HARTEN, TRIFA (2015) ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN PEMASARAN (EXPERIENTIAL MARKETING) TERHADAP NILAI PELANGGAN (CUSTOMER VALUE) PADA COFFEE SHOP “KUBIK KOFFIE” DI KOTA PADANG. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan Unand.
Text
201508310925st_skripsi harten trifa 1210526032 analisis pengaruh pengalaman pemasaran experiential marketing terhadap nilai pelanggan customer value pada coffee shop kubik koffie di kota padang.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Latar Belakang Selama beberapa dekade, konsep pemasaran tradisional yang difokuskan feature (karakteristik) dan benefit (keuntungan), masih terus dikembangkan oleh kebanyakan praktisi bisnis untuk meraih pangsa pasar yang luas. Strategi pemasaran ini lebih ditekankan pada produk, bukan konsumen, oleh karenanya pemasar menganggap konsumen berfikir melalui suatu proses pengambilan keputusan, yang mana masing-masing karakteristik dari suatu produk, baik barang atau jasa, akan memberikan keuntungan yang jelas, dan karakteristik ini dievaluasi oleh konsumen potensial, baik konsumen yang telah mengenal produk tersebuat maupun yang belum (Bo, et.al, 2011). Pengambilan keputusan konsumen dilakukan dalam beberapa langkah: mengenali, mencari informasi, mengevaluasi alternatif, melakukan pembelian dan hasil perilaku pasca pembelian (Kotler dan Keller 2007). Namun demikian, Schmitt (1999) mengganggap konsep ini sangat membatasi cara pandang pemasar terhadap pengambilan keputusan yang diambil oleh konsumen, yang melibatkan elemen rasionalitas dan logika, serta aspek emosional dan irasional dalam pembelian. Schmitt (1999) kemudian mengembangkan suatu konsep baru dalam praktik marketing, yang dikenal dengan “Experiential Marketing”, yang lebih berorientasi pada pendekatan psikologis konsumen. Pengalaman (experience) dapat difenisikan sebagai suatu kejadian yang melibatkan seseorang dengan 2 ingatannya. Berbeda dengan pemasaran tradisional, Experiential Marketing difokuskan pada pengalaman konsumen, evaluasi pada situasi konsumsi, mempertimbangkan bahwa konsumen memiliki rasionalitas dan emosionalitas (Schmitt, 1999). Oleh karenanya, experiential marketing, secara khusus, membuat proses pembelian konsumen menjadi lebih mudah karena berhubungan dengan nilai produk (values) yang dipersepsikan pelanggan, kesenangan yang dirasakan pelanggan (enjoyment), karakteristik personal dan kelompok sosial, sebagai perluasan dari segmentasi tradisional yang terlalu berinvasi dan canggih (Prahalad dan Ramaswamy, 2000). Experiential markering di harapkan dapat memberikan nilai terhadap pelanggannya (Customer Value). Customer value yaitu merupakan segala sesuatu yang diinginkan konsumen dalam produk atau jasa dengan memaksimalkan kualitas yang diterima konsumen dari biaya yang dikeluarkan. customer value juga merupakan sesuatu yang sangat berperan dalam pembentukan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, konsep penciptaan dan penambahan nilai memerlukan perhatian penuh dari sebuah usaha ketika mereka ingin menarik dan mempertahankan pelanggan. Salah satu target dari pelaku bisnis terhadap para konsumennya adalah membuat konsumen yang mengkonsumsi barang atau jasa tersebut puas atas barang atau jasa yang dikonsumsinya karena setiap konsumen atau pelanggan sudah melakukan pengorbanan baik material, waktu dan tenaga untuk mengharapkan yang terbaik dari yang mereka konsumsi. Oleh karena itu, para penyedia jasa atau pelaku bisnis juga harus memberikan nilai (value) yang diinginkan oleh konsumennya untuk memperoleh keunggulan bersaing. 