lita, Apriliyanti (2021) SANKSI SOSIAL PERKAWINAN SESUKU (Studi Kasus: Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman). Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
cover dan abstrak.pdf - Published Version Download (860kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I Pendahuluan)
BAB I.pdf - Published Version Download (776kB) | Preview |
|
|
Text (BAB IV Penutup)
BAB IV.pdf - Published Version Download (327kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (626kB) | Preview |
|
Text (SKRIPSI FULL)
SKRIPSI FULL.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Dalam adat Minangkabau perkawinan sesuku itu sangat dilarang karena akan dapat memecah keturunan mereka. Adanya larangan melakukan perkawinan sesuku tersebut adalah karena masyarakat Minangkabau memandang bahwa hubungan sesuku itu merupakan hubungan keluarga. Namun, berdasarkan dengan data yang didapatkan masih banyak terdapat masyarakat yang melakukan perkawinan sesuku di Nagari Pasie Laweh. Tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk mengetahui pelaksanaan perkawinan sesuku masyarakat Minangkabau di Nagari Pasie Laweh, untuk mengetahui sanksi sosial perkawinan sesuku terhadap pasangan di Nagari Pasie Laweh, serta untuk mengetahui penyebab perkawinan sesuku terhadap pasangan di Nagari Pasie Laweh. Terkait dengan penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori fungsi dan disfungsi yang dikemukakan oleh Robert K. Merton. Fungsi didefinisikan sebagai “sanksi-sanksi yang dapat diamati dan dibuat dengan tujuan adaptasi atau penyesuaian dari sistem tertentu”. Adaptasi dan penyesuaian diri selalu mempunyai akibat positif. Itu sebabnya Merton kemudian mengenalkan konsep disfungsi untuk melihat adanya sanksi-sanksi yang justru merusak atau berakibat negatif pada sistem sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini yaitu pasangan yang menikah sesuku yang lahir dan menetap di Nagari Pasie Laweh serta yang menikah dalam rentang waktu 5 tahun terakhir. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Nagari Pasie Laweh yang melakukan perkawinan sesuku akan mendapatkan sanksi sosial/ hukuman yaitu: tidak terlaksananya proses perkawinan sesuai Adat Minangkabau seperti maanta tando maupun baralek, tidak ikut sertanya peran niniak mamak/ perkawinan dilakukan secara kekeluargaan, tidak pedulinya sanak saudara, maisi kasalahan/ meminta maaf kepada niniak mamak, membayar denda satu ekor kambing/ kerbau/ dalam bentuk emas. Pelaksanaan perkawinan sesuku di Nagari Pasie Laweh yaitu: maanta kampia siriah, maanta tando, uang hilang, manikah. Sedangkan faktor-faktor penyebab perkawinan sesuku tersebut yaitu: karena faktor saling cinta, adanya ketidakjujuran dari salah satu pihak, hamil di luar nikah, agama yang tidak melarang, serta kurangnya pemahaman akan aturan adat.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dra. Fachrina. M. Si Dr. Maihasni. M. Si |
Uncontrolled Keywords: | Perkawinan sesuku, sanksi adat, larangan |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HM Sociology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | s1 sosiologi sosiologi |
Date Deposited: | 27 Sep 2021 03:15 |
Last Modified: | 27 Sep 2021 03:15 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/83383 |
Actions (login required)
View Item |