIUM PAKU SAYUR HIJAU (Diplazium esculentum Swartz) DAN PAKU SAYUR MERAH (Stenochlaena palustris Bedd.) DENGAN PEMBERIAN GA3

Sarman, Sarman (2021) INDUKSI ANTERIDIUM DAN ARKEGONIUM PAKU SAYUR HIJAU (Diplazium esculentum Swartz) DAN PAKU SAYUR MERAH (Stenochlaena palustris Bedd.) DENGAN PEMBERIAN GA3. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (150kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I PENDAHULUAN)
BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (127kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB V KESIMPULAN DAN SARAN)
Bab V Kesimpulan dan Saran.pdf - Published Version

Download (27kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (244kB) | Preview
[img] Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Paku sayur hijau (Diplazium esculentum Swartz) dan paku sayur merah (Stenochlaena palustris Bedd.) adalah jenis paku yang banyak dikonsumsi masyarakat, namun belum dibudidayakan secara komersial. Permasalahan budi daya tumbuhan paku adalah lamanya perkembangan gametofit yang meliputi lamanya perkecambahan spora dan pembentukan anteridium serta arkegonium. Hal ini disebabkan karena tidak aktifnya giberelin endogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan berbagai konsentrasi GA3 dalam menginduksi anteridium dan arkegonium pada Diplazium esculentum dan Stenochlaena palustris. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua seri percobaan. Seri pertama menggunakan spora Diplazium esculentum dan seri kedua menggunakan spora Stenochlaena palustris. Masing-masing seri terdiri dari empat taraf perlakuan konsentrasi GA3 yaitu: 0 ppm, 15 ppm, 30 ppm, dan 45 ppm. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Pengaplikasian GA3 dilakukan dalam dua tahap yaitu perendaman spora selama 1 jam dan penyemprotan protalus dengan larutan GA3 pada minggu ke-8 setelah penanaman. Data dianalisis menggunakan uji F, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi GA3 pada Diplazium esculentum cenderung menurunkan luas daerah tumbuh protalus namun tidak berpengaruh pada persentase protalus yang membentuk anteridium, arkegonium, sporofit muda, dan waktu metagenesis. Konsentrasi GA3 untuk perendaman spora Stenochlaena palustris yang terbaik dalam menghasilkan luas daerah tumbuh protalus adalah 45 ppm (50,33 cm2), sedangkan konsentrasi terbaik untuk penyemprotan protalus dalam membentuk anteridium dan arkegonium, dan sporofit muda adalah 30 ppm (berturut-turut 36,98% dan 29,11%). Konsentrasi GA3 tidak berpengaruh pada waktu metagenesis. Kata kunci: anteridium, arkegonium, GA3, paku sayur, spora

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Dr. P.K. Dewi Hayati, SP., M.Si
Uncontrolled Keywords: anteridium, arkegonium, GA3, paku sayur, spora
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: S1 Agroteknologi Agroteknologi
Date Deposited: 24 Nov 2021 04:27
Last Modified: 24 Nov 2021 04:27
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/94861

Actions (login required)

View Item View Item