PERBANDINGAN PERFORMANS SAPI SIMMENTAL CROSS YANG DIPELIHARA DI DATARAN RENDAH DENGAN DATARAN TINGGI (STUDI KASUS DI NAGARI TANAH LIEK KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG DENGAN NAGARI CUPAK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT)

ANDIKA, NATANEGARA (2015) PERBANDINGAN PERFORMANS SAPI SIMMENTAL CROSS YANG DIPELIHARA DI DATARAN RENDAH DENGAN DATARAN TINGGI (STUDI KASUS DI NAGARI TANAH LIEK KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG DENGAN NAGARI CUPAK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT). Masters thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
201508241439th_tesis.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (951kB)

Abstract

Latar Belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, subsektor peternakan meletakkan salah satu prioritas utamanya pada pengembangan usaha ternak sapi potong. Perkembangan sapi potong di Indonesia dewasa ini cenderung bergerak lambat. Masih banyaknya quota impor untuk memenuhi kebutuhan produksi sapi dalam negeri menjadi bukti bahwa belum terpenuhinya permintaan masyarakat akan daging sapi. Salah satu upaya dalam meningkatkan produksi sapi potong adalah dengan meningkatkan performans sapi potong itu sendiri. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, daerah dibagi kepada daerah dataran tinggi dan dataran rendah. Pada daerah dataran rendah, suhu berkisar antara 23 sampai dengan 32oC. Sebagaimana pernyataan Anonymous (2009) dataran rendah adalah wilayah dataran yang memiliki ketinggian 0-200 Mdpl, dimanfaatkan untuk pemukiman, industri dan pertanian, tanaman yang cocok di dataran rendah adalah padi, palawija dan tebu, sedangkan dataran tinggi adalah wilayah dataran yang terletak pada ketinggian diatas 200 Mdpl. Dataran tinggi memiliki ketinggian >500 meter dari permukaan laut dengan suhu antara 17 sampai dengan 26oC. Mc Dowell et. al. 1972. mengemukakan bahwa untuk kehidupan ternak sapi membutuhkan suhu 13-18oC dan bila suhu naik 1-10oC maka akan menyebabkan depresi pada ternak. Dataran rendah pada umumnya merupakan daerah yang memiliki temperatur udara panas, 2 kelembaban udara yang rendah dan kondisi sumber pakan ternak yang terbatas, sedangkan dataran tinggi sangat erat kaitannya dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. Sebagaimana pernyataan Jaenudeen dan Hafez (2000), lama kebuntingan dipengaruhi oleh bangsa sapi, jenis kelamin dan jumlah anak yang dikandung, umur induk, musim dan letak geografis. Perbedaan ketinggian suatu tempat juga mengakibatkan munculnya suatu perbedaan performans penotip yang baik tidak sepenuhnya menggambarkan potensi genetik (genotipe) yang dimiliki ternak. Hal ini terjadi sebagai bentuk respon ternak terhadap pengaruh lingkungan hidupnya. Semua faktor non genetik yang dapat mempengaruhi performans ternak adalah merupakan faktor lingkungan (Hardjosubroto, 1994). Hendaknya pemeliharaan yang dilakukan pada daerah yang berbeda ketinggian, juga disesuaikan dengan jenis sapi yang cocok yang digunakan pada daerah tersebut, karena ketinggian daerah juga mempengaruhi suhu yang ada pada daerah tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya, sebagian besar peternak menggunakan sapi Simmental Cross sebagai ternak sapi yang dipelihara. Menurut peternak, sapi Simmental Cross memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: (1) sapi Simmental Cross merupakan jenis sapi yang mudah didapatkan, (2) sapi jenis ini lebih jinak dan mudah untuk dipelihara, (3) tidak membutuhkan perlakuan khusus, (4) pertambahan bobot hidup yang lebih cepat dan besar dibanding sapi lainnya, (5) yang paling utama adalah karena harga jualnya yang lebih tinggi (Edwin, 2013). Sumatera Barat secara topografis mempunyai sumberdaya alam yang kompleks karena tiap Kabupaten memiliki bentuk bentang lahan yang berbeda 3 sehingga berpengaruh pada perbedaan tingkat kesuburan tanah. Disamping itu juga menyebabkan perbedaan dalam sistem pengusahaan ternak dan bangsa ternak yang dipelihara. Provinsi Sumatera Barat terdapat zona ekologi yaitu dataran rendah dan dataran tinggi. Salah satu daerah yang dikategorikan berada pada daerah dataran rendah yakni daerah yang berada pada Kecamatan Nanggalo, Kota Padang. Wilayah ini ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu antara 0 sampai 100 mdpl. Ketinggian wilayah Kecamatan Nanggalo Kota Padang berada antara 0–100 mdpl membujur dari barat ke timur. Dibagian paling barat adalah wilayah pesisir dengan ketinggian 0 mdpl dan di bagian timur adalah wilayah pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian >100 meter dpl. Wilayah ketinggian antara 0–25 meter dpl luasnya ± 22% dari total wilayah daratan sedangkan wilayah ketinggian >100 meter dpl luasnya ± 17%. Suhu udara di Kota Padang cukup tinggi, yaitu antara 23–32°C pada siang hari dan 22–28°C pada malam hari, dengan kelembabannya berkisar antara 78– 81%. Untuk suhu di perairan relatif stabil sepanjang tahun berkisar antara 28– 29°C, sedangkan pada kedalaman laut 7–10 meter suhu berkisar 25°C. Begitu juga suhu perairan pulau-pulau kecil rata-rata mencapai 28–30°C. Daerah yang dikategorikan daerah dataran tinggi yaitu daerah yang berada di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Daerah ini memiliki ketinggian 390 mdpl serta curah hujan rata-rata 184,31 mm kubik per tahun. Suhu udara berkisar dari 26,1°C sampai 28,9°C. Dilihat dari jenis tanah, 21,76% tanah di Kota Solok merupakan tanah sawah dan sisanya 78,24% berupa tanah kering. 4 Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi performans ternak sapi, diantaranya kondisi fisiologis ternak sapi, performans reproduksi dan performans produksi ternak sapi terutama sapi Simmental Cross. Faktor yang sangat mempengaruhi performans sapi Simmental Cross yaitu suhu dan kondisi lingkungan pemeliharaan sapi tersebut. Dari uraian diatas penulis mengajukan judul penelitian “Perbandingan Performans Sapi Simmental Cross yang Dipelihara di Dataran Rendah dengan Dataran Tinggi (Studi Kasus di Nagari Tanah Liek Kecamatan Nanggalo Kota Padang dengan Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat)”.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Pascasarjana Tesis
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 05 Feb 2016 07:20
Last Modified: 05 Feb 2016 07:20
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/729

Actions (login required)

View Item View Item