PENGUJIAN PROFIL FARMAKOKINETIKA RUBRASANTON YANG DIISOLASI DARI KULIT BATANG ASAM KANDIS (Garcinia cowa Roxb) SETELAH PEMBERIAN SECARA ORAL PADA MENCIT

MERI, SUSANTI (2019) PENGUJIAN PROFIL FARMAKOKINETIKA RUBRASANTON YANG DIISOLASI DARI KULIT BATANG ASAM KANDIS (Garcinia cowa Roxb) SETELAH PEMBERIAN SECARA ORAL PADA MENCIT. Doctoral thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img]
Preview
Text (COVER DAN ABSTRAK)
COVER + ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (169kB) | Preview
[img]
Preview
Text (PENDAHULUAN)
14.pdf - Published Version

Download (135kB) | Preview
[img]
Preview
Text (KESIMPULAN DAN SARAN)
18.pdf - Published Version

Download (60kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
19.pdf - Published Version

Download (256kB) | Preview
[img] Text (DISERTASI FULL TEXT)
disertasi full.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Meri Susanti 1530412004 Di bawah bimbingan Dr. Afrizal, MS; Prof. Dr. Yahdiana Harahap,Apt dan Prof. Dr. Dachriyanus, Apt Penelitian ini dititik beratkan pada pengujian profil farmakokinetika rubrasanton setelah pemberian secara oral pada mencit. Rubrasanton merupakan senyawa santon utama pada kulit batang asam kandis. Senyawa ini telah dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi menarik baik in-vitro maupun in-vivo. Untuk kepentingan penelitian ini, dilakukan reisolasi senyawa rubrasanton dari kulit batang asam kandis menggunakan metode kromatografi kolom dan kromatografi radial dengan silika gel sebagai fase diam dan pelarut organik dengan kepolaran dinaikkan (step gradient polarity) sebagai fase gerak. Pemastian senyawa hasil isolasi dilakukan secara Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan membandingkan pola kromatogram senyawa hasil isolasi dengan kromatogram senyawa rubrasanton pembanding. Untuk mendapatkan rubrasanton yang maksimal, pada penelitian ini juga dilakukan penentuan pelarut pengekstrak terbaik yang mampu menarik rubrasanton secara maksimum yaitu antara pelarut etil asetat dan diklorometana. Dari hasil pengujian kadar rubrasanton dalam ekstrak diklorometana dan etil asetat secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan kolom fase terbalik C-18 (250 x 4,6 mm) dan fase gerak metanol – 0,4 % asam formiat (88:12) dengan flowrate 1mL/menit didapat kadar rubrasanton dalam ekstrak DCM 40,099% dan ekstrak etil asetat 33,974 %. Dari pengujian ini terlihat bahwa DCM adalah pelarut pengekstrak terbaik untuk senyawa rubrasanton. Menyadari sangat kecilnya kadar zat aktif yang dapat ditemukan dalam plasma, maka untuk penentuan profil farmkokinetika rubrasanton setelah pemberian pada mencit secara oral diperlukan metode analisis yang spesifik dan valid. Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi telah dikembangkan dan divalidasi untuk penentuan rubrasanton dalam plasma. Sampel dipreparasi menggunakan metode pengendapan protein dengan penambahan asetonitril (3:1) terhadap sampel plasma dan α-mangostin sebagai internal standar (IS). Pemisahan dilakukan menggunakan kolom C18 (50 mm x 2,10mm x 1,7 µm) dengan fase gerak asetonitril - 0,4%asam formiat (75:25, v/v). Waktu retensi rubrasanton pada kecepatan aliran 0,3 mL/menit yang dideteksi dengan UV pada panjang gelombang 243 nm adalah 3,293 menit. Pengujian linieritas rubrasanton dalam plasma diperoleh hubungan lurus antara konsentrasi dan luas puncak pada rentang konsentrasi 400,3 – 500,4 ng/mL (r≥0,99). Metode ini terbukti valid untuk spesifisitas, selektifitas, recovery, akurasi dan presisi. Batas kuantitasi terendah (LLOQ) metode ini adalah 400,32 ng/mL. Pemanfaatan metode KCKT yang telah divalidasi ini dalam penentuan profil farmakokinetika rubrasanton setelah pemberian secara oral dengan dosis 750 mg/kgBB pada mencit memperlihatkan rubrasanton telah terlihat di plasma dari awal titik pengambilan darah (15 menit), ini memperlihatkan bahwa rubrasanton diserap secara cepat di saluran pencernaan. Penentuan parameter farmakokinetika dengan metode non-kompartemen menghasilkan nilai tetapan laju absorpsi (ka) = 0,505 jam-1, kadar plasma maximum dicapai antara 3-4 jam setelah pemberian secara oral (tmax). Waktu paruh eliminasi (t1/2) = 6,93 jam dan tetapan laju eliminasi (k) = 0,10 jam-1. Kadar rubrasanton dalam plasma (ketersediaan hayati) setelah pemberian secara oral adalah 23,90047 µg.jam.mL-1. Penelitian ini memperlihatkan bioavabilitas yang rendah dari rubrasanton pada pemberian oral, rubrasanton diduga diditribusikan secara cepat ke jaringan setelah penyerapan sehingga eliminasinya dari tubuh terlihat lama. Diperlukan penelitian lanjutan untuk menjawab penyebab rendahnya ketersediaan hayati rubrasanton pada pemberian secara oral. Keyword: KCKT, validasi, bioavailability

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: DR. AFRIZAL
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Pascasarjana (Disertasi)
Depositing User: S3 Ilmu Kimia
Date Deposited: 22 Feb 2021 06:26
Last Modified: 22 Feb 2021 06:26
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/72579

Actions (login required)

View Item View Item