PENYELESAIAN KONFLIK GAPURA HOK TEK TONG PERSPEKTIF TEORI SPIRAL KEKERASAN DOM H CAMARA (Kelurahan Kampung Pondok)

MICHAEL, J SINABUTAR (2014) PENYELESAIAN KONFLIK GAPURA HOK TEK TONG PERSPEKTIF TEORI SPIRAL KEKERASAN DOM H CAMARA (Kelurahan Kampung Pondok). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Fulltext)
201405050002th_skripsi michael j sinabutar 07191033.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (784kB)

Abstract

Salah satu masalah Indonesia yang belum terpecahkan sampai pada saat ini adalah kekerasan yang dilakukan negara terhadap rakyatnya. Konflik antara HTT dan PEMKO menyita energi dan pikiran yang begitu besar dalam proses penyelesaiannya. Kekerasan demi kekerasan lahir dari konflik terkait pembangunan gapura Hok Tek Tong (HTT). Masing-masing pihak berusaha untuk memperjuangkan kepentingannya dengan beragam cara. Penyelesaian konflik gapura berujung dengan penyelesaian secara litigasi yang pada akhirnya menciptakan situasi mengalah dari pihak HTT. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara prosesual muncul dan mengekskalasinya konflik serta menjelaskan resolusi konflik yang dilakukan Pemerintah Kota Padang terhadap konflik gapura Hok Tek Tong. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Informan diambil berdasarkan teknik purposif sampling. Data yang diperoleh dilapangan disusun secara sistematis dan disajikan secara deskriptif, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang fenomena yang terjadi dan akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori spiral kekerasan yang dikemukakan oleh Dom Helder Camara. Berawal dari penurunan merk, perintah pembongkaran, dan perizinan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan pada akhirnya bermuara pada penyelesaian secara litigasi. Egoisme dan ketidakadilan yang tercipta dalam masyarakat sebagai pemicu dari kekerasan yang terjadi. Kekerasan yang terjadi dilawan dengan kekerasan yang baru, menimbulkan kekerasan yang sejenis maupun berbeda secara berkelanjutan. Potensi laten kekerasan menjadi hal yang memungkinkan ketika akar dari konflik tidak terselesaikan. Kekerasan yang dilawan dengan tindak kekerasan tidak menyelesaikan kekerasan. Dari hasil penelitian ditarik sebuah kesimpulan bahwa konflik gapura tidak dapat dikatakan selesai mengingat penyelesaian yang dipakai dengan cara kekerasan. Kekerasan tingkat pertama berupa campur tangan Pemko, kekerasan tingkat kedua perlawanan dari HTT, dan kekerasan ketiga berupa pembongkaran gapura yang berujung pada bentrokan. Potensi konflik suatu waktu dapat muncul ke permukaan dengan peluang terciptanya kekerasan yang baru. Kekerasan yang berkelanjutan ini menurut Dom Helder Camara sebagai spiral kekerasan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User: mrs Rahmadeli rahmadeli
Date Deposited: 28 May 2016 05:40
Last Modified: 28 May 2016 05:40
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/7925

Actions (login required)

View Item View Item