Sistem Perencanaan Produksi untuk Produk yang Memiliki Umur Terbatas

Muhamad, Jepri (2021) Sistem Perencanaan Produksi untuk Produk yang Memiliki Umur Terbatas. Diploma thesis, Universitas Andalas.

	Text (Cover dan Abstrak) Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (165kB)
	Text (Bab I Pendahuluan) BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version Download (437kB)
	Text (Bab VI Penutup) BAB VI Penutup.pdf - Published Version Download (49kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (110kB)
	Text (Tugas Akhir Ilmiah Utuh) Tugas Akhir Ilmiah Utuh.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (14MB)

Abstract

Susu merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia karena susu mengandung nilai gizi berkualitas tinggi. Jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah sedangkan produksi susu sangat melimpah. Hal tersebut dapat merugikan peternak susu karena susu merupakan salah satu produk yang tidak tahan lama (perishable). Susu harus segera diolah agar dapat menambah umur simpannya. Proses pengolahan susu dapat dilakukan melalui proses pemanasan ataupun proses fermentasi. Salah satu industri pengolah susu yaitu IKM Rumah Susu Padang Panjang. Berdasarkan wawancara dengan pemilik Rumah Susu Padang Panjang, perusahaan memproduksi produk turunan susu seperti susu pasteurisasi, yoghurt, kefir, stik es susu, dan stik es yoghurt. Perusahaan menetapkan batas umur produk normal yang dijual yaitu dua hari pertama setelah produksi. Faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam menetapkan batas umur tersebut yaitu untuk mengurangi persediaan produk yang menumpuk karena produk yang dihasilkan rentan mengalami kerusakan. Selain itu, kondisi freezer dan showcase yang sering dibuka-tutup menyebabkan suhu tidak stabil dan dapat mempengaruhi umur dari produk. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan prosedur tersebut yaitu banyaknya produk yang berumur lebih dari dua hari sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal karena produk yang berumur lebih dari dua hari akan dijual murah dengan sistem promo atau diolah kembali menjadi stik es. Adapun penyebab dari masalah tersebut yaitu perusahaan hanya menggunakan estimasi dari pemilik dalam menentukan produksi yang didasarkan dari penjualan periode sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang kebijakan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan menggunakan metode Single Order Quantity (SOQ). Penggunaan metode tersebut didasarkan dari karakteristik produk yang memiliki umur terbatas (perishable) Kemudian pengolahan data yang telah dilakukan secara manual akan diimplementasikan ke dalam bentuk sebuah program aplikasi yang dapat memudahkan pemilik dalam menentukan kuantitas produksi optimal ke depannya. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, jumlah produk yang berumur lebih dari 2 hari mengalami penurunan sehingga pendapatan perusahaan meningkat dibandingkan dengan sistem sebelumnya. Kenaikan pendapatan untuk masing-masing produk susu pasteurisasi, yoghurt, dan kefir secara berturut-turut yaitu Rp1.161.083,00, Rp378.625,00, dan Rp33.500,00. Perencanaan produksi dan pengendalian persediaan usulan tersebut kemudian digunakan untuk merencanakan periode satu minggu kedepan. Kemudian dilakukan juga perencanaan kebutuhan bahan baku berdasarkan kuantitas produksi yang akan diproduksi selama horizon waktu perencanaan. Langkah-langkah perhitungan secara manual tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam sebuah aplikasi yang memuat proses pemasukan data, pengolahan data, dan penyimpanan data.

Actions (login required)

View Item