3 Keunggulan bersaing dari sebuah perusahaan dapat diraih dengan memberikan penawaran yang memuaskan kepada konsumennya dibandingkan pesaingnya. Keunggulan bersaing berkembang dari value yang perusahaan mampu ciptakan untuk pembeli atau pelangganya. Keunggulan bersaing dapat dicapai bila perusahaan mampu memberikan value yang lebih tinggi dari kompetitor untuk biaya yang sama atau nilai yang sama untuk biaya yang rendah. Dengan demikian maka konsumen akan cenderung untuk memilih perusahaan yang memberikan nilai yang tinggi kepada pelanggannya. Dalam dunia bisnis makanan dan minuman, seperti cafe atau yang lagi trend dikalangan anak muda sekarang adalah coffee shop, kepuasan pelanggan dapat diciptakan melalui pengalaman konsumen dari kegembiraan, rasa ingin tahu, suka-cita, dan kejutan yang ia dapatkan dalam proses konsumsi (Hanefors and Mossberg, 2009). Dalam hal ini, perbedaan emosi positif yang dimiliki konsumen dapat menciptakan representasi yang lebih baik dari terbentuknya suatu kepuasan (Lin, et.al, 2009). Oleh karenanya, saat ini kosumen membutuhkan lebih dari sekedar produk atau jasa. Dalam hal ini, konsumen menginginkan pengalaman secara keseluruhan untuk memenuhi harapan mereka yang tinggi (Lin, et.al, 2009). Oleh karena itu, sangat penting bagi pelaku bisnis cafe untuk memahami pentingnya praktik Experiential Marketing dan membuat strategi dalam menciptakan pengalaman positif konsumen untuk meningkatkan kepuasan mereka. Salah satu coffee shop di Kota Padang yang menerapkan experiential marketing adalah Kubik Koffie yang berada di kawasan Olo Ladang Kota Padang. Kubik Koffie ini memiliki konsep coffe shop diluar ruangan atau outdoor dan 4 mulai beroperasi sejak 23 Agustus 2014 lalu. Konsep outdoor yang di terapkan oleh pemilik Kubik Koffie beralasan karena agar lebih terkesan santai, karena minum kopi sebenarnya tidak bisa terburu-buru. Selain itu dengan konsep ini owner bisa menyatu dengan konsumen. Interior coffee shop ini memiliki tiga konsep, seperti VIP, komunitas, dan umum. Hal ini bertujuan untuk merangkul semua kalangan di satu lokasi. Jadi, konsumen tidak akan merasa segan untuk datang. Ornamen-ornamen disana juga didesain khusus oleh pemilik untuk menarik perhatian, sehingga tak jarang pengunjung berfoto selfie. Selain itu, bangunan dan ornamen juga terbuat dari barang-barang sisa, seperti kayu, besi dan container yang dijadikan sebagai dapur. Coffee shop ini memiliki menu yang bervariasi, selain kopi juga ada teh, minuman coklat, mojito atau minuman soda, dan kue-kue. Harganya juga cukup terjangkau untuk semua kalangan, kisaran Rp.14 ribu sampai Rp.50 ribu. Manajemen Kubik Koffie juga memberikan apresiasi untuk anak-anak muda yang mau berkarya dan menampilkan bakat di tempatnya. Tidak hanya sebagai tempat kumpul-kumpul, Kubik Koffie juga memiliki satu ruangan yang dijadikan perpustakaan mini dan pengunjung bisa menikmati makanan dan minuman sambil membaca. Hal tersebut dilakukan sememata-mata ingin memanjakan konsumen dan memberikan nilai (value) kepada pelanggannya. Rendy Anugrah sebagai salah satu pelanggan Kubik Koffie mengungkapkan bahwa, ia sangat menyukai suasana secara keseluruhan dari Kubik Koffie, sehingga semua pengorbanan baik materi atau waktu yang telah ia keluarkan untuk berbelanja di Kubik Koffie ini sebanding dengan apa yang ia peroleh. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Ramadhani yang sangat suka 5 dengan dekorasi Kubik Koffie sehingga setiap mengunjungi Kubik Koffie ia mendapatkan nilai atau manfaat lebih yang tidak ia dapatkan pada coffee shop lain. Begitu juga dengan Siska Angelva yang suka bersantai di Kubik Koffie saat akhir pekan tiba. Siska yang suka berfoto selfie sangat senang dengan lukisan-lukisan dan ornamen yang ada di Kubik Koffie, sehingga setiap mengunjungi Kubik Koffie, ia merasakan pengalaman yang berbeda dan memperoleh nilai dan manfaat yang sebanding dengan apa yang ia keluarkan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN PEMASARAN (EXPERIENTIAL MARKETING) TERHADAP NILAI PELANGGAN (CUSTOMER VALUE) PADA COFFEE SHOP “KUBIK KOFFIE” DI KOTA PADANG”.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HB Economic Theory |
Divisions: | Fakultas Ekonomi > Manajemen |
Depositing User: | Ms Lyse Nofriadi |
Date Deposited: | 05 Feb 2016 06:59 |
Last Modified: | 05 Feb 2016 06:59 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/699 |
Actions (login required)
View Item |