KAJIAN PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN DAN ANALISA RISIKO PERDARAHAN PADA PASIEN FIBRILASI ATRIAL DI RSUP DR.M. DJAMIL PADANG

EFYANA, PUTRI NOVIANTI (2015) KAJIAN PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN DAN ANALISA RISIKO PERDARAHAN PADA PASIEN FIBRILASI ATRIAL DI RSUP DR.M. DJAMIL PADANG. Masters thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (TESIS)
201503030046rd_efyana putri novianti s.farm. apt. -1221012006.compressed.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (925kB)

Abstract

Fibrilasi atrial (FA) merupakan bagian dari aritmia (gangguan irama jantung) yang paling umum berupa takikardia supraventrikular ditandai dengan aktivitas atria (bilik atas jantung) yang berkontraksi dengan cepat dan tidak teratur sehingga, darah berkumpul di atria dan tidak dipompakan sepenuhnya ke dalam ventrikel (bilik bawah jantung). Fibrilasi atrial berkorelasi dengan risiko stroke dengan penigkatan lima kali terutama pada usia lanjut. Denyut jantung cepat dan tidak teratur akan meningkatkan risiko terbentuknya trombus, dapat menimbulkan komplikasi seperti tromboemboli, stroke, gagal jantung, dan infark miokard. Salah satu tujuan penatalaksanaan FA adalah mengurangi risiko stroke dan memilih terapi antitrombotik yang tepat. Setiap antitrombotik harus dipertimbangkan keuntungannya dalam menurunkan risiko stroke dan dikaitkan dengan risiko terjadinya perdarahan serius. Agen antitrombotik digunakan secara rutin untuk pencegahan tromboemboli pada pasien dengan FA berupa antikoagulan dan antiplatelet. Antikoagulan yang digunakan dapat berupa antagonis vitamin K(warfarin) atau novel oral anticoagulant (dabigatran,rivaroxaban, apixaban) dan antiplatelet (aspirin). Terapi antitrombotik pada pasien dengan risiko FA masih kontroversial. Penggunaan antitrombotik pada pasien ini harus mempertimbangkan faktor risiko tromboemboli dan terjadinya perdarahan. Analisa risiko perdarahan merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui risiko perdarahan yang mungkin dialami pasien selama menerima terapi antitrombotik sebagai monitoring efek toksik penggunaan antitrombotik. Sistem skor yang digunakan untuk menganalisa risiko perdarahan adalah HAS–BLED, HEMORR2HAGES, dan ATRIA. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan antikoagulan dan mengetahui seberapa besar risiko perdarahan akibat penggunaan antikoagulan pada pasien fibrilasi atrial di RSUP DR. M. Djamil Padang. Penelitian dilaksanakan kurang lebih selama 6 bulan (Juni smpai dengan November 2014) di IRNA Jantung RSUP DR. M. Djamil Padang. Penelitian dilakukan menggunakan data observasi prospektif pasien fibrilasi atrial (FA) yang menerima terapi antikoagulan di IRNA Jantung RSUP DR. M. Djamil Padang. Jenis data yang dimbil meliputi persentase penggunaan antikoagulan, masalah aspek farmakokinetik yang ditemukan terkait penggunaan antikoagulan pada pasien FA yaitu aspek kesesuaian dosis, efek terapi, efek samping yang merugikan, dan interaksi yang terjadi akibat pemberian antikoagulan yan bermakna secara klinik. Data diperoleh dari rekam medik pasien FA yang mendapatkan terapi antikoagulan dan observasi kepada pasien atau keluarga pasien yang dirawat inap. Data dianalisa secara deskriptif serta dilakukan perhitungan jumlah persentase dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan diagram. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antikoagulan pada pasien fibrilasi atrial di RSUP DR M. Djamil Padang berdasarkan analisa risiko stroke menggunakan skor CHA2DS2-VASc, dimana 96,55% pasien mendapatkan terapi antikoagulan sesuai. Jenis antikoagulan yang diterima pasien adalah warfarin sebanyak 62,07% dan dabigatran sebanyak 37,93%. Persentase efek samping aktual yang terjadi pada pasien yang menerima terapi antikoagulan: warfarin 44,44% dan dabigatran 45,45%. Persentase interaksi antikoagulan dengan obat lainya yang digunakan bersama dalam terapi pada pasien FA: warfarin 100% dan dabigatran 36,36%. Analisa risiko perdarahan dinilai sebelum dan sesudah menerima terapi antikoagulan. Skor HEMORR2HAGES: pada terapi warfarin 22,22% mengalami peningkatan risiko perdarahan dan 11,11% mengalami penurunan risiko perdarahan; pada terapi dabigatran 18,18% mengalami peningkatan risiko perdarahan dan 18,18% mengalami penurunan risiko perdarahan. Skor HAS-BLED: pada terapi warfarin 5,56% mengalami peningkatan risiko perdarahan dan 5,56% mengalami penurunan risiko perdarahan; pada terapi dabigatran 9,09% mengalami peningkatan risiko perdarahan dan 9,09% mengalami penurunan risiko perdarahan. Skor ATRIA: pada terapi warfarin terdapat 16,67% mengalami peningkatan risiko perdarahan; pada terapi dabigatran tidak ada yang mengalami peningkatan maupun penurunan risiko perdarahan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: Yth Vebi Dwi Putra
Date Deposited: 09 May 2016 04:48
Last Modified: 09 May 2016 04:48
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/8059

Actions (login required)

View Item View Item