HUBUNGAN 25-(OH)D DENGAN STATUS KONTROL METABOLIK PADA ANAK DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE I DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

DINI, ANGGINI (2021) HUBUNGAN 25-(OH)D DENGAN STATUS KONTROL METABOLIK PADA ANAK DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE I DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (abstrak)
Cover dan abstrak.pdf - Published Version

Download (263kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (237kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab vii)
BAB 7.pdf - Published Version

Download (105kB) | Preview
[img]
Preview
Text (dapus)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (217kB) | Preview
[img] Text (tesis fulltext)
PDF_tesis_Dini_Anggini_siap_Jilid_selesai_turnitin[2].pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Latar Belakang. Diabetes Mellitus tipe 1 (DMT1) merupakan penyakit yang disebabkan oleh proses autoimun terhadap sel β pankreas. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan namun dengan kontrol metabolik yang baik diharapkan kualitas hidup yang optimal dapat dicapai. Saat ini HbA1C masih dianggap sebagai parameter kontrol metabolik yang dapat diandalkan. Banyak studi menyatakan vitamin D memiliki peranan dalam mengontrol homeostasis glikemik pada anak DMT1. Calcidiol atau 25-(OH)D merupakan parameter terbaik untuk mengetahui kadar vitamin D dalam darah. Tujuan Penelitian. Mengetahui hubungan 25-(OH)D dengan status kontrol metabolik pada anak DMT1 di RSUP DR.M.Djamil Padang. Metode. Studi cross-sectional dilakukan pada 43 pasien anak dengan DMT1 sesuai kriteria inklusi, melalui metode consecutive sampling, di bangsal dan poli anak RSUP DR.M. Djamil Padang dari Juli 2019 - Januari 2021. Kadar 25-(OH)D darah diukur dengan metode direct Competitive Chemilumisnescence Immunoassay (CLIA) dan kadar ≤30 ng/mL dianggap tidak normal, ≤20ng/ml defisiensi, 21-30ng/ml insufisiensi. Kadar Glycated haemoglobin (HbA1C) dihitung dengan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan diklasifikasikan menjadi kontrol baik (<7 %), cukup (7-8 %) dan buruk (>8 %). Analisis data numerik dilakukan menggunakan uji Anova dan data kategorik menggunakan uji Chi-square. Sebelumnya dilakukan uji normalitas data Shapiro Wilk. Nilai p <0,05 dianggap signfikan. Hasil. Mayoritas responden adalah perempuan (53,5%) dengan hampir seluruhnya berstatus gizi baik (90,7 %). Rerata usia saat diagnosis adalah 11,25±2,85 tahun dan telah diketahui menderita DMT1 selama 2,95±1,74 tahun. Seluruh responden memiliki kadar 25-(OH)D tidak normal (100 %) dimana 28% mengalami insufisiensi dan 72% mengalami defisiensi, 65,1% responden memiliki kontrol metabolik buruk dan 96,4% responden dengan kontrol metabolik buruk mengalami defisiensi 25-(OH)D. Studi menemukan bahwa pada responden dengan kadar metabolik yang buruk hampir seluruhnya mengalami defisiensi 25-(OH)D (p<0,001). Kesimpulan. Pasien DMT1 yang memiliki kontrol metabolik buruk memiliki kadar 25-(OH)D yang sangat rendah. Kata Kunci : DM Tipe 1, 25- hydroxyvitamin D, HbA1C, kontrol metabolic

Item Type: Thesis (Masters)
Primary Supervisor: dr. Eka Agustia Rini, SpA (K)
Uncontrolled Keywords: DM Tipe 1, 25- hydroxyvitamin D, HbA1C, kontrol metabolic
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Depositing User: s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis
Date Deposited: 22 Jul 2021 08:00
Last Modified: 22 Jul 2021 08:00
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/77954

Actions (login required)

View Item View Item