ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN MORFOLOGI GUNUNG ANAK KRAKATAU PASCA ERUPSI 22 DESEMBER 2018 DAN KARAKTERISTIK GEOKIMIA TEPHRA

Frisa, Irawan Ginting (2021) ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN MORFOLOGI GUNUNG ANAK KRAKATAU PASCA ERUPSI 22 DESEMBER 2018 DAN KARAKTERISTIK GEOKIMIA TEPHRA. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
Cov and Abs.pdf - Published Version

Download (159kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I (Pendahuluan))
10. BAB I Pendahuluan baru wm.pdf - Published Version

Download (163kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab V (Kesimpulan))
14. BAB V baru wm.pdf - Published Version

Download (116kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
16. DAPUS wm.pdf - Published Version

Download (254kB) | Preview
[img] Text (Skripsi full text)
Tesis_Full_FIG.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)

Abstract

Lereng Barat Daya gunung Anak Krakatau yang runtuh setelah erupsi pada 22 Desember 2018 berdampak terbentuknya lanskap baru pulau vulkanik. Penelitian ini mengkaji perubahan morfologi gunung Anak Krakatau sebelum dan sesudah letusan, karakterisasi geokimia dan penentuan indeks pelapukan material vulkanis. Sebanyak 60 sampel lapili dan 23 abu vulkanis diambil dari gunung Anak Krakatau dan pulau Panjang pada 23 Februari 2019 dan 14 Maret 2019. Aktifitas intensif gunung Anak Krakatau dipantau oleh data citra satelit multi-sensor, sensor optik, thermal, dan synthetic aperture radar (SAR). Material vulkanis gunung Anak Krakatau tergolong baru, sehingga penentuan indeks pelapukan memberikan informasi nilai awal indeks pelapukan material vulkanis. Eksperimen pelarutan kation basa material vulkanis dengan menggunakan aquades, air hujan, dan air laut selama 90 hari pada suhu 10 dan 27oC. Hasil penelitian menunjukkan pasca erupsi Desember 2018, ketinggian Anak Krakatau berkurang dari 338 menjadi 136 m d.p.l dan sekitar 7,6 x 107 m3 material masuk ke laut. Luas pulau Anak Krakatau berubah dari 288 ha menjadi 309 ha setelah erupsi. Setelah erupsi gunung Anak Krakatau tertutup oleh material vulkanis lepas. Dapat diidentifikasi 214 aliran drainase kecil (panjang 380 sampai 851 m dan lebar 30 sampai 100 cm) dan 35 aliran drainase besar (panjang 150 sampai 841 m dan lebar 0,5 sampai 13 m) membentang dari puncak tertinggi ke garis pantai. Dari ketinggian 870 km, satelit merekam setelah aktivitas vulkanis Anak Krakatau dan setelah dianalisis didapatkan pada saat erupsi suhunya 195oC. Material vulkanis bersifat basaltik, basalt-andesitik, dan andesitik yang memiliki kadar total elemental oksida yaitu CaO > MgO > SO4 > P2O5 > K2O. Nilai pH bervariasi dari 4,52 sampai 7,32. Nilai kation basa material vulkanis berturut-turut Mg > Ca > Na > K, tetapi nilai KTK masih sangat rendah. Sedangkan unsur terlarut dari material piroklastik berturut-turut Mg > Ca > K > P. Indeks pelapukan material vulkanis tergolong sangat baru (Ruxton = 3,68), (PWI = 68,61), (DI = 2,18). Cadangan hara makro dari material vulkanis Anak Krakatau dapat bertahan 4.778 hingga 1.033.199 tahun. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dipedomani untuk memantau aktifitas gunung berapi sebelum, saat dan sesudah erupsi serta dampak positif material vulkanis erupsi gunung berapi untuk lingkungan. Kata kunci : penginderaan jauh, material vulkanis, XRF, cadangan hara, indeks pelapukan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: s1 ilmu tanah
Date Deposited: 23 Jul 2021 07:05
Last Modified: 23 Jul 2021 07:05
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/78124

Actions (login required)

View Item View Item