Lidya, Aprilia Sugma (2021) Gambaran Faktor Risiko Kejadian Alopesia Androgenetik pada Masyarakat Perempuan di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (138kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (59kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 6 Penutup)
BAB 6 Penutup.pdf - Published Version Download (46kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (138kB) | Preview |
|
Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Alopesia Androgenetik (AAG) merupakan kebotakan rambut terpola yang sering terjadi akibat miniaturisasi folikel rambut secara kronis dan progresif. Rambut menggambarkan feminitas dan kepercayaan diri perempuan sehingga AAG memengaruhi kualitas hidup dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko kejadian AAG pada masyarakat perempuan di Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria penelitian adalah 40 masyarakat perempuan dengan. Data yang digunakan merupakan data primer hasil wawancara . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian AAG pada masyarakat perempuan di Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang terbanyak pada usia >65 tahun (32,5%), sudah menikah dan memiliki anak (87,5%), mengalami overweight (32,5%), memiliki riwayat AAG pada ayah (57,5%) dan pada ibu (75%). Berdasarkan riwayat penyakit, responden umumnya tidak menderita hipertensi (65%), tidak menderita diabetes melitus tipe 2 (DMT2) (92,5%), dan tidak menderita Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) (100%). Responden terbanyak mengalami menarke pada usia <16 tahun (95%), memiliki siklus menstruasi teratur (95%) dan belum menopause (67,5%). Tipe kebotakan terbanyak adalah klasifikasi Ludwig tipe I (67,5%). Kesimpulan pada penelitian ini adalah kejadian AAG pada perempuan umumnya terjadi pada usia >65 tahun, sudah menikah dan memiliki anak, mengalami overweight, memiliki riwayat AAG pada ayah dan ibu, menarke pada usia <16 tahun, memiliki siklus menstruasi teratur, serta belum mengalami menopause. Namun, faktor risiko AAG seperti hipertensi, DMT2, maupun PCOS hanya ditemukan sedikit. Gambaran tipe kebotakan terbanyak yaitu klasifikasi Ludwig tipe I.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. dr. Satya Wydya Yenny, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV |
Uncontrolled Keywords: | Faktor risiko, Alopesia androgenetik, Perempuan |
Subjects: | R Medicine > RL Dermatology |
Depositing User: | S1 Pendidikan Kedokteran |
Date Deposited: | 24 Aug 2021 03:37 |
Last Modified: | 24 Aug 2021 03:37 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/80397 |
Actions (login required)
View Item |